Luhut Tawari UEA Investasi EBT di Indonesia USD 80 Miliar

Menko Luhut mengungkapkan sejumlah sektor potensial yang bisa menjadi daya tarik investor dari Uni Emirates Arab (UEA) di sektor energi baru terbarukan (EBT) Indonesia.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 21 Sep 2023, 17:45 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara UAE-Indonesia Business Forum 2023, Jakarta, Kamis (21/9/2023). (Ayu/Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan sejumlah sektor potensial yang bisa menjadi daya tarik investor dari Uni Emirates Arab (UEA) di sektor energi baru terbarukan (EBT) Indonesia.

Luhut mengungkapkan, pihaknya bersama Uni Emirat Arab telah membentuk satuan tugas untuk mempercepat proses kemitraan investasi antara Indonesia dan UEA di 8 bidang.

Bidang-bidang tersebut adalah pembangunan kilang, Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan, pengembangan IKN Nusantara, MRO Pelabuhan dan Pesawat Udara, Pertahanan Negara dan Satelit, Program Pengembangan Mangrove, proyek hilirisasi serta ketahanan pangan dan energi.

 

"Jadi sangat luas (potensi investasi), di renewable energy ada 60 GW potensial clean energy kira-kira hampir USD 80 miliar," kata Luhut kepada wartawan usai kegiatan UEA - Indonesia Economic Forum di Raffles Jakarta, Kamis (21/9/2023)..

“(Menhan) Prabowo juga sudah menyetujui (kerja sama MRO Pelabuhan dan Pesawat Udara) untuk segera dibicarakan secara detail,” bebernya.

Potensi Dua Negara

Dalam tim satuan tugas, nantinya akan mengamati potensi-potensi kerjasama antara kedua negara.

"Nanti kita lihat dari teamwork, jadi kami bentuk taskforcenya itu untuk mulai kerja minggu ini selama 10 hari, sesudah itu melaporkan ke kami, dan nanti kita akan bicarakan pada high level dan kemudian kita laporkan ke Presiden," lanjut Luhut.

Menko Marves juga mengungkapkan, kerja sama Indonesia dan UEA ini didukung dengan keakraban antara pemimpin kedua negara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed Al Nahyan.

“Hubungan keduanya begitu bagus, mereka juga sangat expert dalam berbagai hal, maka kolaborasi ini bisa berjalan (dengan baik),” ungkap Menko Luhut.


Luhut Pamer Ketahanan Ekonomi Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara UAE-Indonesia Business Forum 2023, Jakarta, Kamis (21/9/2023). (Ayu/Merdeka.com)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyoroti kinerja perekonomian Indonesia yang terus menunjukkan pertumbuhan positif. 

Salah satunya adalah tren pertumbuhan ekonomi positif di angka 5,2 persen dan inflasi yang terjaga di 3,6 persen. 

Luhut menyampaikan pemerintah juga berhasil menurunkan rasio utang terhadap PDB menjadi 38 persen dari sebelumnya yang mencapai 40 persen saat pandemi. Catatan ini, ucap Luhut, menjadikan Indonesia sebagai negara peringkat dua terbaik dalam hal ekonomi di antara negara-negara lain di G20.

“Kita bukanlah negara yang sempurna, tapi kita bergerak ke arah yang benar. Kinerja kami jauh lebih baik dibandingkan dengan banyak negara secara global," ujar Luhut dalam pidatonya di UAE-Indonesia Economic Forum di Raffles Jakarta, Kamis (21/9/2023), di hadiri oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Al Mazrouei.

 


Utang Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan menghadiri Marine Spatial Planning and Expo Service 2023, di Pullman Central Park, Jakarta, Selasa (19/9/2023). Menko Luhut angkat bicara soal Rempang. (Tira/Liputan6.com)

Adapun rasio utang Indonesia terhadap PDB yang beehasil turun menjadi 38 persen dari sebelumnya yang tercatat 40 persen saat pandemi COVID-19 Melanda. 

Menurut Luhut, kinerja-kinerja ini menjadikan Indonesia sebagai negara peringkat dua terbaik dalam laju ekonomi di antara negara-negara G20.

Menko Marves juga mengungkapkan, Indonesia saat ini memiliki enam agenda utama untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. 

Keenam agenda itu diantaranya adalah industrialisasi melalui hilirisasi, digitalisasi, dekarbonisasi, pendidikan, pengembangan infrastruktur untuk memungkinkan interkoneksi orang, barang, dan informasi, serta menyeimbangkan semua lini untuk menyelesaikan ketimpangan sosial-ekonomi melalui dana desa.  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya