Liputan6.com, Jakarta - Kabar pendakwah muda Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam diperlakukan buruk oleh salah satu petugas Imigrasi Soekarno-Hatta (Soetta) saat hendak ke Taiwan menjadi berita heboh beberapa hari terakhir. Kini masalah tersebut sudah selesai.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soetta Muhammad Tito Andrianto telah sowan langsung dengan Gus Iqdam di Blitar, Jawa Timur pada Kamis (21/9/2023). Tito bahkan ikut pengajian rutinan malam Jumat Majelis Sabilu Taubah yang duduk berdampingan dengan Gus Iqdam.
"Alhamdulillah malam ini luar biasa berkah beberapa hari ini yang rame di TikTok saya kedatangan sahabat baru saya pak Muhammad Tito Andrianto, salah satu pejabat pemerintah. Pak Tito adalah Kepala Imigrasi Soekarno-Hatta," ucap Gus Iqdam dikutip dari YouTube Wong Njero, Jumat (22/9/2023).
Baca Juga
Advertisement
"Semoga Pak Tito ini sehat panjang umur dalam lindungan Allah dan dimudahkan dalam setiap urusannya," doa Gus Iqdam.
Gus Iqdam mengapresiasi perjuangan Tito untuk silaturahmi ke kediaman dan majelisnya, yang populer disebut ST Pusat. Kedatangan kepala Imigrasi di bandara Soetta tersebut sekaligus menjelaskan dan menyampaikan permohonan maaf terkait kejadian yang dialami Gus Iqdam dan rombongan beberapa waktu lalu.
"Ini luar biasa. Jadi ada hikmahnya. Kita ini muncul problem malam Selasa, malam Jumat langsung alhamdulillah (selesai). Gus Iqdam tambah sodara lagi dari Soetta, langsung Kepala Imigrasi Soetta. Luar biasa istimewa. Imigrasi Soetta dekengane pusat," ujar Gus Iqdam.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Puji Kepemimpinan Tito
Gus Iqdam memuji kepemimpinan Tito. Ia menilai Kepala Imigrasi Soetta itu sosok pemimpin yang rendah hati dan murah untuk minta maaf meski tidak mengetahui tragedi permasalahannya.
"Ini luar biasa, insya Allah ini dilihat Pak Presiden. Semoga pangkatnya ditoto," harap Gus Iqdam.
"Beliau rendah hati. Padahal yakin seorang Kepala Imigrasi Soetta wong tadi dia bilang anggotanya ada sekitar 800 orang. Saya yakin beliau mesti repot gak kalah repotnya kaleh kulo, tapi beliau meluangkan waktunya akhirnya silaturahmi ke sini. Berusaha meminta maaf dan yang kedua menjelaskan. Dan ternyata setelah beliau menjelaskan sedikit banyaknya juga ada kesalahan pada tim kita," lanjut Gus Iqdam.
Pimpinan Majelis Ta'lim Sabilu Taubah itu akhirnya mengetahui soal pertanyaan-pertanyaan petugas imigrasi yang merupakan standar operasional prosedur (SOP). Tujuannya untuk mencegah perdagangan manusia, terutama bagi WNI yang hendak ke luar negeri.
Dengan kejadian tersebut, Gus Iqdam menyampaikan permohonan maaf sudah menjadi berita heboh di media sosial. Karena masalah sudah selesai, Gus Iqdam minta jemaahnya tak perlu lagi mencari petugas imigrasi itu apalagi semakin memperkeruh keadaan.
Advertisement