Elektabilitas Stabil, Prabowo Dinilai Butuh Sosok Teknokrat Muslim Moderat

Sesuai kebutuhan konstitusi, cawapres seharusnya datang dengan derajat konstitusionalnya yang bukan sekadar ‘ban serep’. Apalagi bila elektabilitas dan segenap kekuatan lain telah terkumpul mendukung kekuatan capresnya untuk bisa terpilih.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Sep 2023, 07:40 WIB
Partai Bulan Bintang (PBB) tengah gencar menyodorkan nama ketua umumnya Yusril Ihza Mahendra, sebagai kandidat calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subianto. Meski begitu, Yusril mengaku PBB tidak akan memaksakan hal tersebut.

Liputan6.com, Jakarta Bakal Calon presiden (Bacapres) Prabowo Subianto hingga kini belum memutuskan siapa yang akal menjadi pendampingnya sebagai bakal calon wakil presiden di Pilpres 2024. 

Pengamat Poltik Universitas Nasional Syafrizal Ramber mengatakan, dengan elektabilitas yang sudah cukup baik, semestinya  sosok cawapres Prabowo tidak hanya muncul dengan kekuatan elektabilitas guna mendukung keterpilihan.

Sesuai kebutuhan konstitusi, cawapres seharusnya datang dengan derajat konstitusionalnya yang bukan sekadar ‘ban serep’. Apalagi bila elektabilitas dan segenap kekuatan lain telah terkumpul mendukung kekuatan capresnya untuk bisa terpilih. 

Dia pun menilai, yang dibutuhkan Prabowo dari pendampingnya adalah seorang teknokrat berpengalaman. 

Syafrizal menegaskan, dengan kian kompleksnya tugas konstitusional negara ke depan, prinsip meritokrasi menjadi hukum besi yang makin niscaya dalam urusan memilih sosok cawapres. 

"Yang diperlukan Prabowo, dengan kekuatan Partai Golkar (Golongan Karya) dan jaringan SBY (Susilo Bambang Yudhono) yang telah merapat dan mendeklarasikan dukungan, sejatinya adalah seorang teknokratis, intelektual, dan cendekiawan yang menguasai aspek ketatanegaraan serta kepemerintahan,” kata Syafrizal, Kamis (28/9/2023).

Merujuk Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 sekaligus melihat diabaikannya fungsi wakil presiden dalam lima tahun terakhir, doktor ilmu politik yang pernah bertugas dua tahun di Ukraina itu menegaskan, meski Konstitusi menyatakan tugas wapres adalah membantu presiden, tugas dan wewenangnya jauh lebih kompleks dibanding seorang menteri yang juga seorang pembantu presiden. 

Untuk itulah, perlu dicari figur yang secara meritokrasi jelas mumpuni, mengerti segala hal yang bersangkutan dengan teknis penyelengaraan negara, seorang intelektual, sekaligus idealnya mewakili komunitas besar tertentu.

 


Figur Ideal Dampingi Prabowo

Ketum Partai Gerindra sekaligus bacapres, Prabowo Subianto (tengah) bersama Ketum Partai Golkar Airlangga Hartanto (kedua kiri), Ketum PAN Zulkifli Hasan (kedua kanan), Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra (kanan) dan Ketum Gelora Anis Matta (kiri) sesaat sebelum melakukan rapat tertutup di kantor DPP Golkar, Jakarta, Kamis (14/9/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pengamat politik dari Lembaga Riset Publik (LRP), Muhammad Al-Fatih menilai, sosok Yusril Ihza Mahendra adalah figur paling mumpuni untuk membantu Prabowo pada tugas-tugas presidensinya.

"Ketua Umum PBB (Partai Bulan Bintang) yang selama ini senantiasa mendukung Prabowo, yakni Prof Yusril Ihza Mahendra adalah figur paling tepat. Yusril adalah seorang negarawan, intelektual, dan politisi yang pernah tiga kali menjabat menteri strategis di bawah tiga presiden yang berbeda. Yusril juga punya segudang pengalaman di dunia internasional,” ujar Al-Fatih, Kamis (28/9/2023).

Dia menunjuk peran Yusril ikut menyusun berbagai Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), memimpin delegasi Indonesia ke berbagai pertemuan internasional, serta pernah menjadi Presiden Asia-Africa Legal Consultative Organization yang berkedudukan di New Delhi. 

Yusril juga sosok politisi Islam moderat yang diterima oleh semua golongan. Ia menunjuk pernyataan almarhum Gus Dur yang pernah mengatakan bahwa kakek Yusril ialah ulama Nahdlatul Ulama (NU) kultural, meski ayah Yusril seorang Masyumi.

Karena itu, Yusril akrab dengan amalan-amalan keagamaan yang dipraktikkan kalangan NU. Tidak heran Yusril akrab dengan keluarga Hadratusyeikh Hasyim Asy'ari, mulai dari Pak Ud, Gus Dur, dan Gus Solah.

Infografis Kode Keras Dukungan PSI ke Prabowo di Pilpres 2024. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya