Liputan6.com, Jakarta Koalisi Pemuda Peduli Penyiaran (KPPI) ikut menyoroti munculnya bakal calon presiden Ganjar Pranowo pada tayangan azan yang disiarkan salah satu stasiun televisi swasta.
Advertisement
Koordinator KPPI Syamil menilai tayangan tersebut membawa unsur politik identitas.
"Apabila dilihat secara kontekstual tayangan tersebut bisa dinilai sarat akan kepentingan politik dan bermuatan unsur politik identitas. Politik identitas merupakan alat politik yang digunakan untuk melakukan perlawanan atau juga digunakan sebagai alat untuk menunjukan jati diri kelompok-kelompok tersebut," ujar Syamil, Kamis 21 September 2023.
Dia menyatakan, secara kontekstual tayangan tersebut merupakan bentuk Ganjar untuk menunjukkan jati dirinya melalui pencitraan media sebagai seorang yang taat ibadah.
Menurut Syamil, meskipun penyiaran tayangan adzan tersebut tidak memuat unsur kampanye, tetapi tayangan adzan yang ditayangkan setiap maghrib akan sangat menguntungkan Ganjar dalam branding diri.
Dia menilai tindakan lembaga penyiaran yang menanyangkan Ganjar Pranowo dapat dikategorikan sebagai pelanggaran karena fakta bahwa menyiarkan Ganjar yang merupakan salah satu bakal calon presiden dalam tayangan azan, akan menguntungkan Ganjar beserta partai pengusungnya.
Sebelumnya, Bakal Capres PDIP Ganjar Pranowo sudah menjawab soal polemik iklan azan di televisi yang menampilkan dirinya.
Ganjar menyatakan dirinya tak pernah punya catatan menggunakan politik identitas.
“Sudah saya sampaikan, Saya tidak punya sejarah politik identitas. Identitas saya adalah yang seperti ini dan kita melakukan hal yang biasa dan kemudian semuanya menilai hasil akhirnya,” kata Ganjar pada acara Bacapres Bicara gagasan dilihat dari Youtube Mata Najwa, Selasa (19/9/2023).
Ganjar menyebut banyak identitas yang melekat padanya. Bukan hanya agama, Ia juga menunjukkan identitas hobi dan lainnya.
“Saya akan menunjukkan diri saya sendiri, saya menunjukkan Saya suka lari, saya menunjukkan apa saya berkomunikasi dengan masyarakat, saya menunjukkan sikap-sikap yang lebih jelas. Sekali lagi saya tidak ada dalam sejarah politik menggunakan politik identitas, boleh dicek,” kata dia.
Terkait tayangan azan di TV, Ganjar mengaku hanya ditawarkan pihak TV untuk membuat program dan ia sudah mengingatkan jangan masuk ranah kampanye. Ia menyebut bisa jadi TV punya kepentingan tertentu terkait hal tersebut.
“MNC punya tim kreatif, kemudian mengajak saya dan saya pastikam dia punya kepentingan yang lain, apakah untuk kepentingan company-nya atau kepentingan yang lain,” ungkapnya.
“Saya sebenarnya diajak banyak program berikutnya dan nanti Mbak Nana menunggu. Sudah kita siapkan program berikutnya yang lain dan pasti juga akan tayang di sana,” pungkasnya.
KPI Sebut Tidak Melanggar tapi Minta Disetop
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memutuskan tampilnya bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo di siaran Azan Magrib tidak melanggar ketentuan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS).
Keputusan itu diambil setelah KPI memeriksa lembaga penyiaran TV swasta yang menayangkan azan tersebut, yaitu RCTI dan MNC TV.
"Berdasarkan hasil forum klarifikasi dan rapat pleno, KPI menilai bahwa siaran Azan Magrib yang menampilkan salah satu sosok atau figur publik tidak melanggar ketentuan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS)," kata Ketua KPI Pusat Ubaidillah seperti dikutip dari Antara, Jumat, (15/9/2023).
Meski konten tersebut tidak melanggar pedoman yang berlaku untuk penyiaran, Ubaidillah mengimbau agar kedua televisi tersebut tidak lagi menayangkan siaran Azan Magrib dengan menampilkan Ganjar Pranowo untuk menjaga agar Pemilu 2024 berlangsung damai.
Advertisement