Mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro Dituduh Merencanakan Kudeta Militer Pasca Kalah Pilpres 2022

Plot kudeta militer Jair Bolsonaro dilaporkan mendapat dukungan dari Komandan Angkatan Laut Brasil saat itu Laksamana Almir Garnier.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 22 Sep 2023, 15:06 WIB
Mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro melambai kepada pendukungnya di markas Partai Liberal di Brasilia, Brasil, Kamis (30/3/2023). (AP Photo/Eraldo Peres)

Liputan6.com, Brasilia - Mantan ajudan Jair Bolsonaro (68), presiden Brasil 2019-2022, mengatakan kepada penyelidik bahwa bekas bosnya itu bertemu dengan para pemimpin angkatan darat, laut, dan udara pada akhir tahun lalu untuk membahas rencana kudeta militer.

Klaim - yang dilaporkan oleh dua media prominen Brasil O Globo dan UOL - tersebut mendorong seruan agar para tersangka konspirator sayap kanan diadili. Demikian seperti dilansir The Guardian, Jumat (22/9/2023).

Bolsonaro, mantan kapten militer yang menyuarakan kekagumannya terhadap kediktatoran militer Brasil pada tahun 1964-1985, memenangkan pemilu secara demokratis pada tahun 2018 di tengah ledakan kemarahan para pemilih yang anti-kemapanan.

Namun, para kritikus menduga bahwa setelah kegagalannya dalam memenangkan kembali pemilu Brasil pada Oktober 2022, Bolsonaro mulai mempertimbangkan bentuk-bentuk alternatif untuk mempertahankan kekuasaan.

Situs berita O Globo dan UOL melaporkan bahwa mantan ajudan Bolsonaro, Letkol Mauro Cid, yang membuat kesepakatan pembelaan dengan polisi setelah ditangkap pada Mei, mengaku Bolsonaro melontarkan rencana kudeta kepada para petinggi militer.

Kemudian, menurut Cid, komandan angkatan laut saat itu Laksamana Almir Garnier menyuarakan dukungannya atas plot kudeta militer.

Penolakan terhadap rencana kudeta militer ditunjukkan oleh panglima angkatan darat.

CNN Brasil menambahkan, Cid mengatakan kepada penyelidik bahwa komandan angkatan laut memberi tahu Bolsonaro saat itu bahwa pasukannya siap untuk bertindak dan hanya menunggu perintah.

Pengacara Bolsonaro, yang sebelumnya membantah sang mantan presiden merencanakan kudeta, mengeluarkan pernyataan yang mengklaim bahwa selama pemerintahannya, Bolsonaro tidak pernah memaafkan gerakan atau proyek apapun yang melanggar hukum. Namun, dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Bolsonaro dinilai menyinggung dugaan bahwa dia mungkin melontarkan gagasan semacam itu.

"Saya bisa mendiskusikan apa saja, saya bisa memikirkan apa saja, tapi selama saya tidak mempraktikkannya, tidak ada masalah," kata Bolsonaro kepada kolumnis politik dari O Globo. "Seseorang bisa berkata, 'Ayo kita rampok Bank Sentral'," tambah Bolsonaro. "Yang tidak bisa mereka lakukan adalah mempraktikkannya."


Politikus Kiri: Sudah Saatnya Jair Bolsonaro Masuk Penjara

Mantan Presiden Jair Bolsonaro kembali ke Brasil pada hari Kamis setelah tiga bulan berada di Florida menyusul kekalahannya dalam pemilihan presiden (pilpres). (AP Photo/Gustavo Moreno)

Presiden Partai Liberal (PL) Valdemar Costa Neto membela politikus partainya dengan mengatakan kepada CNN Brasil, "Bolsonaro tidak pernah menganjurkan kudeta."

Sementara itu, Laksamana Garnier dan mantan penasihat kebijakan luar negeri Bolsonaro, Filipe Martins, yang diduga terlibat plot kudeta militer belum memberikan komentar.

"Jika informasi ini benar maka ini membuktikan apa yang telah kami kecam sejak tahun lalu … bahwa kudeta memang sedang direncanakan," kata Presiden Partai Sosialisme dan Kebebasan (PSOL) Juliano Medeiros, seraya menambahkan bahwa dia yakin Bolsonaro terlibat langsung dalam hal ini.

Anggota parlemen sayap kiri Guilherme Boulos menulis di platform X alias Twitter, "Sudah waktunya Jair bersiap-siap masuk penjara!"

Augusto Heleno, pensiunan jenderal angkatan darat yang merupakan salah satu anggota paling garis keras dalam pemerintahan Bolsonaro periode 2019-2023, membantah mengetahui adanya rencana semacam itu.

"Pembicaraan ini tidak pernah terjadi pada masa pemerintahan Presiden Bolsonaro. Sejak awal dia selalu berbicara tentang bermain sesuai konstitusi," kata Heleno kepada situs berita G1.

Para pendukung pemerintahan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan, pengungkapan terbaru ini memperkuat keyakinan mereka bahwa demokrasi Brasil hampir mengalami bencana dan Bolsonaro adalah pusat intrik tersebut.

"Saya sama sekali tidak ragu (Bolsonaro terlibat)," tutur Medeiros.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya