Liputan6.com, Jakarta Pola hidup setiap individu sangat dipengaruhi oleh kebiasaan atau gaya hidup sehari-hari dan kebiasaan inilah, yang akan berdampak pada kesehatan tubuh hingga jangka panjang. Untuk itu, setiap orang dianjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat, agar berdampak baik terhadap kondisi fisik maupun mental, yang akan menunjang aktivitas dan produktivitas sehari-hari.
Advertisement
Gaya hidup sehat adalah sebuah komitmen jangka panjang untuk menjaga atau melakukan beberapa hal agar mampu mendukung fungsi tubuh, sehingga berdampak baik bagi kesehatan. Agar dapat mewujudkannya, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menerapkan pola hidup sehat, misalnya; menjaga asupan makanan sehat dengan diet dan nutrisi, berolahraga, melakukan kegiatan positif untuk menghindari stres, dan masih banyak lagi.
Merujuk hal tersebut, Asuransi BRI Life berkomitmen untuk turut mensosialisasikan pola hidup sehat khususnya di internal Pekerja BRI Group dan juga Nasabah, melalui event bertajuk "Health Talk: Pola Hidup Sehat with BRILife".
Kegiatan ini merupakan sinergi BRI Life dengan induk usaha PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), Rumah Sakit EMC serta Klinik Kimia Farma. Kegiatan yang dikemas dalam bentuk talkshow kesehatan tersebut diselenggarakan di Kantor BRI Pusat, Jakarta pada Kamis (21/9), membahas tema di seputar pola hidup sehat yang dapat diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari.
Menurut Direktur Human Capital BRI Agus Winardono, kegiatan ini sebagai bentuk kolaborasi ekosistem keuangan dan ekosistem kesehatan untuk menciptakan akses layanan kesehatan yang baik bagi masyarakat khususnya Pekerja BRI.
BRI sebagai badan usaha yang mempercayakan perlindungan kesehatan kepada Asuransi BRI Life, dalam kegiatan ini bersama-sama mengedukasi karyawan untuk menjalani pola hidup sehat.
“BRI mendorong pola hidup sehat bagi seluruh pekerjanya, meskipun perusahaan telah menjamin asuransi kesehatan pekerja, karena sejatinya setiap pekerja harus memiliki mindset untuk memahami pentingnya pola hidup sehat yang tentunya akan mempengaruhi kinerja setiap pekerja," kata Agus, dikutip Minggu (24/9/2023).
“Selanjutnya, kegiatan ini juga akan dilaksanakan di kantor-kantor wilayah BRI di daerah, dengan mengangkat subtema yang berbeda serta akan bersinergi dengan rumah sakit atau klinik rekanan," lanjut Agus.
Pengelolaan Asuransi Jiwa
Di kesempatan yang sama, Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila yang juga hadir pada acara tersebut bersama jajaran Direksi BRI Life lainnya, menyampaikan bahwa; pengelola asuransi jiwa dan kesehatan harus berperan aktif mensosialisasikan pola hidup sehat kepada nasabahnya.
Disisi lain, juga memiliki peran dalam membina hubungan baik dengan pihak ketiga seperti halnya rumah sakit dan juga klinik obat-obatan/apotek. Hubungan kerjasama yang dijalin secara harmonis ini, pada muaranya guna memenuhi solusi kemudahan layanan akses kesehatan terutama bagi pekerja dan Nasabah BRI Life.
“Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Hari Pelanggan (customer day), yang bertujuan sebagai bagian apresiasi BRI Life atas Kesehatan seluruh Pekerja di group BRI, untuk itu penting bagi kita mendorong agar seluruh Pekerja dapat lebih memahami pentingnya pola hidup sehat," papar dia.
Pekerja dan Nasabah yang hadir pada event yang dikemas dengan fun tersebut menyatakan bahwa kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan di lingkungan Pekerja, karena disamping menambah wawasan akan pola hidup sehat, beragam aktifitas menyenangkan lainnya juga digelar, seperti; Special Cooking Performance bersama Chef Muto dan adanya fasilitas Mini Medical Check Up gratis bagi 500 pengunjung.
Advertisement
Pendapatan Premi Asuransi Terkontraksi 2,34 Persen Januari-Juli 2023, OJK Beberkan Penyebabnya!
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat akumulasi pendapatan premi sektor asuransi selama periode Januari sampai dengan Juli 2023 mencapai Rp177,13 triliun, atau terkontraksi 2,34 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya Juli 2022 sebesar 1,31 persen.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ogi Prastomiyono, mengatakan pertumbuhan akumulasi premi asuransi jiwa terkontraksi sebesar 7,85 persen yoy dengan nilai sebesar Rp102,12 triliun per Juli 2023, didorong oleh normalisasi kinerja pendapatan premi pada lini usaha PAYDI.
"Di sisi lain, akumulasi premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh positif 6,30 persen yoy, menjadi Rp75,02 triliun," kata Ogi dalam dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Agustus secara virtual, Jumat (8/9/2023).
Namun, secara umum permodalan di industri asuransi terjaga, dengan industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan Risk Based Capital (RBC) yang di atas threshold masing-masing sebesar 460,32 persen dan 311,53 persen. Artinya, masih jauh di atas threshold sebesar 120 persen.
Sementara itu, untuk asuransi sosial, total aset BPJS Kesehatan per Juli 2023 mencapai Rp118,95 triliun, atau tumbuh sebesar 14,58 persen yoy. Pada periode yang sama, total aset BPJS Ketenagakerjaan mencapai Rp699,79 triliun, atau tumbuh sebesar 14,09 persen yoy.
Begitupun untuk dana pensiun juga tercatat mengalami pertumbuhan aset sebesar 7,12 persen yoy dengan nilai aset sebesar Rp360,08 triliun.
OJK juga mencatat untuk perusahaan penjaminan, di Juli 2023 nilai asetnya naik menjadi Rp14,21 triliun dengan nilai aset mencapai Rp44,64 triliun.
Pendapatan Premi Asuransi Turun per Semester I-2023, Cuma Rp 150,8 Triliun
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono, melaporkan pada Semeseter I 2023 pendapatan premi asuransi turun sebesar 4,74 persen secara tahunan (yoy).
Secara akumulasi nominal, pendapatan premi asuransi semester I-2023 baik premi asuransi konvensional dan syariah mencapai Rp 150,8 triliun.
Menurut Ogi, salah satu kontributor penyebab penurunan tersebut adalah asuransi jiwa, lantaran trennya masih mengalami penurunan.
"Premi asuransi jiwa turun 9,94 persen yoy, Rp86,0 triliun per Juni 2023," kata Ogi dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulan Juli 2023 secara virtual, Kamis (3/8/2023).
Normalisasi PremiOgi menjelaskan penurunan akumulasi premi asuransi jiwa disebabkan oleh normalisasi premi di lini usaha PAYDI. Di sisi lain, akumulasi premi asuransi umum tumbuh positif 4,02 persen yoy menjadi Rp 64,06 triliun.
Advertisement