Liputan6.com, Jakarta - Kisah menarik datang lagi dari Markas Sabilu Taubah (ST) Pusat, Kediri, yang diasuh Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam.
Kali ini cerita Anita, wanita asal Banyuwangi Jawa Timur yang mengaku sudah mualaf 10 tahun lalu. Namun dirinya tidak mantap dengan keislamannya.
Pasalnya ia tidak dibimbing oleh suaminya. Dia mengaku sebelumnya mendiang suaminya hanya Islam KTP.
Untuk memantapkan keislamnnya, dia ingin membaca dua kalimat syahadat serta dibimbing soal ibadah oleh Gus Iqdam langsung.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Anita Anak Tokoh Agama Hindu
Mengawali pembicaraan keduanya, Gus Iqdam menanyakan apa agama sebelumnya.
"Gimana-gimana sebelumnya agamanya apa. Nita sebelumnya agamanya apa?," tanya Gus Iqdam.
"Agama saya sebelumnya Hindu, saya anak pemangku," kata Anita
"Apa itu," kata Gus Iqdam.
Nita menjelaskan jika pemangku adalah rohaniawan agama Hindu, jika dalam Islam adalah kiai.
Advertisement
Tak Dibimbing Sebagaimana Mestinya
Ketika ditanya alasan masuk Islam, ia hanya menjawab ingin. Keinginan yang sudah lama terpendam.
Setelah memperhatikan pernyataan Anita, ternya sepuluh tahun lalu dirinya sudah mualaf, namun tak mendapatkan bimbingan seperti yang diharapkan.
Ia awalnya berharap jika suaminya mau membimbingnya. Namun ia tak mendapatkan yang ia harapkan dari suami yang dicintainya tersebut. Bahkan ia menyebut suaminya sebagai Islam KTP.
"Saya mualaf gus, tapi sama suami tidak dibimbing dengan baik, suami saya Islamnya Islam KTP," kata Anita.
Islam KTP
Mendengar jawaban Islam KTP, Gus Iqdam dengan pelan menanyakan kepada seluruh jamaah yang hadir "wonge teko?," kata Gus Iqdam, yang artinya orangnya datang? Maksudnya ia menanyakan kepada jamaahn apakah orang yang Islam KTP datang di pengajiannya. 'Wonge teko' ini menjadi salah satu jargonnya.
Gus Iqdam melanjutkan, jika orang yang menikah sudah ada kewajiban menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka.
"Sudah jadi suami ga boleh pletra pletre. Islamnya harus tenanan, ga boleh cuma ngopa ngopi, istri harus dibimbing," ujar Gus Iqdam
Kemudian Nita juga menceritakan jika selama 10 tahun menjadi pemeluk agama Islam ia mengaku tidak pernah dibimbing oleh suaminya. Kedatangannya ke markas ST Pusat ini setelah peringatan 100 hari kepergian suaminya.
Suaminya meningga karena mengidap penyakit kanker paru-paru dan gagal ginjal.
Sebelum membaca syahadat yang dibimbing Gus Iqdam, untuk menambah semangat beribadah Anita diberikan alat sholat. Ia juga diminta untuk mencari jodoh agar ke depan ada yang membimbngnya.
Saat proses syahadat ulang tersebut, awalnya lancar tanpa ada sesenggukan. Namun diakhir syahadat, Anita sesenggukan namun masih bisa kontrol. Tapi tangisnya tak bisa ditahan ketika membaca arti dua kalimat syahadat.
Penulis: Nugroho Purbo
Advertisement