Dampak Kebakaran Lahan Gunung Bromo, Kerugian Diperkirakan Rp5,4 Miliar dan Butuh Waktu 5 Tahun Pulihkan Ekosistem

Nilai kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan di kawasan Gunung Bromo mencakup biaya pemadaman kebakaran dari darat, kerugian akibat hilangnya habitat satwa. Selain itu juga ada kerugian akibat terhentinya aktivitas wisata

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Sep 2023, 12:16 WIB
Dampak Kebakaran Lahan Gunung Bromo, Kerugian Diperkirakan Rp5,4 Miliar dan Butuh Waktu 5 Tahun Pulihkan Ekosistem.  foto: Instagram @bbtnbromotenggersemeru

Probolinggo, Jawa Timur - Kawasan wisata Gunung Bromo, Jawa Timur, memang sudah dikunjungi banyak wisatawan usai dibuka kembali pascaterjadi kebakaran hutan dan lahan. Meski begitu, penutupan selama beberapa hari saat terjadi kebakaran sangat berpengaruh dalam berbagai hal termasuk keuangan.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Hendro Widjanarko mengungkapkan bahwa nilai kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi pekan lalu di kawasan Gunung Bromo diperkirakan mencapai Rp5,4 miliar.

"Untuk dampak sudah kita hitung estimasi (sementara) sekitar Rp5,4 miliar (nilai kerugiannya). Itu terhitung mulai 6 sampai 10 September 2023," terang Hendro saat meninjau Blok Savana Lembah Watangan di Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, dikutip dari Antara, Kamis, 21 September 2023.

Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) ditutup dari 6 sampai 18 September 2023 akibat kebakaran hutan dan lahan. Ratusan personel dikerahkan untuk memadamkan kebakaran lahan di kawasan taman nasional tersebut selama 6 sampai 14 September 2023.

Menurut Hendro, penghitungan nilai kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan di kawasan Bromo mencakup biaya pemadaman kebakaran dari darat, kerugian akibat hilangnya habitat satwa, dan kerugian akibat terhentinya aktivitas wisata di taman nasional.

"Untuk wisata, itu gabungan antara Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), kemudian untuk penyedia jip, warung, hotel, homestay (penginapan), dan lainnya," jelasnya. Ia menambahkan, perhitungan nilai kerugian belum mencakup biaya operasi pengeboman air menggunakan helikopter untuk memadamkan kebakaran lahan serta kerusakan jaringan pipa air akibat kebakaran.

 


Bromo Termasuk Destinasi Unggulan

Kebakaran di Gunung Bromo. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Empat pintu masuk ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ditutup total dari 6 sampai 18 September 2023 untuk memudahkan operasi pemadaman kebakaran di kawasan taman nasional. "Penutupan tersebut untuk keamanan pengunjung dan memudahkan operasi pemadaman," ujar Hendro.

Gunung Bromo termasuk salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Pada 2022 destinasi wisata itu dikunjungi oleh 318.919 wisatawan, yang terdiri atas 310.418 orang wisatawan nusantara dan 8.501 orang wisatawan mancanegara Pendapatan Negara Bukan Pajak yang diperoleh dari kunjungan wisatawan ke Bromo selama tahun 2022 mencapai Rp11,65 miliar, meningkat dari Rp4,85 miliar pada tahun sebelumnya

Tak hanya berdampak secara ekonomi, proses pemulihan ekosistem kawasan Gunung Bromo akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan juga membutuhkan waktu lama, diperkirakan sampai lima tahun. Pemulihan ekosistem kawasan membutuhkan waktu cukup panjang agar pepohonan asli di kawasan tersebut tumbuh optimal.

"Untuk pohon-pohon asli di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru seperti cemara gunung, kesek, tutup, pasang, yang terdampak kebakaran, itu kurang lebih diperkirakan butuh waktu 3 sampai 5 tahun," ungkap Hendro.

 


3 Mekanisme Pemulihan Ekonomi Bromo

Ada ritual Megeng di Tengger Wisata Gunung Bromo Dibatasi (Istimewa)

Untuk itu, Hendro menjelaskan, dalam upaya memulihkan ekosistem kawasan Gunung Bromo yang terkena kebakaran, ada tiga mekanisme yang akan diterapkan  Mekanisme pertama adalah pemulihan secara alami khususnya untuk area savana atau padang rumput yang berada di kawasan tersebut. Kemudian, rehabilitasi dengan melakukan penanaman pohon kembali serta restorasi atau upaya mengembalikan unsur hayati.

"Pemulihan ekosistem, itu ada tiga mekanismenya, yaitu alam, rehabilitasi, dan restorasi. Jadi yang alam ini untuk savana secara alami, nanti kita lihat alam bisa memulihkan diri sendiri. Mudah-mudahan sebulan dua bulan ini sudah bisa pulih untuk savana," harapnya.

Ia menambahkan, upaya pemulihan ekosistem kawasan Gunung Bromo tersebut, diperkirakan butuh biaya sampai Rp3,5 miliar dari total taksiran kerugian hingga Rp5,4 miliar akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan tersebut.

"Dari yang tadi (taksiran kerugian), pemulihan sekitar Rp3,5 miliar," ujar Hendro. Saat dibuka kembali pada Selasa, 19 September 2023, Gunung Bromo dikunjungi ratusan wisatawan. 


Ketentuan Mengunjungi Gunung Bromo

Petugas melakukan pemadaman api di Bukit Teletubbies yang kebakaran. (Foto: BBTN Bromo Tengger Semeru)

 

Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) Septi Eka Wardhani mengatakan, secara keseluruhan ada sebanyak 360 orang wisatawan yang berkunjung ke kawasan taman nasional tersebut.

Septi menjelaskan, dari total 360 kunjungan wisatawan tersebut, sebanyak 245 orang merupakan wisatawan nusantara dan sisanya merupakan wisatawan mancanegara. Ia menambahkan, pascakebakaran hutan dan lahan di kawasan taman nasional tersebut, pihaknya tidak berhenti untuk mengingatkan para wisatawan, pengunjung termasuk pelaku jasa wisata untuk mengikuti semua ketentuan yang berlaku.

"Kami mengimbau kepada pengunjung untuk mengikuti aturan yang berlaku, terutama tidak melakukan aktivitas yang berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan," katanya.  Para pengunjung dan semua masyarakat yang beraktivitas di dalam kawasan, dilarang membawa peralatan yang bisa memicu kebakaran hutan dan lahan, seperti kembang api, petasan, flare atau suar, termasuk membuat api unggun atau perapian.

Pada 19 September 2023, merupakan hari pertama kawasan Gunung Bromo dibuka untuk wisatawan. Sebelumnya, pada 6-18 September 2023, kawasan tersebut harus ditutup total akibat kebakaran hutan dan lahan.

 

Infografis Letusan Gunung Bromo (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya