Liputan6.com, Jakarta IKN Nusantara digadang menjadi kota hijau dengan target nol emisi di 2030 mendatang. Peta jalan atau blueprint mengenai target IKN Nusantara ini akan dirilis dalam waktu dekat, sekitar Desember 2023 mendatang.
Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susantono mengatakan, peta jalan itu merupakan Locally Determined Contribution (LDC). Dimana, peta jalan ini jadi yang pertama untuk tingkat kota yang menargetkan penurunan emisi karbon.
Advertisement
"Nusantara adalah kota pertama di Indonesia yang akan meluncurkan Locally Determined Contribution (LDC), kota pertama di Indonesia. Kami akan meluncurkan nanti di kuartal IV di bulan Desember (2023)," kata Bambang dalam Katadata Sustainability Action for The Future Economy, di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Selasa (26/9/2023).
Pengurangan Emisi
Dia menyebut, dalam level nasional, target pengurangan emisi ini dituangkan dalam Nationally Determined Contribution (NDC) yang membidik nol emisi karbon di 2060. Namun, LDC yang dibawa Nusantara merupakan yang pertama untuk level kota, dan bahkan diasebut sebagian kecil untuk level ibu kota.
Dia menargetkan, IKN Nusantara akan menjadi kota pertama dengan tingkat nol emisi karbon di 2030 mendatang. Artinya, ada wakru sekitar 7 tahun sejak blueprint itu diluncurkan.
"InsyaaAllah kita adalah the first in Indonesia dan the frst among capital. Capital itu belum banyak, ibu kota belum banyak yang meluncurkan LDC. Karena gak gampang mempunyai komitmen. Hitung-hitungan kami sih 2030 kami bisa jadi carbon netral city," tegasnya.
Bisa Lebih Baik
Sementar itu, Bambang mengakui kalau sebenarnya IKN Nusantara punya potensi lebih dari sekadar nol emisi karbon. Ini merujuk pada pernyataan bos World Research Institute, Ani Dasgupta.
Merujuk pernyataan itu, IKN Nusantara bisa dibidik menjadi kota dengan tingkat emisi negatif. Bisa dibilang, saking rendahnya emisi di Nusantara akan menyerupai tingkat emisi di hutan.
"Tapi ada temen saya presiden dan CEO nya World Research Institute namanya Dr Ani Dasgupta mengatakan, 'bapak you are the modest, kalian harusnya bisa lebih dari itu. Gak cuma karbon netral di 2030, harusnya carbon negative, seperti hutan'," kata dia.
Ini bisa jadi target yang realistis, mengingat hanya sekitar 30 persen wilayah di IKN Nusantara yang akan dibangun. Sementara, sisanya adalah hutan tropis dan ruang terbuka hijau dengan dominasi ramah lingkungan
"Karena 60 persen dari kita kan mau jadi tropical forrest, carbon sink lah, itu akan menjadi penyedot lebih besar lagi dibanding 30 persen yang dibangun," pungkasnya.
Advertisement
Peradaban Baru
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir kembali berkesempatan untuk menginap di titik nol IKN Nusantara. Di tiap kunjungannya, Erick Thohir mengaku ada hal baru yang didapatnya.
"Setiap datang ke Ibu Kota Nusantara, selalu ada cerita baru. Cerita yang membuat saya dan teman-teman semakin yakin, Indonesia tak lama lagi memiliki kota masa depan yang kita idamkan," kata dia mengutip akun Instagram @erickthohir, Minggu (24/9/2023).
Kali ini, Erick meyakini kalau pembangunan IKN Nusantara bukan membangun ibu kota baru semata. Tapi, lebih kuat dari itu, IKN Nusantara membangun peradaban baru.
"Kota dengan peradaban baru yang bersahabat dengan manusia dan alam. Kota yang memberikan harapan baru bagi masyarakat sekitar," tegasnya.
Kemudahan Investasi
Salah satu yang disoroti Erick adalah soal kemudahan berinvestasi di IKN Nusantara. Misalnya saja, dari sisi kepemilikan lahan.
Pemerintah menyiapkan lahan dengan harga terjangkau sekitar Rp 1 juta - 2 juta per meter. Tapi, dengan ketentuan area yang dibangun maksimal 30 persen-nya saja.
"Jadi kalau beli 500 meter jadi cuma dibangun 150 meter sisanya mesti ruang hijau," kata Erick.
Menurut Erick, di IKN Nusantara akan menciptakan karakter baru yang menyesuaikan dengan anak-anak muda sebagai tulang punggung Indonesia di masa depan.
"Ini kan cita-citanya tidak hanya membangun Ibu Kota, tapi membangun kehidupan baru, dengan karakter baru anak muda Indonesia," pungkasnya.
Advertisement