Liputan6.com, Surabaya - Dokter Spesialis Mata RSUD Ibnu Sina Gresik Bambang Tuharianto menyampaikan hasil pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging), siswi SAH (8) yang diduga menjadi korban matanya dicolok tusuk pentol.
Sesuai pemeriksaan MRI, lanjut Bambang, pihaknya membenarkan jika terjadi penurunan penglihatan mata kanan. Namun ia tidak bisa menjabarkan penyebab dari mata korban tak bisa melihat.
Advertisement
“Kemudian pemeriksaan MRI, hasilnya tidak didapatkan kelainan apapun. Juga tidak ditemukan bekas terjadi kekerasan, maupun bekas darah dan kelainan saraf,” ujar Bambang di Mapolres Gresik, Kamis (21/9/2023).
Adapun, untuk penurunan mata korban hanya terjadi di sebelah mata kanan saja. Sedangkan mata kiri korban SAH dalam keadaan baik-baik saja.
Terkait dengan penyembuhan mata korban, Bambang Tuharianto tidak bisa memastikan. Karena kesembuhan bagian dari reaksi obat.
“Seberapa jelek, kondisi korban saat ini hampir buta,” ucap Bambang.
Diketahui, siswi SD di Kecamatan Menganti, Gresik, berinisial SAH (8) mengalami kebutaan pada mata kanannya. SAH buta diduga setelah dicolok kakak kelasnya menggunakan tusuk pentol lantaran tidak memberi uang yang terjadi pada Senin 7 Agustus 2023 lalu.
Saat itu SAH bersama teman sekelasnya diminta ke luar ruangan untuk mengikuti lomba Agustusan. Saat itu, korban yang berada di halaman sekolah, kemudian ditarik oleh kakak kelasnya ke sebuah lorong yang berada di antara ruang guru dan pagar sekolah. Di lorong itu korban dimintai uang jajan secara paksa.
Korban saat itu sempat menolak memberikan uang. Namun secara brutal, wajah korban ditutupi tangan kemudian dicolok menggunakan tusuk bakso dari atas ke bawah. Akibatnya, mata kanan korban mengeluarkan darah hingga mengotori seragam putih bocah malang tersebut.
Polda Jatim Berikan Atensi
Polda Jatim memberikan asistensi dan bantuan teknis proses penyelidikan siswi kelas 2 SD di Menganti, Gresik, berinisial SAH (8) warga Randupadangan, yang menjadi korban dugaan kekerasan setelah salah satu matanya buta akibat dicolok kakak kelasnya menggunakan tusuk bakso.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto mengungkapkan, pihaknya memberikan bantuan pemeriksaan terkait dengan psikologis anak. Sedangkan penyidik dari Polres Gresik melakukan koordinasi dengan Polda untuk analisa DVR di laboratorium forensik.
"Jadi ada dua hal bantuan, pertama terkait proses psikologi anak dan laboratorium forensik," ucap Kombes Dirmanto, Selasa (19/9/2023).
Kombes Dirmanto mengatakan, untuk barang bukti yang dibawa ke laboratorium nanti akan disampaikan Kapolres Gresik.
"Sedangkan untuk psikologis masih belum diketahui berapa lama dan nanti akan kami koordinasikan karena sampai saat ini masih berjalan," ujar Kombes Dirmanto.
Advertisement