Liputan6.com, New Delhi - Kementerian Luar Negeri India mengatakan pada Jumat (22/9/2023) bahwa pihaknya telah mengajukan protes ke Beijing setelah tiga atlet negaranya tidak dapat memasuki China untuk berpartisipasi dalam Asian Games yang sedang berlangsung di Hangzhou.
Ketiga atlet bela diri wanita tersebut berasal dari Negara Bagian Arunachal Pradesh di timur laut India – wilayah yang diklaim China sebagai Zangnan atau Tibet Selatan.
Advertisement
Media India melaporkan bahwa ketiganya telah disetujui untuk ambil bagian dalam acara olahraga yang diadakan di kota China bagian timur itu oleh Panitia Penyelenggara Asian Games ke-19. Namun, mereka tidak dapat mengunduh kartu akreditasi mereka, yang berfungsi sebagai visa untuk memasuki China.
Dilansir SCMP, Minggu (24/9), juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa negaranya menyambut atlet dari semua negara dengan dokumen resmi yang sah.
"Pemerintah China tidak pernah mengakui apa yang disebut Arunachal Pradesh dan wilayah Zangnan adalah bagian dari wilayah China," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning.
Sementara itu, seorang pejabat senior Dewan Olimpiade Asia membantah larangan terhadap ketiga atlet tersebut, dan mengatakan bahwa mereka telah diberikan visa untuk berpartisipasi dalam Asian Games di Hangzhou.
"Para atlet India ini sudah mendapat visa untuk masuk ke China. China tidak menolak visa apapun," kata wakil presiden kehormatan Olympic Council of Asia (OCA) Wei Jizhong.
"Namun, sayangnya para atlet ini tidak menerima visa tersebut."
Isu Lama
Dalam kasus-kasus sebelumnya yang melibatkan atlet India yang bepergian ke acara olahraga di China, "visa yang dijepit" pada selembar kertas terpisah dikeluarkan bagi mereka yang berasal dari Arunachal Pradesh untuk menghindari cap pada paspor India.
Kementerian Luar Negeri India sebelumnya juga telah mengeluarkan peringatan perjalanan kepada warga negaranya, dengan mengatakan bahwa visa kertas alternatif China tidak berlaku pada saat keluar dari India.
Perselisihan mengenai masuknya penduduk dari wilayah yang dikuasai India ke China sudah berlangsung lama. China selalu menolak memberikan visa kepada mereka dan mengklaim bahwa mereka sudah tinggal di wilayah China.
Dalam perjanjian pada tahun 1914, pemerintah lokal Tibet menyetujui perbatasan – Garis McMahon – yang membatasi wilayah tersebut ke sisi British India. Namun, China selalu mengklaim garis demarkasi tersebut tidak sah.
Perselisihan masih belum terselesaikan. Pada tahun 1962, kedua negara terlibat perang perbatasan, di mana Tentara Pembebasan Rakyat sempat menduduki wilayah sengketa, namun kemudian secara sepihak mengumumkan gencatan senjata dan penarikan pasukan karena kesulitan logistik.
Garis Kendali Aktual kini berfungsi sebagai perbatasan de facto China-India dan masih sering terjadi bentrokan dan konfrontasi di sana.
India mendirikan Badan Perbatasan Timur Laut pada tahun 1972 dan menamakannya Negara Bagian Arunachal Pradesh pada tahun 1987.
Advertisement