Penjual Bungkus Telur Hias di Banyuwangi Petik Berkah Maulid Nabi, Raup Untung hingga Rp 200 Ribu Per Hari

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diperingati setiap 12 rabiul awal tahun ini jatuh pada 28 September 2023, bagi umat muslim di sejumlah daerah peringatan Mualid Nabi Muhammad SAW diperingatinya secara berbeda.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 25 Sep 2023, 18:09 WIB
Sejumlah pedagang di Pasar Genteng Banyuwangi nampak menjual bungkus telur hias pada bulan Mulaid ini (Hermawan Arifianto/Liputan6.com)

 

Liputan6.com, Banyuwangi - Sejumlah penjual bungkus telur hias di Pasar Besar Genteng Banyuwangi, mendulang berkah dari peringatan Maulid Nabi Muhammad dengan meningkatnya permintaan bungkus telur hias.

Sriwahyuni, salah satu pedagang yang kesehariannya menjual perabot rumah tangga di pasar tersebut, mengaku mendapatkan keuntungan antara Rp 100 hingga Rp 200 ribu per hari dari berjualan telur hias.

"Alhamdulillah kalau sehari itu bisa sampai 100 bungkus kadang sampai 300 bungkus, kalau beli itu yang paling sedikit 20 bungkus biasanya buat di rumahan," ujar Sri, Senin (25/9/2023).

Satu ikat berisi 10 bungkus hias dengan aneka model yang dijual rata-rata dengan harga Rp. 6.000.

"Harganya itu Rp. 6.000 satu ikat itu isinya 10 itu semua model yang bahannya dari kertas kalau yang bahannya pakai kain itu Rp. 10.000 satu ikatnya," imbuh Sri.

Berkah serupa juga dirasakan Wahyuni, meski kesehariannya berjualan aneka kebutuhan pokok dan sayur mayur, ia juga menerima penitipan penjualan bungkus telur hias.

"Lumayan ini satu ikat ambil untung Rp. 500 sampai Rp. 1.000 sehari bisa jual sampai 150 biji," terangnya.

Kata Yuni, bungkus telur hias akan terus dicari pelanggan hingga se bulan penuh. Bahkan bulan maulid selesai terkadang masih banyak orang yang mencarinya. Karena kebiasan di Banyuwangi peringatan Maulid Nabi Muhammad hingga berjalan satu bulan lebih

"Ini nanti satu bulan, masio (walaupun) sudah selesai muludan yang tanggal 28 itu masih ada nanti sampai habis bulannya itu yang merayakan," kata Yuni.

Perayaan maulid Nabi kerap dirayakan di sejumlah mushalla dan masjid-masjid besar di sejumlah kecamatan di Banyuwangi, di kecamatan Genteng perayaan Maulid Nabi kerap digelar dengan meriah dan skala besar.


Ogoh- Ogoh Dilarang Digunakan

Ilusgtrasi ogoh- ogoh (Istimewa)

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengharamkan Ogoh- Ogoh digunakan untuk pawai perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H, ataupun hari- hari besar agama Islam lainya di Banyuwangi.

Larangan tersebut tertuang melalui surat Tausiah MUI Banyuwangi Nomor:04/DP-MUI/Kab/09/2023. Surat tausia yang ditandangani ketua MI Banyuwangi KH. Moh, Yamin tersebut menerangkan bahwasanya tausiah itu telah melalui kajian dan pembahasan rapat tim fatwa dalam menanggapi maraknya fenomena pawai Ogoh- ogoh pada peringatan Mualid Nabi Muhammad SAW.

Sejatinya Ogoh-ogoh adalah boneka raksasa sebagai perwujudan Bhuta kala (Lambang mahluk jahat) yang diarak keliling desa pada malam menjelang Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu sebagai ritual keagamaanya. Ogoh- ogoh lalu dibakar sebagai simbol memusnahkan kejahatan.

Untuk itu, MUI Banyuwangi mengajak masyarakat muslim untuk bisa memilah dan membedakan antara kegiatan budaya dan kegiatan ritual keagamaan.

“Hukum kegiatan pawai Ogoh-ogoh dalam rangka memperingati Mulid Nabi Muhammad SAW, dan hari besar Islam haram dilakukan. Karena tasyabbuh (menyerupai) kegiatan ritual keagamaan umat Hindu,”ujarnya.

MUI Banyuwangi mengajak umat Islam di Banyuwangi, untuk selalu melestarikan seni dan budaya Islami, dan meneladani Nabi Muhammad SAW, serta mengambil hikmah setiap penyelenggaran peringatan hari besar Islam

 

 

Infografis Bisnis Game di Indonesia (Liputan6.com/Deisy Rika)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya