Liputan6.com, Pekanbaru - Sempat vakum karena pandemi Covid-19, Air Force Run kembali digelar di Indonesia, khususnya di Pekanbaru, Riau. Event olahraga lari ini pertama kali digelar alumni Akademi Angkatan Udara (AAU) alumni 1996 di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma.
Tahun ini, salah satu alumni Parasena itu, Marsekal Pertama Muhammad Nurdin kembali menggagasnya. Nurdin saat ini menjadi Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.
Baca Juga
Advertisement
Nurdin mengundang para runner di berbagai daerah di Nusantara ikut berpartisipasi. Apalagi kuota pesertanya sangat terbatas mengingat ketersediaan venue.
"Mulai dibuka pendaftaran pada 1 Oktober, bertajuk Air Force Run Roesmin Nurjadin, mendaftar melalui website yang disediakan nanti, jangan sampai ketinggalan, nantinya dilaksanakan pada 17 Desember," kata Nurdin, Rabu siang, 27 September 2023.
Lanud Roesmin Nurjadin sebelumnya sudah 2 kali menyelenggarakan event lari. Pertama kali tahun 2018 bertajuk Jungle Run dan Tahun 2019 kemudian terhenti karena pandemi.
Target awal, Nurdin menyediakan kuota 2 ribu pelari kategori 5 kilometer dan 10 kilometer. Jumlah kuota bisa saja bertambah sesuai kebutuhan karena venue bisa menampung hingga 5 ribu pelari.
"Target awal penuhi dulu, kalau nanti dibuka sebanyak-banyaknya, kan gak mungkin pelari berdesakkan," kata Nurdin.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Peralatan Militer
Nurdin menjamin Air Force Run Lanud Roesmin ini berbeda dengan event serupa yang pernah digelar di Pekanbaru. Salah satunya dari rute yang dijamin bebas dari polusi kendaraan.
Track lari ada di sekitar hutan kota di kawasan militer Lanud Roesmin. Track kemudian dikombinasikan di lintasan yang hanya boleh dilalui oleh pesawat.
Selama lari nanti, peserta bisa melihat pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dan Hawk 200. Berikutnya bisa melihat peralatan tempur pertahanan udara, aktivitas penerbang atau pilot tempur dan keseharian prajurit militer.
"Dan tak lupa event ini akan menghidupkan UMKM di spot tertentu karena bisa mempromosikan produknya, begitu juga dengan vendor, hadiah totalnya Rp50 juta lebih," kata Nurdin.
Nurdin menjelaskan, Air Force Run diprakasai sekelompok perwira TNI AU alumni AAU tahun 1996. Nurdin menjadi bagian dari pemerkasa yang awalnya bertujuan membantu pemerintah meningkatkan minat masyarakat berolahraga pada tahun 2016.
"Kemudian pengembangan potensi lain yaitu promosi, potensi bisnis olahraga," katanya.
Dari tahun 2016, Air Force Run berkelanjutan hingga tahun 2019. Dalam perjalanannya, Air Force Run dipatenkan sehingga kini sudah berbadan hukum.
"Sudah ada hak cipta, legal," tegas penerbang berbintang satu di pundaknya ini.
Advertisement