Menolak Lupa Tragedi 26 September 2019, 2 Mahasiswa Universitas Halu Oleo Tewas Tertembak di Kendari

Aksi demonstrasi mahasiswa UHO menuntut pengungkapan kasus dua mahasiswa La Randi dan Yusuf Kardawi korban tertembak polisi di Kota Kendari.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 27 Sep 2023, 11:00 WIB
Aksi demonstrasi mahasiswa UHO menuntut pengungkapan kasus dua mahasiswa la Randi dan Yusuf Kardawi korban tertembak polisi di Kota Kendari.

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) turun ke jalan memperingati dua mahasiswa tewas tertembak polisi di Kota Kendari, Selasa (26/9/2023). Empat tahun lalu pada tanggal yang sama, La Randi (21) dan Yusuf Kardawi (19), mahasiswa asal Kota Kendari tewas saat mahasiswa se-Indonesia serentak berdemonstrasi menolak RUU KUHP dan RUU Cipta Kerja.

Aksi teaterikal, dimulai saat puluhan mahasiswa Fakultas Teknik UHO berperan sebagai demonstran, menolak RUU Cipta kerja dan RUU KUHP. Mereka menyoroti perilaku anggota DPRD yang dianggap sengaja meloloskan undang-undang yang dinilai tidak memihak rakyat kecil. Mahasiswa juga geram terhadap aparat hukum yang tidak sungguh-sungguh menangani kasus korupsi.

Aksi teaterikal, menampilkan adegan demonstrasi mahasiswa berujung bentrok dengan pihak kepolisian. Saat itu, oknum polisi digambarkan bertindak represif, menganiaya dan memukul mahasiswa.

Di tengah demonstrasi, dua orang mahasiswa tiba-tiba jatuh ke aspal usai tewas tertembak. Ternyata, keduanya yakni La Randi, mahasiswa dan Yusuf Kardawi, mahasiswa Teknik Sipil jurusan Vokasi.

Selanjutnya, muncul adegan kedua orangtua mahasiswa berteriak histeris di depan jenazah. Mahasiswa menggambarkan kembali detik-detik saat ayah La Randi menangis tersedu mendapati anaknya sudah tewas bersimbah darah akibat terjangan peluru polisi.

Sedangkan, ayah Yusuf Kardawi, juga terlihat histeris saat baru pulang kerja lalu mendapati jenazah anaknya, diketahui dbawa pulang dari Kota kendari menuju kampungnya di Kabupaten Muna.

Ketua BEM Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo Kendari La Ode Muhammad Ali Sabila mengatakan, aksi ini bertujuan menggambarkan aksi represif polisi terhadap dua orang mahasiswa UHO.

"Kami berupaya mengingatkan mahasiswa UHO, bahwa masih ada otak pelaku penembakan mahasiswa yang belum terungkap aparat penegak hukum sampai hari ini," ujar Muhammad Ali Sabila.

Kata dia, sikap represif polisi menghadapi aksi demonstrasi menjadi peringatan bagi mahasiswa dan kepolisian. Selain itu, BEM Fakultas Teknik beranggapan, aparat penegak hukum dan pemerintah masih memiliki utang kasus pengungkapan dua mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari tertembak di Kendari.

 


Empat Tahun, Pelaku Penembakan Tidak Terungkap

Aksi demonstrasi mahasiswa UHO menuntut pengungkapan kasus dua mahasiswa la Randi dan Yusuf Kardawi korban tertembak polisi di Kota Kendari.

Sejak 2019, pelaku penembakan dua orang mahasiswa asal Kota Kendari ini, belum terungkap. Keduanya yakni La Randi dan Yusuf Kardawi.

La Randi diketahui tertembak pada bagian dada kiri tembus ke dada kanan. Beberapa jam kemudian, tim dokter RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara menyatakan La Randi meninggal.

Sedangkan Yusuf Kardawi, dinyatakan meninggal keesokan harinya, Jumat (27/9/2019). Dia tertembak pada bagian kepala dan kehabisan banyak darah di rumah sakit yang sama.

Hingga saat ini, pelaku penembakan Yusuf Kardawi belum terungkap. Polisi mengatakan, sedang mengumpulkan alat bukti. Kabid Humas Polda Tenggara, Kombes Pol Ferry Walintukan mengatakan, saat ini pihaknya tidak berhenti mengumpulkan informasi baru.

"Sampai hari ini, kami belum menemukan alat bukti terkait penembakan Yusuf Kardawi, namun polisi tdak menutup diri secara institusi jika ditemukan fakta atau bukti baru," ujar Ferry Walintukan.

Terkait lolosnya adik Yusuf Kardawi menjadi anggota polisi, dia mengatakan karena memang memenuhi kriteria. Kata Ferry, adik Yusuf Kardawi memenuhi kemampuan fisik dan akademik yang baik.

"Kami hanya dorong, sisanya memang perjuangan Ahmad Fauzy sendiri," ujar kabid Humas.

Pihak Mahasiswa UHO, melalui Ketua BEM FISIP UHO Ikbal Rahmawan, mengatakan, mahasiswa UHO akan terus mencari keadilan atas tewasnya mahasiswa UHO saat demonstrasi 26 September 2019.

"Kami akan terus bergerak, menuntut penegak hukum mengungkap bukti-bukti yang ada terkait penembakan Yusuf Kardawi," ujar Ikbal Rahmawan. Rencananya, mahasiswa UHO akan berdemonstrasi Selasa (26/9/2023). Aksi ini sebagai peringatan tewasnya dua orang mahasiswa UHO dan belum ditemukannya otak pelaku penembakan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya