Liputan6.com, Jakarta - India merupakan sebuah negara federal yang menerapkan sistem parlementer. Berbentuk republik konstitusional di Asia Selatan dengan garis pantai sepanjang 7.000 km, dan bagian dari Anak Benua India.
Negara ini berbagi perbatasan dengan Afganistan, Pakistan, Tiongkok, Nepal, Bangladesh, Bhutan, dan Myanmar. Dengan jumlah penduduk terbanyak kedua setelah Tiongkok.
Dirangkum dari berbagai sumber, penduduk India berjumlah lebih dari satu miliar jiwa, dan merupakan negara terbesar ketujuh berdasarkan ukuran wilayah geografis.
Baca Juga
Advertisement
Jumlah penduduk India tumbuh pesat sejak pertengahan 1980-an. Saat ini, India sedang ramai diperbincangkan karena munculnya sebuah Virus Nipah yang menyebar di Kerala (India) telah menewaskan dua orang.
Virus Nipah termasuk ke dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae. Virus Nipah merupakan highly pathogenic virus dan hingga saat ini belum ditemukan vaksinnya.
Virus Nipah ini dapat menjadi wabah atau pandemi dan memungkinkan menyebabkan meninggalnya yakni 75 persen. Artinya dari 4 orang yang terdetksi, maka 3 orang umumnya akan meninggal.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi virus Nipah merupakan “penyakit zoonosis” yang menyebar dari hewan seperti babi dan kelelawar buah ke manusia.
Gejala
Virus ini juga dapat menyebar melalui makanan yang terkontaminasi dan kontak dengan orang yang terinfeksi. Epidemi terjadi hampir setiap tahun di beberapa negara Asia, khususnya Bangladesh dan India.
Gejala virus Nipah pada manusia berkisar dari infeksi saluran pernapasan tanpa gejala, infeksi saluran pernapasan akut (ringan, berat) hingga ensefalitis (pembengkakan otak) yang fatal.
Orang yang terinfeksi seringkali mengalami gejala antara lain demam, sakit kepala, mialgia (mialgia), muntah, dan sakit tenggorokan.
Hal ini mungkin diikuti dengan pusing, mengantuk, perubahan kesadaran, dan tanda-tanda neurologis yang menunjukkan peradangan otak akut (ensefalitis). India sudah menutup sekolah di beberapa wilayah Kerala serta melakukan tes terhadap 706 orang untuk menghindari penyebaran.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement