Liputan6.com, Jakarta Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan, sejumlah wilayah di Indonesia akan mengalami darurat stok beras karena turunnya produksi. Hal ini tentu saja akan sangat berpengaruh kepada kenaikan harga beras.
Turunnya produksi ini disebabkan karena adanya ancaman El Nino. Sumber-sumber utama air irigasi yang menjadi sumber pengairan sawah mendekati titik kritis, serta mundurnya musim tanam. Bambang pum meminta kepada pemerintah untuk segera melakukan upaya antisipasi menghadapi darurat stok dan harga beras di Tanah Air, yakni dengan meredam kenaikan harga beras, diantaranya dengan mendistribusikan cadangan beras pemerintah atau CBP ke Pasar Induk Beras dan pasar-pasar tradisional.
Advertisement
"Pemerintah sebaiknya segera mempertimbangkan untuk menambahkan bantuan beras tahap II guna menambah pasokan beras di pasar induk beras ataupun pasar tradisional," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (21/9/2023).
Bambang juga meminta pemerintah mengoptimalkan food estate atau lumbung pangan guna memperkuat ketahanan pangan, yakni dengan melancarkan sistem pengairan atau irigasi, dan menjamin ketersediaan alat dan mesin pertanian, seperti traktor roda empat maupun traktor tangan, agar petani dapat terus menyiapkan lahan untuk tiap musim tanam berikutnya.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencanangkan upaya jangka panjang untuk mencegah terjadinya darurat stok dan harga beras, diantaranya dengan meningkatkan produksi beras dan memperkuat CBP.
Pemerintah diminta segera mengatasi tingginya harga gabah di tingkat petani agar kembali stabil, dikarenakan tingginya harga gabah di tingkat petani dapat menghambat penyerapan Bulog.
Harga Beras Naik, Pedagang Besar Paling Diuntungkan
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mencatat tren kenaikan harga beras sejak awal tahun 2023 ini. Didapat data kalau pedagang beras skala besar yang mencatatkan untung paling besar.
Peneliti Center of Food, Energy, and Sustainable Finance INDEF, Rusli Abdullah mengatakan kenaikan harga beras paling sering terjadi di tingkat pedagang besar dan pasar tradisional. Keduanya mencatatkan peningkatan harga yang lebih tinggi ketimbang di tingkat petani atau pun di pasar moderen.
Selain tren harga beras naik, Rusli juga menyoroti besaran margin atau keuntungan yang diambil di setiap lini. Ternyata, keuntungan paling besar dinikmati oleh pedagang besar.
"Siapa yang menikmati margin paling besar? itu pedagang besar, jadi ini saya hitung margin antara harga dari produsen, pedagang besar, pasar tradisional dan pasar moderen," ungkapnya dalam Diskusi Publik INDEF: Waspada Bola Panas Harga Beras, Kamis (21/9/2023).
Advertisement
Pedagang Makin Untung
Hasil penelitian yang dilakukan Rusli menghasilkan data margin dari produsen ke pedagang besar sebesar Rp 1.200 per kilogram (kg) di pada Januari 2023. Lalu, meningkat jadi Rp 1.900/kg di 20 September 2023. Sementara itu, margin dari pedagang besar ke pasar tradisional hanya Rp 900/kg di Januari 2023, dan Rp 1.000/kg di 20 September 2023.
Margin harga bahkan terlihat lebih kecil pada tingkat pasar tradisional ke pasar moderen. Datanya menunjukkan margin hanya sekitar Rp 950/kg di 2 Januari 2023 dan malah menurun ke Rp 550/kg di 20 September 2023.
"Jadi disini ada margin sekitar Rp 1.200 di awal tahun ini dan per kemarin ada Rp 1.900 marginnya. Sedangkan untuk pedagang besar dan tradisional dari pedagang besar ke pasar (tradisional) itu Rp 900. Disini bisa disebut bahwa penikmat itu pedagang besar jadi margin mereka besar," bebernya.