Tips Hindari FOMO Agar Investasi Bisa Cuan

Terdapat beberapa langkah yang perlu dicermati investor sebelum memutuskan melakukan trading atau investasi, khususnya pada saham IPO (initial public offering).

oleh Elga Nurmutia diperbarui 22 Sep 2023, 11:10 WIB
Dewasa ini, masyarakat sudah mulai menyadari pentingnya memiliki keuangan yang sehat. Hal itu tercermin dari peningkatan masyarakat yang melakukan investasi di pasar modal. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Dewasa ini, masyarakat sudah mulai menyadari pentingnya memiliki keuangan yang sehat. Hal itu tercermin dari peningkatan masyarakat yang melakukan investasi di pasar modal. 

Meski begitu, sejumlah masyarakat masih ada yang cenderung FOMO alias fear of missing out akan investasi. Padahal, tetap ada risiko yang diterima sehingga perlu mencermati beberapa hal agar tidak FOMO. Ini mengingat, investasi yang dilakukan dengan baik dan benar bisa menghasilkan cuan bagi investor.

Terkait hal tersebut, Founder Ngertisaham Frisca Devi Choirina menuturkan, terdapat beberapa langkah yang perlu dicermati investor sebelum memutuskan melakukan trading atau investasi, khususnya pada saham IPO (initial public offering). 

"Investasi merupakan kendaraan untuk menuju tujuan-tujuan finansial, baik tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Jadi, jangan asal pilih (saham), jangan sampai FOMO, hati-hati karena banyak kasus sahamnya nyangkut di saham IPO,” kata Frisca dalam webinar peluncuran publikasi statistik IDX New Listing Information, Rabu (20/9/2023).

Dia bilang, kejadian saham nyangkut ini terjadi karena investor mengalami FOMO sehingga tidak melakukan analisa yang baik sebelum membeli saham tersebut. Ia pun menegaskan, agar para investor ini bijak mengalokasikan dana yang dimiliki untuk saham-saham seperti apa. 

Dengan demikian, ia mengatakan, investor perlu mencermati beberapa hal sebelum memilih saham IPO, yakni profil perusahaan, tujuan IPO dan penggunaan dananya, rincian model bisnis dan potensi risiko usahanya, informasi pemegang saham (shareholders) dan prospektus (analisa laporan kinerja keuangan). 

"Yang perlu kita highlight juga tujuan IPO dan penggunaan dana untuk apa, namanya perusahaan mereka IPO butuh dana segar tali kita harus tahu ini mau dipakai untuk apa saja,” kata dia. 


Melakukan Evaluasi Emiten

Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menurut ia, investor perlu waspada jika emiten yang baru IPO ini menggunakan sebagian besar dana segar tersebut untuk membayar utang. Hal itu pun menjadi salah satu ‘red flag’ bagi emiten baru tersebut. 

Namun, apabila utang digunakan untuk melakukan ekspansi bisa jadi ada potensi kenaikan pendapatan bagi perusahaan tersebut. Sehingga, saham dari emiten tersebut masih bisa dipertimbangkan untuk para investor.

“Dalam perjalanannya, tidak semua saham IPO selalu menjanjikan keuntungan dalam jangka panjang,” imbuhnya.

Bagi para investor, ia mengingatkan untuk selalu melakukan evaluasi kinerja emiten secara berkala agar lebih bijak dalam mengambil keputusan investasi. Sehingga, para investor tidak asal memilih saham untuk investasi. 

Dia juga bilang, saat ini investor sudah bisa mendapatkan kemudahan untuk mencermati saham IPO. Sebab, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah meluncurkan publikasi statistik baru bernama IDX New Listing Information pada Rabu (20/9/2023). 

IDX New Listing Information diluncurkan untuk memenuhi kebutuhan investor, pelaku pasar, dan stakeholders akan data dan informasi yang komprehensif terkait pencatatan perdana saham suatu perusahaan.

Selain itu, publikasi ini merupakan kumpulan data dan informasi pencatatan perdana calon perusahaan tercatat di BEI yang meliputi profil perusahaan, informasi IPO dan pencatatan, data laporan keuangan, serta informasi pemegang saham. 

 


Peluncuran IDX New Listing Information

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sehingga, data tersebut dapat membantu investor menentukan keputusan investasi, analisis dan penelitian. Peluncuran publikasi ini juga merupakan upaya BEI dalam mendukung ketersediaan, transparansi, dan akses yang lebih luas akan data pasar modal Indonesia.

"Kami memandang bahwa peningkatan jumlah saham tercatat secara pesat dan perkembangan baik perlu didukung dengan ketersediaan data dan akses publikasi statistik yang dapat memenuhi kebutuhan stakeholder,” kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy. 

Kemudian, peluncuran IDX New Listing Information bertujuan agar data dan informasi yang disediakan terstandarisasi untuk mendukung integrasi sistem basis data, serta meningkatkan tampilan dan penyajian data agar menjadi lebih mudah dimengerti sekaligus user friendly. 

Hal tersebut selaras dengan misi BEI untuk berkontribusi dalam memperluas pemanfaatan informasi pasar modal bagi seluruh masyarakat dan meningkatkan inklusi serta literasi pasar modal Indonesia

Adapun informasi-informasi yang terdapat dalam IDX New Listing Information antara lain:

a. Profil Perusahaan (Company Profile)

b. Pencatatan Saham Perdana (IPO & Stock Listing)

c. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)

d. Papan Pencatatan dan Klasifikasi Industri (Board & Classification)

e. Pencatatan Waran (Warrant Listing)

f. Rencana Penggunaan Dana (Intended Use of Fund)

g. Lembaga Profesi Penunjang (Supporting Institutions)

h. Data Laporan Keuangan (Financial Statement Data)

i. Informasi Segmen Usaha (Segment Information)

j. Informasi Lain (Other Information)

k. Informasi Pemegang Saham (Shareholder Information)

 


BEI Menambah Konten

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada peluncuran IDX New Listing Information, BEI menambahkan konten yang disajikan agar dapat lebih memenuhi kebutuhan investor antara lain: rasio oversubscription, jumlah pencatatan dalam setahun, anggota indeks ISSI, cost of fund, kategori rencana penggunaan dana IPO, ringkasan laporan keuangan dan pemegang saham terbaru, kinerja keuangan dalam bentuk grafik (aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, laba/rugi), rasio keuangan, jumlah karyawan, dan diagram komposisi pemegang saham.

“Peluncuran publikasi IDX New Listing Information menunjukkan komitmen BEI dalam menyediakan publikasi statistik pasar modal yang komprehensif bahkan sejak perusahaan akan tercatat di BEI. Kami juga akan berupaya agar data tersebut juga bisa tersedia pada aplikasi IDX Mobile ke depannya”, tandasnya.

IDX New Listing Information dapat diakses melalui Website BEI www.idx.co.id pada halaman Data Pasar – Laporan Statistik – Informasi Pencatatan Perdana. 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya