Kasus ISPA di Jakarta Turun 7 Persen, Dinkes DKI: Kebijakan WFH Cukup Efektif

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengungkapkan, kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Ibu Kota turun tujuh persen sejak dua minggu terakhir.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 27 Sep 2023, 18:08 WIB
Imbauan menggunakan masker guna mengantisipasi terjadinya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat memburuknya kualitas udara Jakarta beberapa waktu terakhir. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengungkapkan, kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Ibu Kota turun tujuh persen sejak dua minggu terakhir.

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ngabila Salama mengatakan, hal ini tak lepas dari kerja sama pemerintah pusat dan daerah untuk menurunkan polusi udara.

"Kebijakan WFH juga dirasakan cukup efektif untuk mengendalikan cepat kadar polusi udara yang akhirnya berpengaruh pada jumlah kasus ISPA dan pneumonia yang trendnya menurun," kata Ngabila dilansir dari Antara, Rabu (27/9/2023).

Ngabila menambahkan, penurunan kasus ISPA, pneumonia, dan Influenzae Like Illness (ILI) di DKI Jakarta menurun dalam 14 hari terakhir, mulai terlihat sejak 14 September 2023.

Dia menjelaskan, pada minggu ke-3 September, ISPA turun tujuh persen, pneumonia turun 18 persen dan ILI turun 29 persen dibanding minggu sebelumnya.

Hal tersebut berdasarkan pengamatan bersama Kementerian Kesehatan RI dari website Kemenkes RI yang datanya diinput setiap hari oleh seluruh Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan serta rumah sakit di DKI Jakarta.

Meski demikian, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tetap mengimbau warga Jakarta untuk mencegah paparan polusi dengan 3 cara. Pertama, menghindari aktivitas di luar rumah jika tidak terlalu mendesak, terutama kelompok rentan seperti bayi, balita, ibu hamil dan lansia.

Kedua, memakai masker KN95/KF94 jika berada di luar rumah karena bisa menyaring polusi dengan efektif 95-100 persen. Ketiga, melakukan imunisasi rutin lengkap anak dan dianjurkan imunisasi haemophilus influenzae tambahan per tahun pada kelompok rentan.

Kemudian, tetap menerapkan pola hidup sehat dengan tips "CERDIK" setiap harinya. Yakni cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin olahraga, diet seimbang, istirahat yang cukup dan kelola stres.

Ngabila menyebutkan, Pemprov DKI juga menganjurkan warga DKI Jakarta untuk menggunakan penyaring udara indoor atau air purifier, menghirup uap air panas dan tetes minyak kayu putih atau esensial untuk melegakan pernapasan. Selanjutnya mengonsumsi suplemen vitamin C, D3 pengganti sinar matahari pagi dan asam lemak omega.


Dinkes DKI Siapkan 31 RSUD dan 44 Puskesmas Kecamatan Layani Warga Terdampak Polusi

Dokter memeriksa kesehatan anak Sekolah Dasar Negeri 06 Lubang Buaya, Jakarta, Jumat (25/8/2023). Pemeriksaan dilakukan untuk menskrining kemungkinan anak-anak terjangkit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). (merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menyediakan 31 RSUD dan 44 puskesmas kecamatan untuk melayani warga yang terdampak polusi udara.

Plt Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, layanan kesehatan ini akan melayani masyarakat selama 24 jam.

"Di puskesmas pun telah tersedia Poli Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan layanan Pojok Polusi untuk edukasi kepada masyarakat," kata Ani dalam keterangan tertulis, Selasa 5 September 2023.

Selain itu, tambah Ani, Pemprov DKI juga bekerjasama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dalam melakukan skrining kesehatan, sosialisasi, dan edukasi terkait polusi udara.

Selain itu, kerja sama juga dilakukan dalam sosialisasi dan edukasi kepada Saka Bhakti Husada (SBH) terkait PHBS yang kemudian akan diteruskan sosialisasi dan edukasi tersebut ke sekolah-sekolah oleh Puskesmas dan SBH.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya