Kumpulan Hoaks Seputar Pandemi, Jangan Mudah Percaya

Hoaks terkait pandemi banyak beredar di masyarakat. Jika terus dibiarkan tentu saja bisa menimbulkan keresahan.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 26 Sep 2023, 11:24 WIB
Ilustrasi hoaks

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks terkait pandemi banyak beredar di masyarakat. Jika terus dibiarkan tentu saja bisa menimbulkan keresahan.

Lalu apa saja hoaks seputar pandemi? Berikut beberapa di antaranya:

1. Cek Fakta: Tidak Benar Putusan MA Nomor 31 P/ HUM / 2022 Menyatakan Pandemi Covid-19 Berakhir

Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan pesan berantai putusan Mahkamah Agung (MA) Nomor 31 P/ HUM/ 2022 RI terkait berakhirnya pandemi covid-19. Pesan berantai itu beredar sejak akhir pekan lalu.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 25 April 2022.

Berikut isi postingannya:

"Pengumuman Penting

Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 31 P/HUM/2022 (sebanyak 115 Halaman), yang telah membatalkan Perpres (Peraturan Presiden) Nomor 99 Tahun 2020, maka disimpulkan bahwa:

1. Pandemi Covid-19 dinyatakan telah berakhir;

2. Negara Dilarang melakukan Pemaksaan Vaksin;

3. Pemerintah Wajib Menyediakan Vaksin Halal & Thoyyib yang mendapatkan Sertifikasi Halal & Label Halal MUI;

4. Aktivitas Ibadah, Sekolah, Transportasi, dan Usaha tidak boleh dibatasi dan berjalan secara normal seperti sediakala;

Berdasarkan Protokol Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) bahwa Aplikasi Peduli Lindungi Melanggar HAM dan tidak boleh dipergunakan lagi."

Lalu benarkah pesan berantai putusan Mahkamah Agung (MA) RI terkait putusan Mahkamah Agung (MA) Nomor 31 P/ HUM/ 2022 RI terkait berakhirnya pandemi covid-19? Simak dalam artikel berikut ini...

2. Cek Fakta: Hoaks Postingan Pandemi Covid-19 Sudah Diprediksi Sejak 2016

Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan terkait prediksi seseorang pada pandemi covid-19 yang terjadi saat ini. Dalam postingan itu menyebut pandemi sudah diprediksi sejak tahun 2016.

Postingan tersebut viral di Facebook dengan nama Harris Almayani. Di dalam postingan terdapat tanggal 23 Juni 2016 yang disebut sebagai tanggal unggahan postingan itu.

Berikut isi postingannya:

"Bismillahirrohmanirrohim....masa masa kelam akan terjadi diakhir tahun 2021nanti yang akan merubah dunia.fitnah dajal akan terjadi.wabah pandemi palsu sudah menimpa seluruh dunia.flu biasa dibuat luar biasa hingga 2022,ekonomi kacau.permainan hidup dimulai untuk mengurangi populasi manusia dibumi dengan racun yang ditebar dari udara melalui pesawat hingga membuat orang keracunan kemudian di buat skenario terkena virus, nanti tahun 2022 dibuat aturAn untuk vaksin.padahal allah telah memberikan manusia dengan imun alami yang kuat namun mereka menukar imun alami denfan vaksin buatan yang isinya adalah racun,virus dan sistem untuk mengendalikan manusia melalui signal 5g dan magnetik.akan banyak yang mati dan lumpuh karena vaksin twrsebut.akan tiba wakrunya nanti mereka dikontrol dengan darah ,kartu vaksin dan chip vaksin..yang tidak mau divaksin akan divaksa dan dibatasi ruanf geriknya.bahkan jika ingin terbang pun wajib harus divaksin.jalan jalan,sekolah,mall,,mesjid ,dll semuanta ditutup,permainan twrus berlangsung hingga hingga seluruh manusia bisa mereka kontrol.bencana alam akan terjadi dibumi hingga menjelang 2022 mrnuju 2023 melanda hampir seluruh dunia karena ka,bah sepi dari tahun 2021.2022 akan menjadi parah dengan dikontrol habis.penduduk asian banyak yang mati karena racun obat dan vaksin.langit akan terbelah air naik banyak pulau tenggelam peperangan terjadi..next............indonesia malaysia dan hampir seluluh dunia menjadi 1pemerintahan...................... Cerita ini mungkin fiksi.ya allah.mudah mudahan ..tidak terjadi...saya hanya menulis ..semuanya anggap saja sebuah hayalan..................NAMUN BERSIAPLAH!........"

Lalu benarkah postingan yang mengklaim ada ramalan terkait pandemi covid-19 sejak tahun 2016? Simak dalam artikel berikut ini...

3. Cek Fakta: Tidak Benar Ada Penjadwalan Pandemi 2.0 Akibat Polusi Udara

Beredar di media sosial postingan yang mengklaim akan ada pandemi 2.0 yang dijadwalkan pada akhir tahun 2023 dengan alasan polusi udara. Postingan itu beredar sejak awal bulan ini.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 6 September 2023.

Berikut isi postingannya:

"Dokter tifa

Pandemi 2.0 yang dijadwalkan tahun 2025, ternyata dimajukan, bukan di 2024, tetapi di 2023.

Dalam sebulan dua bulan, akan ada peraturan Lockdown, WFH, dan aturan pakai Masker.

Pertama agar masyarakat tidak protes, maka alasannya adalah Polusi Udara. Chemtrails terus ditaburkan, DEW dengan hasil kebakaran hutan dan gedung-gedung, Langit dibuat jadi Forecast, seakan-akan menghitam karena jelaga Batubara atau BBM. Pesan saya:

Satu Tingkatkan Imunitas baik-baik.Sudah saya berikan metodenya di postingan saya yang lalu.

Dua Beli Ivermectin dan Hydroxychloroquine. Untuk jaga-jaga.

Tiga Jadilah orang baik, perbaiki Ibadah, sholat ditambah khusyu dan tepat waktu, rajin-rajin sedekah, perbanyak amal jariyah."

Lalu benarkah postingan yang mengklaim akan ada pandemi 2.0 yang dijadwalkan pada akhir tahun 2023 dengan alasan polusi udara? Simak dalam artikel berikut ini...


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya