Pengamat: Gagasan Ganjar Pranowo Unggul di Bidang Pangan dan Lingkungan

Ade menilai Ganjar tampil meyakinkan saat menawarkan gagasan untuk menjaga stabilitas harga pangan di masa depan. Itu tak terlepas dari kinerja Ganjar yang cukup berhasil membangun kedaulatan pangan di Jawa Tengah saat jadi gubernur.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Sep 2023, 13:32 WIB
Bakal calon presiden (Bacapres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo menyampaikan materi saat menghadiri Forum Alumni Perguruan Tinggi se-Indonesia di Djakarta Theater, Jakarta, Minggu (17/9/2023). Dalam kesempatan tersebut, Ganjar memaparkan materi Indonesia Emas. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Ade Reza Hariyadi menilai sejumlah gagasan yang ditawarkan bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo unggul jika dibandingkan dengan dua bacapres lainnya. Menurut Ade, gagasan Ganjar setidaknya jauh lebih berkualitas di bidang pangan dan lingkungan. 

"Pertama soal pangan dan kedaulatan pangan. Saya kira Ganjar ini  cukup berhasil. Kedua, soal lingkungan. Ini menjadi perubahan poin yang menjadi kemudahan  Ganjar untuk dieksplorasi lebih jauh," ucap Ade saat dihubungi di Jakarta, Kamis (28/9/2023). 

Sejak beberapa pekan terakhir, Ganjar telah mulai menyosialisasikan visi-misinya jika ia terpilih sebagai presiden. Termutakhir, Ganjar beradu gagasan dengan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan di acara Mata Najwa yang digelar di Universitas Gadjah Mada (UGM). 

Dalam acara itu, Ade menilai Ganjar tampil meyakinkan saat menawarkan gagasan untuk menjaga stabilitas harga pangan di masa depan. Itu tak terlepas dari kinerja Ganjar yang cukup berhasil membangun kedaulatan pangan di Jawa Tengah saat jadi gubernur. 

Hanya saja, Ganjar belum mengelaborasi lebih jauh rencana-rencana konkret untuk membangun infrastruktur penopang produksi pangan. "Agenda kemandirian pangan pemerintah Jokowi itu lemah dalam infrastruktur penopang produksi pangan," imbuh Ade.  

Di sejumlah forum publik, Ganjar mengungkap tiga strategi utama untuk meningkatkan ketahanan pangan. Pertama, aktivasi birokrasi untuk memantau ketersediaan suplai dan permintaan. Kedua, menggenjot sentra produksi bahan pokok. Ketiga, menyeimbangkan neraca ekspor-impor pangan.

Selain soal pangan, Ade menilai Ganjar juga sebenarnya unggul dalam gagasan merawat kelestarian lingkungan. Namun, ia menyayangkan gagasan Ganjar baru sebatas menyentuh wacana energi hijau dan tranformasi penggunaan kendaraan berbahan bakar listrik.

"Padahal, deforestasi kita sangat tinggi.  Industrialisasi belum ramah lingkungan dan kemandirian kita untuk bertranformasi ke energi ramah juga belum banyak dieksplorasi lebih lanjut.  Padahal, itu bisa jadi nilai jual bagi Ganjar, unggul dari Prabowo dan Anies," kata Ade.

Khusus terkait lingkungan, Ganjar punya visi-misi untuk memulihkan kondisi alam Indonesia. Ganjar merinci sejumlah rencana, semisal mengurangi emisi karbon, mencetak talenta untuk inovasi, serta mendorong ekonomi hijau dan ekonomi biru.

Menurut Ade, Ganjar perlu merumuskan program unggulannya menjadi lebih teknokratis. Dengan begitu, gagasan mengenai stabilitas pangan dan kelestarian lingkungan dan pengurangan emisi gas rumah kaca dan ekonomi hijau serta ekonomi biru lebih terukur.

"Sebab, kalau kita lihat dari semua pengalaman pilpres selama ini antara political planning atau perencanaan politik, yakni menyusun visi-misi antara capres dan cawapres yang didukung oleh pengusung yang diterjemahkan dalam perencanaan pembangunan nasional lima tahunan itu, saya kira koherensi atau keterikatan sangat lemah," ucap Ade.

 


Diterima di Pelosok Desa

Bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo (Muhammad Radityo Priyasmoro/Liputan6.com)

Ade menilai, selama ini gagasan para capres-cawapres hanya sekadar menjadi dokumen administrasi untuk mencalonkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Namun, gagasan-gagasan itu seringkali tidak konsisten dijalankan saat kampiun pilpres menjabat sebagai presiden.

"Sebaiknya Ganjar merancang pijakan perencanaan pembangunan nasional, baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Jadi, kapasitas dalam negara pemerintahan diterjemahkan dalam program-program pemerintahan antara jangka pendek, jangan menengah dan jangka panjang," kata Ade.

Ade menilai gagasan-gagasan juga Ganjar relatif bisa diterima di kalangan pemilih pedesaan karena menawarkan solusi yang menjadi persoalan pemilih pedesaan. Terkait topik, Ade melihat gagasan Ganjar bertarung diperbincangkan publik dengan gagasan bacapres Anies Baswedan yang relatif bersemi di pemilih perkotaan.

"Saya melihat ide ketersediaan lumbung pangan dan infrastruktur pertanian yang selama ini digagas Pak Ganjar bisa direplikasi pada konteks nasional. Tapi, gagasan ini harus dirumuskan lebih teknokratik, agar tidak hanya sekadar political campaign saja. Sehingga yang dijanjikan bisa direalisasikan ke dalam program-program yang nyata,"ucap Ade.

Meski begitu, Ade menilai tak semua gagasan Ganjar jauh lebih baik ketimbang dua bacapres lainnya. Menurut dia, gagasan Ganjar di bidang pendidikan bisa disaingi oleh Anies dan Prabowo.

Infografis Megawati dan Hasto Bicara Bursa Cawapres Pendamping Ganjar. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya