Menlu Retno Marsudi Bagikan 4 Pelajaran Soal Kerja Sama Multilateral Usai Jadi Ketua G20 dan ASEAN

Pertemuan 3GMM kali ini mengangkat tema "Penguatan Multilateralisme untuk Mencapai SDGs".

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 23 Sep 2023, 07:00 WIB
Menlu Retno Marsudi dalam pertemuan Ministerial Meeting of the Global Governance Group (3GMM) di New York, Amerika Serikat pada (​20/9/2023). (Dok: Kemlu RI)

Liputan6.com, New York - Kontribusi Indonesia dalam menciptakan perdamaian dan mengeratkan kerja sama global menjadi perhatian dunia, terlebih usai menjadi ketua G20 tahun lalu dan ASEAN tahun ini. 

Setelah sukses menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kedua forum kerja sama multilateral tersebut, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi membagikan pelajaran penting yang didapat dalam pertemuan Ministerial Meeting of the Global Governance Group (3GMM) di New York, Amerika Serikat (AS) pada (20/9/2023).

Pertama, bahwa reformasi kerja sama multilateralisme harus jadi agenda utama.

"Bagi negara berkembang, multilateralisme harus bisa membawa hasil nyata; multilateralisme harus inklusif dan harus setara. Jika multilateralisme tidak berjalan, akan sulit mencapai Sustainable Development Goals (SDGs)," ujar Menlu Retno. 

Hal lain yang juga penting menurutnya adalah pentingnya memperkuat solidaritas bersama. Bahkan, ia menyebut bahwa tanpa adanya solidaritas, SDGs tidak akan bisa tercapai pada tahun 2030.

"Oleh karena itu, penting bagi semua negara untuk mendorong isu solidaritas di berbagai platform internasional dan multilateral," sambungnya.

Lewat penyelenggaraan KTT G20 dan KTT ASEAN, Menlu Retno juga menyadari bahwa negara-negara Global South terbukti dapat menavigasi situasi sulit dan menjembatani perbedaan.

"Ini antara lain dibuktikan oleh Indonesia, pada saat presidensi G20 tahun lalu dan keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini, dapat menjembatani berbagai perbedaan dan kepentingan negara-negara," sebut Menlu Retno.

Dua forum kerja sama tersebut, sebut Menlu Retno, mengingatkan dunia bahwa terlepas dari segala perbedaan namun masih ada semangat untuk bekerja sama yang harus terus dikapitalisasi.

Terakhir, Menlu Retno mengatakan soal pentingnya mengarusutamakan SDGs di semua platform.

"Kebijakan dagang yang diskriminatif harus dihindari. Hak membangun bagi semua negara harus dihormati," jelasnya.

Dengan pencapaian SDGs yang masih sangat jauh dari target, sebagaimana dilaporkan dalam KTT SDGs sebelumnya, maka negara-negara harus terus memperkuat kerja sama dan kolaborasi untuk bisa mencapai SDGs. 


Forum Dialog Negara Anggota 3GMM

Menlu Retno Marsudi dalam pertemuan Ministerial Meeting of the Global Governance Group (3GMM) di New York, Amerika Serikat pada (​20/9/2023). (Dok: Kemlu RI)

Global Governance Group (3G) dalah group 30 negara kecil dan menengah, anggota G20 dan anggota PBB lain. Pertemuan 3GMM diselenggarakan secara rutin setiap tahun di sela-sela Sidang Majelis Umum (SMU) PBB dengan tujuan memperkuat jaringan dan mendorong dialog antar negara-negara anggotanya.

Pertemuan 3GMM kali ini mengangkat tema "Penguatan Multilateralisme untuk Mencapai SDGs".

Menlu Retno hadir di 3GMM sebagai bagian dari Troika G20. Ini adalah kali keduanya menghadiri pertemuan 3GMM setelah tahun lalu hadir pada saat Indonesia memegang presidensi G20. Pertemuan tahun ini diselenggarakan oleh Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan.

Infografis KTT ASEAN Ke-43 2023 Digelar di Jakarta. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya