Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama BRI, Sunarso optimistis bahwa BRI dapat memacu kinerjanya di sisa tahun 2023. Pasalnya, fundamental kinerja BRI hingga kondisi ekonomi yang baik sangat memengaruhi kinerja cemerlang yang akan tercipta di sisa tahun ini.
"Proyeksi pertumbuhan kredit berada di kisaran 10%-12% dan ini merupakan komitmen kami untuk me-leverage kapital yang sangat memadai," ujarnya.
Advertisement
Sunarso juga menyebut bahwa situasi ekonomi dalan negeri akan semakin dinamis ditopang kondisi politik yang kian hangat menjelang tahun politik. Ia mengungkapkan, satu tahun menjelang pemilu biasanya pertumbuhan ekonomi terdorong 0,25%.
“Adanya Pemilu juga bisa berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi. Dan hal ini akan mendorong daya beli dan konsumsi rumah tangga yang meningkat," sebutnya.
"Dan jika dikaitkan dengan pertumbuhan kredit, BRI pun memiliki hasil riset, di mana pertumbuhan kredit atau loan demand dipengaruhi konsumsi rumah tangga atau daya beli Masyarakat," jelas Sunarso.
Sebagai informasi, saat ini BRI memiliki permodalan kuat dengan Return on Equity (ROE) yang tinggi. ROE BRI berada di level 20,01%, kemudian Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26,76%.
"CAR tersebut adalah hal yang perlu direspons dengan tepat karena merupakan salah satu tantangan mewujudkan pertumbuhan berkualitas," ujar Sunarso.
Modal Sangat Kuat
Sunarso menjelaskan bahwa permodalan yang sangat kuat merupakan kompensasi dari return on equity yang rendah. Dirinya pun menegaskan, BRI mampu menjawab tantangan tersebut karena antara ROE dan CAR sama-sama tinggi.
"Modalnya sangat kuat, artinya bank ini sangat sehat dari sisi permodalan. Tapi modal yang kuat itu juga di-leverage menjadi revenue dan return yang baik. Hal tersebut ditunjukkan dari level return on equity BRI yang mencapai 20,01%,” jelasnya.
ROE tersebut tumbuh sekitar 2,5% secara tahunan dari 17,48%, sedangkan CAR bertumbuh 1,6% yoy dari 25,06%.
"Dengan kemampuan yang baik dalam mengelola permodalan tersebut, manajemen perseroan optimistis mampu merealisasikan target pertumbuhan pada akhir 2023," ungkap Sunarso.
Likuiditas BRI pun terkelola dengan baik karena Loan to Deposit Ratio BRI berada di level 87%. Dengan kata lain, likuiditas tersebut sangat memadai. Kendati demikian, BRI akan mengoptimalkan loan to deposit ratio hingga di level 90%-92%.
“Masih perlu didorong lagi untuk menumbuhkan kredit, sampai LDR di level yang optimal. Kita harus mampu terus tumbuh dan menjaga kualitas pertumbuhan," ujar Sunarso.
(*)
Advertisement