Liputan6.com, Banyuwangi - Badan Urusan Logistik (Bulog) Banyuwangi mendistribusikan beras impor dari Vietnam dan Thailand ke tiga daerah yang mengalami devisit beras.
Kepala Bulog Banyuwangi Harisun mengatakan, ketiga daerah tersebut yaitu Bali, Nusa Tenggara Timur dan Bondowoso.
Advertisement
Untuk total beras impor yang dikirim ke tiga daerah itu mencapai 16 ribu ton, dengan rincian 7.000 ton beras dikirim ke Bali, 5.500 ton dikirim ke Nusa Tenggara Timur, dan 3.500 ton ke Bondowoso.
“Kita ada perintah dari pusat dalam rangka untuk stabilisasi beras untuk daerah-daerah devisit kebetulan daerah Bali dan NTT untuk penyaluran bantuan pangan ini kan stoknya terbatas, jadi kami diperintahkan pusat untuk mengirim stok ke daerah tersebut,” ujar Harisun, Senin (25/9/2023).
Menurut Harisun, tujuan dikirimkanya 16 ribu ton beras impor tersebut agar ketersediaan dan stok beras di seluruh wilayah Indonesia dalam kondisi aman dan tercukupi.
Kata Harisun, Bali, NTT dan Bondowoso merupakan tiga daerah yang mengalami defisit beras. Sehingga pengiriman beras impor tersebut untuk pemerataan stok.
“Untuk Bondowoso sebenarnya sudah ada stok beras cuma stoknya menipis, jadi kami diperintah ke Bondowoso juga untuk dikirim,”papar Harisun.
Pengiriman beras untuk tiga daerah itu saat ini sedang berjalan. Pihaknya memang membutuhkan waktu lebih agar seluruhnya bisa terkrim sesuai kota yang ditentukan.
“Smoga pengiriman ini bisa membantu kekurangan beras yang ada di tiga wilayah itu, sehingga ada pemerataan,” tuturnya.
Bulog Banyuwangi Terima Lima Kali kiriman Beras Impor
Hingga saat ini, Bulog Banyuwangi telah menerima lima kali kiriman beras impor yang datang via Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi.
“Dari lima kali kiriman itu, total beras impor yang diterima berjumlah 24,6 ribu ton,”kata Harisun.
Sementara itu, Bulog Banyuwangi saat ini masih menyimpan beras yang cukup untuk kebutuhan selama sekitar 14 bulan ke depan.
“Jumlah ini cukup untuk kebutuan selama 6 bulan di wilayah Banyuwangi,” pungkasnya.
Advertisement