Liputan6.com, Jakarta Katarak adalah kekeruhan lensa mata yang menjadi penyebab utama terjadinya disabilitas netra di seluruh dunia.
Data menunjukkan, terdapat lebih dari 50 persen kasus kehilangan penglihatan yang disebabkan oleh katarak. Kabar baiknya, katarak bisa ditangani sebelum menjadi lebih parah.
Advertisement
Menurut dokter spesialis mata Maria Magdalena Purba, cara penyembuhan katarak yang paling efektif adalah dengan operasi.
Operasi katarak adalah prosedur bedah di mana lensa mata yang keruh diangkat dan diganti dengan lensa buatan. Prosedur ini umumnya aman dan efektif.
“Banyak pasien melaporkan perbaikan yang signifikan dalam penglihatan setelah operasi,” mengutip keterangan pers KMN EyeCare yang ditinjau ulang oleh Maria, Kamis (21/9/2023).
Prosedur operasi katarak melibatkan pengangkatan lensa mata yang keruh dan penggantian dengan lensa buatan, yang disebut lensa intraokular (IOL).
“Proses ini biasanya dilakukan dengan anestesi lokal atau sedasi ringan, yang berarti Anda akan tetap sadar tetapi merasa nyaman dan tidak merasa sakit selama operasi.”
Selama operasi, dokter mata akan membuat sayatan kecil pada permukaan kornea mata pasien, menghancurkan lensa katarak yang keruh lalu mengangkatnya hingga bersih. Kemudian, lensa buatan IOL akan ditempatkan di kantong lensa.
Jenis IOL yang dipilih dapat disesuaikan dengan kebutuhan penglihatan, seperti lensa monofokal untuk penglihatan jauh atau dekat atau lensa multifokal untuk koreksi penglihatan jauh dan dekat (minus jauh dan plus baca/dekat).
Pemulihan Berlangsung Beberapa Minggu
Setelah operasi katarak, pemulihan biasanya berlangsung beberapa minggu. Pasien kemungkinan merasakan sedikit ketidaknyamanan atau perasaan kering pada mata.
Penggunaan tetes mata dan menghindari aktivitas fisik yang berat dapat membantu mempercepat pemulihan. Penting untuk mengikuti instruksi dokter dengan cermat dan menghadiri janji kontrol pasca operasi.
Di Indonesia, terdapat 240.000 kasus pengidap katarak yang membutuhkan tindakan operasi setiap tahun. Dan diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya penduduk lanjut usia.
Advertisement
Sangat Dipengaruhi Faktor Usia
Dijelaskan bahwa katarak terjadi karena adanya kelainan pada lensa mata yang biasanya jernih, tetapi menjadi keruh seiring dengan bertambahnya usia.
Pasien katarak seringkali mengeluhkan penglihatan kabur, kesulitan melihat dengan cahaya redup serta gangguan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Pada mata katarak, protein lensa mata mengalami denaturasi karena beberapa faktor sehingga membentuk endapan berwarna abu-abu yang menghalangi cahaya masuk ke mata. Akibatnya, penglihatan menjadi kabur dan kurang jelas.
Katarak merupakan proses degeneratif yang sangat dipengaruhi oleh faktor usia. Tidak heran jika kasus ini akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Kondisi ini dapat berkembang seiring waktu dan terjadi pada satu atau kedua mata.
“Namun katarak juga dapat diderita oleh bayi dan anak yang disebut dengan katarak kongenital, meskipun kasusnya sangat jarang dijumpai,” kata Maria.
Katarak pada Tahap Awal
Pada tahap awal perkembangan katarak, gejala mungkin belum signifikan. Dalam beberapa kasus, mengganti kacamata dengan resep yang sesuai atau menggunakan pencahayaan yang lebih baik sudah cukup membantu mengatasi gangguan penglihatan awal.
Selain itu, menjalani gaya hidup sehat seperti makan makanan bergizi, tidak merokok dan melindungi mata dari sinar ultraviolet (UV) dapat membantu mengurangi risiko perkembangan katarak.
Pada beberapa kasus, penggunaan lensa kontak atau kacamata khusus dapat membantu mengoreksi penglihatan yang terganggu akibat katarak. Namun, opsi ini mungkin hanya efektif pada tahap awal katarak dan tidak dapat mencegah perkembangan lebih lanjut.
“Operasi katarak adalah opsi pengobatan utama dan paling efektif untuk mengatasi katarak yang mengganggu penglihatan,” pungkas Maria.
Advertisement