Waspada, Gempa Guguran Gunung Karangetang Terekam Sebanyak 35 Kali

Selain gempa guguran terekam juga 114 kali gempa embusan, serta 69 kali gempa hybrid/fase banyak.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 28 Sep 2023, 18:39 WIB
Sempat dinyatakan normal, Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Provinsi Sulut, kembali bergejolak, Senin (15/4/2019). (Liputan6.com/ Yoseph Ikanubun)

Liputan6.com,Sitaro - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, menyebutkan terekam sebanyak 35 kali gempa guguran Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, pada periode evaluasi 16-22 September 2023.

Laporan evaluasi yang dibagikan Pos Pengamatan Gunung Karangetang, selain gempa guguran terekam juga sebanyak 114 kali gempa embusan, serta 69 kali gempa hybrid/fase banyak.

Terekam juga sebanyak lima kali gempa vulkanik dangkal, 22 kali gempa vulkanik dalam, empat kali gempa tektonik lokal dan 54 kali gempa tektonik jauh, serta tremor menerus dengan amplitudo antara 0,5 milimeter hingga satu milimeter, dominan 0,5 milimeter.

Secara visual, kata dia, sinar api di atas kawah utama (selatan) teramati pada kolom asap setinggi sekitar 10 meter, sementara kondisi kawah utara teramati asap kawah putih sedang tinggi maksimum sekitar 100 meter.

“Pada malam hari masih tampak adanya api diam di tubuh kubah lava kawah utara, dan guguran selama periode ini tidak teramati,” ujarnya.

Hendra mengatakan, dalam tingkat aktivitas level tiga siaga tersebut, masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 2,5 kilometer dari kawah utama (selatan) dan kawah dua (utara), serta 3,5 kilometer pada sektor barat daya, selatan dan tenggara.

PVMBG juga mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Karangetang menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.

"Pemantauan secara intensif oleh PVMBG tetap dilakukan guna mengevaluasi kegiatan Gunung Karangetang," ujar Hendra.

Hendra juga berharap masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya