Warga Baduy Dalam Masih Terkendala Jarak untuk Akses Layanan Kesehatan, Ini Solusi Terbaik Tanpa Melanggar Adat

Menurut salah satu warga Baduy Dalam yang karib disapa Ayah Mursyid, puskesmas terdekat berada di Ciboleger yang jaraknya 15 hingga 18 km.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 27 Sep 2023, 09:00 WIB
Menurut salah satu warga Baduy Dalam yang karib disapa Ayah Mursyid, puskesmas terdekat berada di Ciboleger yang jaraknya 15 hingga 18 km, (26/9/2023). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Liputan6.com, Jakarta - Semakin banyak warga Baduy Dalam yang telah memiliki kartu BPJS Kesehatan. Hingga 26 September 2023, warga Baduy di Lebak, Banten yang sudah terdaftar Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ada 6.196 jiwa.

Dengan kartu BPJS Kesehatan, mereka bisa berobat secara gratis ke fasilitas kesehatan terdekat. Sayangnya, fasilitas kesehatan terdekat jaraknya terlalu jauh dari Baduy Dalam.

Menurut salah satu warga Baduy Dalam yang karib disapa Ayah Mursyid, puskesmas terdekat berada di Ciboleger yang jaraknya 15 hingga 18 km.

“Puskesmas terdekat di Ciboleger, sekitar 15 atau 18 kilo,” kata Ayah Mursyid saat ditemui di Kampung Binong Raya, Desa Kanekes, Lebak, Banten, Selasa, 26 September 2023.

Jarak tersebut kerap membuat warga yang sakit atau terkena musibah seperti dipatok ular terlambat mendapat penanganan.

“Banyak warga kami ketika bekerja di ladang dipatok ular itu cukup sulit mencari obat bisa, terus harus dirujuk ke mana. Jangankan kami yang di dalam, Baduy Luar pun kadang sulit.”

Ada kalanya, warga mencari obat penawar bisa ular ke puskesmas tapi obatnya pun tidak tersedia.

“Tahun-tahun kemarin banyak warga yang habis bekerja di ladang dipatok ular sampai meninggal. Waktu itu datang ke puskesmas atau pustu (puskesmas pembantu) ternyata obat anti bisanya lagi kosong, lagi cari dulu ke mana gitu kan itu bisa telat,” katanya.


Warga Baduy Dalam Tak Boleh Gunakan Kendaraan

Warga Baduy Dalam Masih Terkendala Jarak untuk Akses Layanan Kesehatan, Ini Solusi Terbaik Tanpa Melanggar Adat (26/9/2023). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin).

Terlebih, warga Baduy Dalam tidak diperbolehkan untuk menaiki kendaraan seperti mobil. Ini merupakan salah satu aturan adat yang tak boleh dilanggar. Sementara, warga Baduy Luar boleh menggunakan kendaraan bermotor.

“Kalau ke puskesmas, ke rumah sakit itu saudara-saudara kami di Baduy Luar. Kalau kami yang di Baduy Dalam kami ada satu kendala, kami dilarang naik mobil,” tambahnya.


Solusi Terbaik Sediakan Akses Layanan Kesehatan Tanpa Langgar Adat

Kampung Binong Raya, Desa Kanekes, Lebak, Banten. Pintu perbatasan masyarakat Baduy Dalam dan Baduy Luar (27/9/2023). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Dalam acara penyerahan kartu BPJS Kesehatan di Kampung Binong Raya, Ayah Mursyid tak memungkiri bahwa upaya pemerintah dalam memberi akses kesehatan sangat baik.

Menurutnya, ini adalah upaya yang sangat penting. Sementara, untuk teknis pelaksanaannya dia berharap pemerintah dan warga Baduy bisa saling menghargai.

“Ini sangat penting, adapun nanti teknisnya harus bisa menghargai,” ujar Ayah Mursyid.

Namun, menurutnya cara terbaik untuk memberi akses kesehatan bagi warga Baduy Dalam adalah membangun fasilitas kesehatan di kampung Binong Raya.

Binong Raya adalah akses terdekat ke warga Baduy Dalam. Maka dari itu, ia berharap agar di Binong Raya dibangun fasilitas kesehatan bagi warga Baduy.

“Jarak dari Baduy Dalam ke Binong Raya empat kilo. Harapan saya, pemerintah, menteri, dan jajaran terkait, di tempat ini (Binong Raya) supaya lengkap. Ada sarana prasarana, fasilitas kesehatan. Apa mau rumah sakit, apa fasilitas kesehatan lain,” harapnya.

Dengan begitu, akses pada layanan kesehatan semakin terbuka lebar. Tidak hanya gratis karena memiliki kartu BPJS Kesehatan tapi juga jarak fasilitas kesehatannya lebih mudah dijangkau tanpa harus menggunakan kendaraan.


Upaya Kemenkes Saat Ini

Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan Kemenkes RI Bayu Tedja Muliawan berikan kartu BPJS Kesehatan secara simbolis kepada warga Baduy Luar dan Baduy Dalam di Kampung Binong Raya, Desa Kanekes, Banten (26/9/2023). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Mendengar harapan Ayah Mursyid, Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan Kemenkes RI Bayu Tedja Muliawan memberi tanggapan.

Menurutnya, untuk meningkatkan akses masyarakat pada fasilitas kesehatan, Kemenkes punya target setiap satu kecamatan memiliki satu puskesmas.

“Target kami di 2024 semua kecamatan itu punya satu puskesmas,” katanya.

Sementara, untuk memperluas cakupan puskesmas maka ada puskesmas pembantu (pustu) dan posyandu.

“Di Desa Kanekes ini sudah ada 6 titik posyandu. Ini untuk memperluas jangkauan dari puskesmas. Sehingga, masyarakat bisa mendapatkan layanan promotif dan preventif mulai dari posyandu,” jelas Bayu.

Tenaga kesehatan di puskesmas dan obat pelayanan dasar pun dilengkapi secara bertahap hingga 2024.

“Dan kalau ada permintaan soal penanganan bisa ular itu kita bisa lengkapi di puskesmas. Jadi itu secara berjenjang yang kita lakukan untuk meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan,” pungkasnya.

Banyak Aduan Peserta BPJS Kesehatan di RS?(Abdillah/Liputan6.com).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya