Pengamat Nilai Latar Keilmuan Hukum, Jadi Pertimbangan Kuat Yusril Damping Prabowo

Selain keahlian di bidang hukum, Yusril diketahui seorang politisi ulung. Sepak terjangnya sejak zaman reformasi hingga tiga kali menduduki kursi menteri diyakini memiliki kemampuan mumpuni.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 21 Sep 2023, 14:35 WIB
Partai Bulan Bintang (PBB) tengah gencar menyodorkan nama ketua umumnya Yusril Ihza Mahendra, sebagai kandidat calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subianto. Meski begitu, Yusril mengaku PBB tidak akan memaksakan hal tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Persaingan Bursa bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto kiat ketat. Ada tiga nama yang kerap disandingkan, yaitu Airlangga Hartarto dari Golkar, Erick Thohir yang didukung PAN, dan Yusril Ihza Mahendra sang Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB).

Melihat peluang ketiganya, Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, dari nama-nama tersebut semuanya masih punya kesempatan yang sama. Namun demikian, Pangi memberi penekanan terhadap nama Yusril yang disebut bisa membantu nilai tawar Prabowo dari aspek hukum.

"Prabowo-Yusril itu bagus, akan sangat membantu Pak Prabowo dari sisi hukum ketatanegaraan," kata Pangi dalam keterangan diterima, Kamis (21/9/2023). 

Selain keahlian di bidang hukum, lanjut Pangi, Yusril diketahui seorang politisi ulung. Sepak terjangnya sejak zaman reformasi hingga tiga kali menduduki kursi menteri diyakini memiliki kemampuan mumpuni.

"Yusril adalah politisi sekaligus ahli hukum tata negara dan punya pengalaman panjang di pemerintahan yakni Menteri Hukum dan Perundang-undangan pada Kabinet Persatuan Nasional, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada Kabinet Gotong Royong, dan terakhir sebagai Menteri Sekretaris Negara pada Kabinet Indonesia Bersatu.,” jelas Pangi.

Senada dengan Pangi, Pengamat Politik Muhammad Al-Fatih meyakini jika Prabowo-Yusril berpasangan maka akan sangat membantu dalam melanjutkan program yang telah dirintis oleh Presiden Jokowi untuk menjaga kesinambungan dan kelanjutan pembangunan nasional.

"Kepemimpinan nasional dalam masa jabatan 5 tahun ke depan, dengan tantangan krisis dan tatanan global yang terus berubah dengan cepat, maka yang dibutuhkan Prabowo adalah cawapres yang bukan saja mampu mendongkrak elektabilitas, tetapi juga mampu membantu Prabowo dalam mengakselerasi tantangan baik regional maupun global, tentu tidak menabrak kepentingan nasional,” tutur Al dalam keterangan terpisah.

Selain itu, Al juga melihat Yusril adalah sosok alternatif yang dapat menengahi kelompok koalisi parpol dengan latar belakang yang kuat.

"Saya menyarankan agar Prabowo memilih cawapres dari  parpol non parlemen yang bisa menjadi "alternatif" yang bisa diterima, baik oleh Gerindra sendiri maupun Golkar, PAN, Demokrat, Gelora dan PSI. Bacawapres alternatif itu adalah Ketua Umum PBB, Prof. Yusril,” dia menandasi.

 


PBB Sodorkan Nama Yusril Cawapres Prabowo

Ketum Partai Gerindra sekaligus bacapres, Prabowo Subianto (tengah) bersama Ketum Partai Golkar Airlangga Hartanto (kedua kiri), Ketum PAN Zulkifli Hasan (kedua kanan), Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra (kanan) dan Ketum Gelora Anis Matta (kiri) sesaat sebelum melakukan rapat tertutup di kantor DPP Golkar, Jakarta, Kamis (14/9/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Partai Bulan Bintang (PBB) tengah gencar menyodorkan nama ketua umumnya Yusril Ihza Mahendra, sebagai kandidat calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto. Meski begitu, Yusril mengaku PBB tidak akan memaksakan hal tersebut.  

”Oleh para kader PBB, saya disarankan jadi cawapres. Kalau iya Alhamdulillah, kalau tidak, Alhamdulillah juga. PBB tak akan neko-neko, kita akan istiqomah berada di jalan lurus bersama Pak Prabowo,” kata Yusril Ihza Mahendra, saat pidato pada acara Konsolidasi Zona III Pemenangan Pileg PBB dan Pemenangan Prabowo Subianto sebagai capres di Hotel Pangeran, Kota Padang, Sabtu (9/9/2023).

Dia menyebut, Prabowo sudah punya gerbong koalisi, yakni Koalisi Indonesia Maju. Selain PBB dan Partai Gerindra, ada Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar dan Partai Gelora.

Yusril merefleksi, sebelum PBB bergabung, Prabowo sudah didukung Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Setelah itu barulah PBB masuk. Lalu, PBB mengajak PAN dan Golkar ikut bergabung. Sayangnya, kata dia, setelah Golkar dan PAN bergabung, PKB justru keluar. 

Mantan Menteri Kehakiman dan HAM itu menambahkan, PBB adalah partai Islam modernis. Pemikiran Islam modernis sangat mudah ditebak.

"Gampang ditebak pemikirannya. Lurus to the poin, kami memutuskan mendukung Prabowo. Insyaallah PBB konsisten dukung Prabowo. Kami teman koalisi yang setia dan percaya. Tidak berbelit-beli dan tidak akan lari,” tegas Yusril.

Infografis Tantangan Debat Terbuka Capres 2024 di Kampus UI. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya