Air mengalir melalui reruntuhan di lokasi kota kuno Cyrene (Shahhat) Yunani-Romawi di Libya timur, sekitar 60(37 mil) barat Derna setelah banjir dahsyat, pada 21 September 2023. (Ozan KOSE / AFP)
Diklasifikasikan sejak tahun 2016, kota kuno yang dibangun antara akhir abad ke-7 dan awal abad ke-6 SM ini melemah akibat banjir yang melanda bagian timur negara tersebut. (Ozan KOSE / AFP)
Situs Yunani kuno Kirene yang megah di Libya, yang sejak tahun 2016 diklasifikasi oleh UNESCO sebagai warisan dunia dalam bahaya, berisiko runtuh setelah banjir dahsyat yang melanda bagian timur negara itu, menurut kesaksian dan seorang arkeolog. (Ozan KOSE / AFP)
Meskipun kerusakan awal ini mungkin tampak kecil, keberadaan air yang terus menerus di sekitar fondasi bangunan kuno ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi keruntuhan di masa depan, menurut Vincent Michel, kepala misi arkeologi Prancis di Libya. (Ozan KOSE / AFP)
Tembok-tembok kuno telah runtuh di beberapa area, menghalangi jalur drainase alami, sementara air keruh terus keluar dari reruntuhan di area lainnya. (Ozan KOSE / AFP)
Sejarah Cyrene yang kaya berasal dari sekitar tahun 600 SM, ketika kota ini didirikan oleh para pemukim dari pulau Santorini di Yunani. (Ozan KOSE / AFP)
Selama hampir satu milenium, kota ini berkembang sebagai salah satu pusat terkemuka dunia klasik sebelum gempa bumi besar pada tahun 365 M menyebabkan kota ini ditinggalkan. (Ozan KOSE / AFP)