Kronologi Kantor Bupati Pohuwato Dibakar Massa Penambang Lokal yang Mengamuk

Usai melakukan perusakan, massa aksi yang berkumpul di lobi kantor bupati kemudian membakar meja dan kursi sehingga api membesar.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 22 Sep 2023, 15:36 WIB
Kondisi kantor Bupati Pohuwato, sehari usai kerusuhan (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Kerusuhan yang berujung pada pembakaran kantor bupati Pohuwato berawal ketika ribuan demonstran yang mayoritas penambang lokal menggelar aksi unjuk rasa. Pengunjuk rasa yang diperkirakan kurang lebih dua ribuan orang ini mendatangi kantor pusat pemerintahan daerah.

Mulai dari kantor perusahaan PT PGP, kantor bupati Pohuwato, kantor DPRD hingga rumah Dinas Bupati. Usai melakukan perusakan di kantor perusahaan, masa kemudian bergerak menuju kantor bupati.

Mereka berniat bertemu bupati yang sebelumnya berjanji akan menyelesaikan persoalan antara perusahaan dan penambang lokal. Tak bertemu bupati akhirnya menyulutkan amarah para demonstran, yang kemudian berbuat anarkis.

Mereka lalu mulai merusak kantor bupati dengan cara melempari batu dari luar gedung. Selain itu, sebagian masa memasuki kantor dan merusak interior yang ada di dalam tanpa ampun.

Ruangan demi ruangan dibuka paksa oleh para demonstran dan merusak segalanya yang mereka dapati di dalam. Meja, kursi hingga foto yang terpajang di dalam ruangan kantor bupati dipecahkan.

Usai melakukan pengrusakan, massa aksi yang berkumpul di lobi kantor bupati Pohuwato kemudian menyusun seluruh meja, kursi dan interior yang ada. Kemudian, meja yang tersusun itu dibakar para demonstran.

Beberapa saat kemudian, api tersebut kemudian membesar dan merambah ke bagian bangunan kantor bupati. Tak beberapa menit berselang, akhirnya seluruh bangunan kantor yang memilki dua lantai itu terbakar hebat.

"Kalau melihat sumber api, itu berasal dari tumpukan kursi, meja dan interior kantor yang disusun oleh demonstran kemudian mereka bakar," kata salah satu saksi di lapangan yang namanya tidak mau disebutkan.

"Bahkan, video pembakaran tersebut banyak beredar di media sosial," ungkapnya.

Usai membakar kantor bupati, masa pengunjuk rasa yang didominasi oleh laki-laki ini bergerak menuju Kantor DPRD. Masa kemudian merusak seluruh fasilitas yang ada di kantor tersebut.

 


Tidak Ada Pegawai Jadi Korban

Sementara itu, Bupati Pohuwato Saipul Mbuinga membenarkan, sejumlah fasilitas yang dirusak massa. Selain kantor bupati terbakar, kantor DPRD dan rumah dinas bupati rusak.

“Meski begitu, pelayanan tetap akan dilakukan. Kami akan berkantor di kantor bersama atau numpang di OPD lain,” kata Saipul.

Pihaknya belum bisa memastikan berapa kerugian dari aksi unjuk rasa yang berakhir anarkis itu. Ia juga memastikan tidak ada pegawai yang menjadi korban.

"Alhamdulillah tidak ada pegawai yang menjadi korban. Akan tetapi kami juga menyesalkan, ada sekitar 10 orang anggota polisi yang luka-luka," ia menandaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya