Liputan6.com, Jakarta - NU Care-LAZISNU, sebagai lembaga filantropi di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU), menerima donasi kemanusiaan sebesar Rp1,5 miliar dari Unilever Indonesia pada Kamis 11 Januari 2024.
Bantuan kemanusiaan ini diperuntukkan untuk membantu masyarakat yang terdampak konflik kemanusiaan sesuai dengan prioritas saat ini.
Advertisement
Tak hanya itu, NU Care-LAZISNU dan Unilever Indonesia juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk menjalin kerja sama dan kolaborasi jangka panjang selama lima tahun pada berbagai bidang.
Serah terima bantuan kemanusiaan tersebut terlaksana di Gedung PBNU, Jakarta Pusatdihadiri oleh Wakil Ketua Umum PBNU Habib Muhammad Hilal Al Aidid, Ketua LAZISNU PBNU Habib Ali Hasan Al Bahar, Komisaris Independen Unilever Indonesia Alissa Wahid, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia Nurdiana Darus, serta Direktur Unilever Indonesia Willy Saelan.
Diketahui, Ukhuwah Islamiyah, atau persaudaraan sesama umat Islam menjadi prinsip utama yang diperjuangkan oleh Nahdlatul Ulama. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa sesama muslim ibarat satu tubuh, di mana sakitnya satu bagian tubuh akan dirasakan oleh seluruh tubuh.
Saat ini, banyak saudara muslim yang menghadapi pergolakan akibat konflik kemanusiaan dan bantuan dari umat Muslim seluruh dunia sangat dibutuhkan.
"NU selalu berupaya untuk memberi kebermanfaatan bagi umat melalui berbagai cara, salah satunya melalui NU Care-LAZISNU. Untuk berkontribusi bagi lebih banyak masyarakat terutama umat muslim, kami membuka kolaborasi, donasi dan kemitraan dengan pihak-pihak yang peduli serta memiliki nawaitu yang sama, yaitu membantu meringankan beban saudara-saudara muslim kita yang membutuhkan bantuan," ujar Ketua LAZISNU PBNU Habib Ali Hasan Al Bahar yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Jumat (12/1/2023).
"Hari ini alhamdulillah kami kembali menerima niat baik dari salah satu perusahaan yang sudah lama sekali ada di Indonesia, yaitu Unilever Indonesia," sambung dia.
Nilai-Nilai Kemanusiaan
Ali mengatakan, NU memiliki sikap jelas dalam pembelaan nilai-nilai kemanusiaan karena hal tersebut merupakan bagian dari maqashidus syariah atau tujuan-tujuan prinsipil syariah, yaitu hifdhuddin (melindungi agama), hifdhul nafs (melindungi jiwa), hifdhul aql (melindungi pikiran); hifdhul maal (melindungi harta), serta hifdhun nasl (melindungi keturunan).
Senada, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia Nurdiana Darus menyatakan, pihaknya merasa prihatin dan sedih atas konflik kemanusiaan yang telah memakan banyak korban warga sipil.
"Wujud keprihatinan terus kami lakukan dalam berbagai bentuk untuk memberikan bantuan kemanusiaan, kali ini bersama NU Care-LAZISNU menyalurkan donasi senilai Rp1,5 miliar. Tentunya doa kami tiada henti menyertai mereka yang terdampak konflik di masa yang luar biasa sulit ini," kata Nurdiana.
Advertisement
Ciptakan Perubahan Positif
Sementara itu, Ketua LAZISNU PBNU Habib Ali Hasan Al Bahar menjelaskan, melalui nota kesepahaman jangka panjang, NU Care-LAZISNU dan Unilever Indonesia akan berkolaborasi untuk menciptakan perubahan positif dalam mensejahterakan umat.
"Kolaborasi ini akan difokuskan pada lima pilar program, yaitu pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, lingkungan, dan kemanusiaan, sejalan dengan inisiatif NU Care-LAZISNU selama lima tahun mendatang," ucap dia.
"Semoga ikhtiar bersama ini dapat membuka pintu kebaikan dan membawa keberkahan yang lebih luas. Bukan hanya bagi pemberi dukungan dan penerima manfaat, tetapi juga menginspirasi lebih banyak pihak untuk semakin peduli kepada sesama," tutup Ali.
Untuk diketahui, Unilever Indonesia telah merealisasikan berbagai program yang melibatkan Pesantren sejak 2019. Hingga saat ini, program pemberdayaan ini telah menjangkau lebih dari 2.000 pesantren yang secara holistik bertujuan untuk menciptakan pesantren yang sehat, hijau dan berdaya.
NU Care-LAZISNU suda berdiri sejak tahun 2004, telah memiliki jaringan pelayanan dan pengelolaan zakat, infak, dan sedekah yang tersebar di 376 kabupaten/kota dan 34 provinsi di Indonesia, serta meluas hingga 29 negara dengan partisipasi lebih dari 10 juta relawan.