Amal yang Pertama Dihisab pada Hari Kiamat dan Jadi Tolak Ukur Amalan Lainnya

“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah sholatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi....” (Hadis)

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Sep 2023, 08:30 WIB
Ilustrasi kiamat (Photo by Javier Miranda on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Pada hari kiamat, umat manusia akan dibangkitkan dan dikumpulkan di Padang Mahsyar, sebuah dataran yang luasnya tak terperi.

Kiamat juga disebut pula dengan hari penghakiman. Pada hari itu, semua perbuatan manusia akan dihitung, dipertimbangkan dan akan mendapat balasannya dengan adil.

Yaumul Hisab adalah momen yang menakutkan sekaligus menegangkan. Umat manusia khawatir, dosanya melebihi alam kebaikan yang dilakukannya semasa hidup di alam dunia.

Perlu diketahui, ada satu amalan penting yang pertama kali dihisab dan akan memengaruhi amalan lainnya, yakni sholat. Dalil mengenai hisab pertama ini termaktub dalam hadis Rasulullah SAW yang diririwayatkan Tirmidzi, yang artinya:

Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah sholatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman: ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi)

Mengutip laman Kemenag, dari hadis ini dapat kita pahami bahwasannya sholat adalah amalan pertama yang akan dipertanyakan dari seorang muslim pada hari kiamat nanti, kemudian kita pahami juga bahwasanya sholat adalah semacam ‘tolak ukur’ untuk mengetahui kualitas seorang muslim, karena dikatakan bahwa jika sholatnya baik, maka baiklah ia, demikian pula sebaliknya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Dianjurkan Sholat Berjamaah dan Sholat Sunnah

Ilustrasi kiamat, hari akhir. (Image by liuzishan on Freepik)

 

Selain itu disebutkan juga dalam hadis tersebut bahwa sholat sunnah sangat penting karena jika ada yang kurang dari sholat wajibnya seorang hamba, maka sholat sunahnya lah yang akan menutupi kekurangan tersebut.

Dengan kata lain, dikatakan bahwa hendaklah seorang muslim memperbanyak dan menjaga amalan sunnahnya, bukan hanya mementingkan yang wajibnya saja.

Dalam pelaksanaan sholat di utamakan berjamaah. Shalat berjama'ah memiliki nilai 27 derajat lebih baik daripada shalat sendirian. Oleh sebab itu kita diharapkan lebih mengutamakan shalat berjama’ah daripada shalat sendirian saja. Gemar melaksanakan shalat berjama’ah berarti gemar mencari pahala yang besar.

Rosululloh SAW bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَّعِشْرِيْنَ دَرَجَةً (متفق عليه)

Dari Abdullah ibn Umar ra., sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda: “Shalat berjama’ah lebih utama daripada shalat sendiri, dengan nilai 27 derajat.” (HR. Bukhori Muslim).

Di samping pahala yang besar, di dalam shalat berjama’ah terdapat beberapa hikmah yang besar, di antaranya: Memakmurkan masjid, menambah syiar Islam,mempererat tali persahabatan, menumbuhkan persamaan derajat antar sesama muslim karena tidak ada perbedaan disisi Allah kecuali karena ketaqwaannya, sikap saling pengertian, peduli dan saling tolong menolong antara sesama muslim.

Untuk mendapatkan pahala dan hikmah yang besar dari ibadah shalat, maka kita harus gemar melaksanakan shalat berjama’ah.

Tim Rembulan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya