Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan Yayasan Multi Kreasi Berdikari (MKB) Rikal Dikri menilai, pengembangan di Pulau Rempang adalah demi kesejahteraan rakyat. Sebab, Rempang Eco-City adalah proyek strategis nasional yang bertujuan untuk pemerataan ekonomi.
“Rempang Eco City (REC) adalah upaya untuk membangun sebuah peradaban modern, pusat perekonomian Indonesia bukan lagi di Pulau Jawa melainkan sudah mulai merata" kata Rikal dalam keterangan diterima, Kamis (28/9/2023).
Advertisement
Rikal berharap, tujuan baik tersebut harus dilindungi dengan integritas yang kuat. Sebab, proyek REC sangat strategis dan rentan dengan konflik kepentingan. Oleh karena itu, dia mengajak agar semua komponen masyarakat, tokoh adat, dan pemerintah ikut berunding meluruskan masalah yang ada saat ini.
"Ya, pastinya (perundingan) ini harus segera dilakukan, karena ini akan menjadi catatan internasional sebagai preseden buruk bagi Indonesia" saran dia.
Rikal meyakini, REC adalah bagian dari pembangunan peradaban ekonomi bangsa. Apalagi, Indonesia yang diproyeksikan akan menduduki peringkat ke 5 dunia dalam parameter produk domestik bruto (PDB).
"Negara kita ini kan diproyeksikan akan menduduki peringkat ke 5 PDB di dunia, sudah barang pasti investasi asing itu merupakan satu pilar dari empat pilar qiwam al-dunya (tegaknya dunia) yakni syakha-i al-aghniya, kedermawanannnya para pengusaha" yakin pria karib disapa Kang Rikal ini.
4 Pilar
Baginya, tegaknya sebuah peradaban bangsa itu dengan 4 pilar, yaitu adl al-umara (keadilan para pemimpin), ilm al-ulama (kecerdasan para ilmuwan), syakha'i al-aghniya (kedermawanan para saudagar), dan du'a al-fuqara (do'anya rakyat).
Dia pun meminta kepada para ilmuwan, pengamat, ulama, untuk bisa menggunakan ilmunya untuk memberikan narasi-narasi sejuk dan damai untuk kesejahteraan bersama dan bukan sebaliknya.
"Empat pilar itu harus kita hayati betul, pemerintah harus bersikap adil, sepertinya ini sudah dilakukan oleh Pak Jokowi dengan ganti-untung terhadap masyarakat Rempang,” Rikal menutup.
Advertisement