Sejarah Hari Kesadaran Ataksia Internasional yang Diperingati Setiap 25 September

Pada 25 September setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Kesadaran Ataksia Internasional.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 25 Sep 2023, 14:52 WIB
Ataksia Friedrich

Liputan6.com, Bandung - Pada 25 September setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Kesadaran Ataksia Internasional atau International Ataxia Awareness Day (IAAD). Peringatan ini mempunyai tujuan dalam meningkatkan kesadaran global mengenai Ataksia.

Melansir dari situs resmi Kemenkes, ataksia adalah sebuah penyakit langka yang memengaruhi 1 dari 50.000 orang di seluruh dunia. Penyakit ini adalah gangguan gerakan tubuh yang disebabkan masalah pada otak penderitanya.

Penderita ataksia akan sulit untuk menggerakkan tubuhnya baik ketika berbicara, menggerakan mata, berjalan, dan gerakan sadar lainnya.

Mengutip dari Siloamhospitals, di Indonesia jumlah penderita Ataksia diperkirakan kurang dari 500 orang dan di Amerika mencapai 150.000 orang.


Sejarah Hari Kesadaran Ataksia Internasional

Firsta Mungkin Dulu Pernah Punya Pengalaman Buruk dengan Kursi Roda, yang Membuat Dia Jadi Fobia, tapi Firsta Tidak Menyadari Hal Tersebut (Ilustrasi/iStockphoto)

Peringatan Hari Kesadaran Ataksia Internasional jatuh setiap 25 September setiap tahunnya dicetuskan pertama kali oleh organisasi National Ataxia Foundation (NAF).

Organisasi ini dibentuk sejak 1957 di Amerika Serikat dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang Ataksia. Adapun pada 1999 National Institutes of Health (NIH) turut mensponsori acara Konferensi Ataksia Friedreich International.

Melalui konferensi tersebut menjadi langkah awal dalam terbentuknya peringatan Hari Kesadaran Ataksia Internasional yang digelar pertama kali pada 25 September 2000. Tujuan dari peringatan ini untuk meningkatkan kesadaran atas penyakit tersebut dan meningkatkan rasa percaya diri pada pasien yang menderita penyakit Ataksia.

Melansir dari ataxia.org, peringatan ini menjadi upaya untuk menyebarkan kesadaran atas penyakit langka tersebut. Sehingga, bisa membantu masyarakat di seluruh dunia untuk menyadari pentingnya mengetahui penyakit Ataksia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya