Liputan6.com, Jakarta - Bagi umat Islam, kiamat adalah sebuah keniscayaan. Hari akhir itu akan tiba meski tidak ada seorangpun yang tahu kapan waktu pasti terjadinya.
Pada hari kiamat ada pula hari penimbangan dan perhitungan atau hisab. Tiap manusia akan diadili seadil-adilnya.
Baca Juga
Advertisement
Ada beberapa hal yang akan dipertanyakan pada hari kiamat. Ulasan berbagai hal yang dipertanyakan itu menjadi salah satu dari tiga artikel paling populer di kanal Islami Liputan6.com, Senin (25/9/2023).
Artikel kedua yakni penjelasan Gus Baha mengenai kekhawatiran seorang muslim tentang sholat tidak khusyuk. Kebanyakan khawatir sholatnya tidak diterima.
Sementara, artikel ketiga yang juga menuai perhatian adalah kisah ramalan orang Yahudi Makkah menjelang detik-detik kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Selengkapnya mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. 4 Hal yang Dipertanyakan di Hari Kiamat, Siapkah Kita?
Kehidupan manusia di dunia ini tidaklah abadi. Kelak setiap amal perbuatan yang dilakukan selama hidup akan dipertanggungjawabkan di alam akhirat.
Sebagai umat Islam hendaknya dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi hari penghakiman tersebut. Setidaknya ada beberapa perkara yang akan dipertanyakan kala di akhirat nanti. Rasulullah SAW bersabda:
لَا تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ جَسَدِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيْهِ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ (رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ وَالتِّرْمِذِيُّ)
Artinya: Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak dari tempat hisabnya pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai 4 hal: (1) umurnya, untuk apakah ia habiskan, (2) jasadnya, untuk apakah ia gunakan, (3) ilmunya, apakah telah ia amalkan, (4) hartanya, dari mana ia peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan. (HR Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi).
Berdasarkan hadis di atas, maka dapat disimpulkan bahwasanya pada hari kiamat setiap manusia akan mendapat pertanyaan empat macam pertanyaan yang dapat dijawab berdasarkan atas perbuatan apa yang telah dilakukan selama di dunia. Empat hal ini mencakup pertanyaan tentang umur, jasad, ilmu, dan harta.
Advertisement
2. Apakah Sholat Tidak Khusyuk Diterima? Ini Penjelasan Adem Gus Baha
Sholat adalah rukun Islam kedua setelah syahadat. Ini menunjukkan betapa pentingnya sholat.
Dalam sehari, umat Islam diwajibkan sholat fardhu lima waktu. Selain itu, ada pula sholat-sholat yang sunnah dilakukan, tiap hari.
Ibarat sebuah bangunan nan megah, maka sholat adalah pintu sekaligus kuncinya. Tanpa pintu dan kunci itu, maka kita tak akan dapat memasuki atau menikmati kemewahannya.
Sebanyak apapun amalan seseorang, yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah sholat.
Namun begitu, tak semua umat Islam khusuk dalam beribadah. Seringkali, seseorang bisa sholat khusuk di awal, namun kemudian pikirannya ke mana-mana sehingga tidak khusuk lagi.
Ada pula yang sejak awal memang sulit khusyuk. Beban pikiran karena pekerjaan, masalahan rumah tangga, hobi dan lainnya kerap dibayangkan saat seseorang sholat.
Pertanyaannya, apakah sholat tidak khusyuk diterima Allah SWT? Soal ini, cendekiawan Islam KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha menjelaskan dengan gamblang.
3. Ramalan Orang Yahudi pada Malam Sebelum Kelahiran Nabi Muhammad
Rasulullah Muhammad SAW adalah nabi akhir zaman yang telah disebut dalam kitab suci umat terdahulu, Taurat dan Injil. Taurat kitab suci umat Yahudi, sedangkan Injil adalah kitab suci Nasrani.
Sejak masa jahiliyyah, banyak pendeta dan rabi yang dikenal karena pengetahuannya yang luas. Salah satunya yakni nubuat bahwa akan ada nabi akhir zaman yang diutus untuk seluruh umat manusia.
Beberapa rabi dan pendeta bahkan paham ciri-ciri nabi akhir zaman dan bagaimana tanda-tanda kelahirannya.
Khusus Yahudi, disamping dikenal karena kecerdasannya, orang-orang Yahudi juga memiliki strata sosial tersendiri di antara penduduk di Jazirah Arab. Sebab, mereka dikenal sebagai kaumnya nabi.
Dalam agama Samawi, banyak nabi-nabi yang dilahirkan dari kaum mereka. Karenanya penganut Yahudi yakin betul nabi akhir zaman akan terlahir dari golongan mereka.
Ada salah satu fragmen menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW yang melibatkan seorang tokoh Yahudi Makkah. Kemungkinan besar dia juga seorang ahlul kitab, menilik pengetahuannya mengenai tanda-tanda kelahiran nabi akhir zaman.
Namun, belakangan mereka kecewa berat. Pasalnya, bayi agung tersebut lahir pada Senin, 12 Rabi'ul Awal tahun Gajah atau 570 M itu bukan dari kalangan mereka, Bani Israil.
Advertisement