Bikin Takjub, Peneliti Jepang Gunakan AI untuk Terjemahkan Suara Ayam

Terjemahkan berbagai suara ayam, peneliti Jepang ini gunakan kecerdasan buatan (AI).

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 27 Sep 2023, 14:00 WIB
Terjemahkan berbagai suara ayam, peneliti Jepang ini gunakan kecerdasan buatan (AI). Sumber: siakapkeli

Liputan6.com, Jakarta Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence atau AI) adalah cabang dari ilmu komputer, yang bertujuan untuk menciptakan sistem komputer atau mesin, yang mampu melakukan tugas-tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia.

AI memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang, termasuk pengenalan wajah, kendaraan otonom, permainan video, analisis data, diagnosis medis, penerjemahan bahasa, dan banyak lagi. Hal ini yang membuat Kecerdasan Buatan (AI) telah menjadi bagian penting dari teknologi modern, dan terus berkembang dengan cepat di berbagai sektor kehidupan.

Seperti yang akhir-akhir ini terjadi, di mana sejumlah peneliti dan beberapa psikolog hewan dari Jepang, melakukan analisis vokalisasi ayam, menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI). Adapun tujuan analisi ini, untuk mengidentifikasi pola suara yang berkaitan dengan berbagai keadaan emosi, atau situasi tertentu pada ayam.

Penelitian yang dipimpin oleh Profesor Adrian David Cheok dari Universitas Tokyo ini, memperoleh enam keadaan emosi ayam dengan akurasi 80%. Sontak analisis yang dilakukan menjadi viral di kalangan warganet, khususnya yang memiliki hewan peliharaan.

Berikut ini penelitian suara ayam menggunakan AI yang Liputan6.com rangkum dari Siakapkeli, Rabu (27/9/2023). 


Kecerdasan Buatan (AI) untuk Suara Ayam

Terjemahkan berbagai suara ayam, peneliti Jepang ini gunakan kecerdasan buatan (AI). Sumber: siakapkeli

Sebuah tim ilmuwan dari Jepang telah mengungkapkan, bahwa mereka mampu mengartikan berbagai suara yang dihasilkan oleh ayam, berkat bantuan kecerdasan buatan (AI). Para peneliti ini mengklaim bahwa dengan menggunakan teknologi untuk menganalisis vokalisasi ayam, mereka dapat mengenali enam keadaan emosi yang berbeda, termasuk rasa lapar, ketakutan, kemarahan, kepuasan, kebahagiaan, dan penderitaan, dengan tingkat akurasi mencapai 80%.

Penelitian ini dipimpin oleh Profesor Adrian David Cheok dari Universitas Tokyo, yang lebih dikenal karena penelitiannya dalam bidang robot seks. Sebuah studi pembuktian konsep menguraikan temuan tim ini, meskipun belum melewati tinjauan peer, namun makalahnya telah diajukan untuk dipublikasikan dalam Nature Scientific Reports.

"Ini adalah langkah besar dalam dunia sains!" ujar Cheok. "Ini hanya awal dari perjalanan ini. Kami berharap dapat menerapkan teknik kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin ini pada hewan lainnya, sehingga kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik untuk mereka."

"Metodologi kami melibatkan penggunaan teknologi kecerdasan buatan canggih yang kami sebut Deep Emotional Analysis Learning (DEAL), sebuah pendekatan yang sangat matematis dan inovatif yang memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang keadaan emosi melalui data audio," tambah Cheok. "Jika kita dapat memahami perasaan hewan, kita dapat merancang lingkungan yang lebih baik bagi mereka."

Cheok berkolaborasi dengan tim yang terdiri dari delapan psikolog hewan, dan ahli bedah hewan yang memberikan wawasan mereka tentang keadaan emosional ayam. Bersama-sama, mereka menganalisis sampel suara dari 80 ekor ayam selama sekitar 200 jam.


Memberikan Wawasan Tentang Kesejahteraan Hewan

Terjemahkan berbagai suara ayam, peneliti Jepang ini gunakan kecerdasan buatan (AI). Sumber: siakapkeli

Para ilmuwan memberikan rekaman suara ayam kepada AI selama 100 jam, dan memberi label pada setiap suara sesuai dengan keadaan emosionalnya. Kemudian, mereka memasukkan 100 jam suara ayam baru ke dalam AI, dan teknologi ini mampu dengan akurat mengidentifikasi keadaan emosional ayam sebagian besar waktu.

Tim tersebut menyatakan, "Penelitian ini bukan hanya membuka jalan untuk pemahaman yang lebih baik tentang kesejahteraan hewan, tetapi juga membentuk dasar untuk penelitian lebih lanjut dalam komunikasi antar spesies yang didorong oleh kecerdasan buatan." Para ilmuwan menekankan bahwa ayam adalah "hewan yang sangat sosial," dan Cheok serta timnya berencana untuk mengembangkan aplikasi gratis, agar para peternak dapat berkomunikasi dengan ayam mereka menggunakan teknologi ini.

Penelitian ini tentu berpotensi memberikan wawasan tentang kesejahteraan hewan, meningkatkan bidang kedokteran hewan, memperbaiki kondisi peternakan unggas, membantu penelitian perilaku hewan, dan memfasilitasi interaksi antara manusia dan hewan, menurut Farming Online.

Ternyata, menjadi berpengetahuan tentang keadaan emosional ayam bukanlah hal yang sia-sia. Penelitian sebelumnya tentang ayam telah mengungkapkan bahwa mereka adalah hewan yang cerdas, menunjukkan tanda-tanda kesadaran diri, dan bahkan memiliki beberapa kemampuan numerik yang menarik. Seiring dengan perkembangan teknologi, sebuah startup bahkan mengklaim, bahwa kalung pintar mereka dapat membantu pemilik memahami bahasa tubuh anjing yang berkongkongan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya