Liputan6.com, Jakarta - Seorang guru Madrasah Aliyah (MA) berinisial berinisial AFR harus dilarikan ke rumah sakit lantaran terluka di bagian lehernya usai dibacok seorang murid pada Senin 25 September 2023 kemarin.
Peristiwa itu terjadi di MA Yasua, Palingwetan, Kebonagung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Pelaku berinsial RS langsung kabur menggunakan sepeda motor usai membacok AFR.
Baca Juga
Advertisement
Kepala MA Yasua, Ainul Ibad mengatakan, peristiwa penganiayaan tersebut bermula saat korban berada di ruang kelas dan sedang membagikan soal ujian Penilaian Tengah Semester (TPS) sekira pukul 10.00 WIB.
Tak berselang lama, pelaku masuk ke kelas dan langsung menghampiri korban. Tiba-tiba, pelaku yang ternyata membawa celurit itu langsung menebas korban dari belakang. AFR sempat menangkis hingga terluka di tangan kirinya.
"Saat guru membagikan soal ulangan, kemudian (pelaku) masuk ke ruangan. Kira-kira kejadian jam 10," kata Ainul dikutip dari video Liputan6.com, Selasa (26/9/2023).
Ainul menambahkan, suasana kelas saat itu memang sedang melaksanakan ujian. Murid-murid yang melihat kejadian tersebut langsung panik dan memberitahu ke guru yang lain.
"Anak-anak yang lain memberitahukan kejadian itu ke guru yang lain," ucap Ainul.
Korban yang terluka dan bersimbah darah langsung dibawa ke UGD rumah sakit terdekat. Sementara pelaku melarikan diri menggunakan sepeda motornya.
"(Korban) luka di leher bagian belakang dan lengan bagian kiri," tambah Ainul.
Motif Murid Bacok Guru di Demak: Tak Puas Hasil Nilai Jelek
Sebelumnya, seorang siswa Madrasah Aliyah (MA) di Demak, Jawa Tengah, berinisial RS tega membacok gurunya karena tidak puas dengan nilai yang diberikan sang guru.
Kapolres Demak AKBP M Purbaya mengatakan, perbuatan siswa kelas XII tersebut diduga dipicu ketidakpuasan atas nilai yang diberikan oleh guru bernama Fathur.
"Saya sudah perintahkan Resmob membantu Polsek Kebonagung untuk mengejar pelaku pembacokan," katanya, Selasa (26/9/2023).
AKBP Muhammad Purbaya mengatakan, peristiwa itu terjadi di MA Yasua, Pilangwetan, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak, sekitar pukul 09.30.
Pelaku RS yang masih duduk di kelas XII itu tiba-tiba membacok leher gurunya yang bernama Fathur.
Motif dari tindakan pelaku didasari oleh ketidakpuasan terhadap hasil penilaian tengah semester yang kurang memuaskan.
"Ia melakukan tindakan ini setelah merasa tidak puas dengan nilai yang diperolehnya dalam penilaian tengah semester," jelas Purbaya.
Advertisement