Sambal Buroq, Sajian Pedas Khas Banten yang Wajib Dicoba

Menikmati kuliner Banten seperti sate bandeng dan sate bebek akan kurang lengkap tanpa mencicipi sambal buroq yang pedas sebagai pendamping makanan utama.

oleh Putri Anastasia Bangalino Suryana diperbarui 30 Sep 2023, 13:00 WIB
ilustrasi kulit melinjo/krisbiantoandy/Shutterstock

Liputan6.com, Jakarta - Sambal buroq, hidangan pedas khas Banten, telah mencuri perhatian bagi pencinta kuliner Banten. Kelezatan dan keunikan rasa sambal ini telah membuatnya menjadi salah satu sajian favorit yang patut dicoba bagi para pecinta makanan pedas.

Sambal buroq merupakan simbol keaslian dan tradisi kuliner khas Banten. Bukan hanya sekadar hidangan pedas, Sambal Buroq merupakan bagian dari identitas kuliner Banten yang kaya akan kulinernya. Penggunaan bahan-bahan segar dan bumbu tradisional menciptakan rasa autentik yang tak bisa disamai oleh sambal dari daerah lain.

Sambal buroq memiliki waktu khusus untuk disantap, yang biasanya berkaitan dengan hidangan-hidangan khas Banten. Hidangan seperti ikan bakar, ayam goreng, atau makanan laut lainnya sering disajikan dengan sambal buroq sebagai pendamping yang sempurna. Biasanya, sambal buroq lebih sering ditemui selama acara-acara khusus, pesta, dan perayaan tradisional di Banten.

Berbahan utama kulit tangkil dengan warna merah menggoda, irisan cabai merah dan hijau yang pedas, teri yang gurih dan bumbu-bumbu, Sambal Buroq memiliki rasa nikmat di lidah.


Sejarah dan Keunikan Sambal Buroq

Sambal buroq memiliki sejarah panjang di daerah Banten. Hidangan ini berasal dari tradisi masyarakat Banten yang terbiasa menyajikan sajian pedas untuk menemani hidangan utama. Nama "buroq" sendiri berasal dari bahasa Sunda yang berarti "pedas," yang sesuai dengan karakteristik utama sambal ini.

Meskipun awalnya lebih dikenal di Banten, sambal buroq telah mendapatkan popularitas yang pesat di seluruh Indonesia. Kelezatannya yang unik telah memikat hati banyak pencinta makanan pedas di seluruh negeri.

Uniknya Sambal Buroq tidak mudah dijumpai di restoran dan rumah makan, sebab sambal ini bersifat sambal rumahan.

Asal mula popularitas sambal buroq terkait dengan tradisi gariung, yang merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh penduduk Banten. Tradisi ini mencakup serangkaian kegiatan, seperti doa bersama, pembacaan shalawat, dan pengajaran ayat-ayat suci Al-Qur'an sebagai ekspresi rasa syukur. Sambal Buroq menjadi hidangan yang selalu disajikan dalam acara tersebut.


Bahan dan Proses Pembuatan

Bahan Pembuatan 

200 gr kulit melinjo

50 gr teri medan

3 buah cabai hijau besar

2 buah cabai merah besar

1 papan pete

Bahan Halus

5 butir kemiri

5 siung bawang merah

4 siung bawang putih

5 buah cabai rawit

1 sendok makan terasi matang

Gula dan garam secukupnya

1 batang serai

1 ruas lengkuas


Proses Pembuatan

Persiapan Bahan

  1. Cuci bersih kulit melinjo dan iris tipis.
  2. Goreng teri medan hingga renyah, lalu tiriskan.
  3. Iris juga cabai merah dan cabai hijau dengan ketebalan yang diinginkan. Sisihkan.

Membuat Bumbu Halus

  1. Panaskan minyak secukupnya di wajan. Tumis bumbu halus (kemiri, bawang merah, bawang putih, cabai rawit, dan terasi matang) hingga harum dan matang.
  2. Tambahkan bumbu yang sudah digeprek (serai dan lengkuas) ke dalam tumisan.
  3. Lanjutkan menumis hingga bumbu halus dan bumbu yang digeprek tercampur merata dan mengeluarkan aroma yang menggugah selera.
  4. Masukkan potongan kulit melinjo ke dalam tumisan bumbu. Tumis hingga kulit melinjo agak layu dan tercampur bumbu dengan baik.

Penambahan Bahan Lain

  1. Setelah kulit melinjo mulai mengering sedikit, campurkan potongan cabai merah, cabai hijau, pete, dan teri medan ke dalamnya.
  2. Aduk semua komponen dengan merata untuk mencampurkan rasa dengan baik.
  3. Tes sambal untuk mengecek rasa. Pastikan untuk menambahkan gula dan garam sesuai selera. Jika rasa sudah sesuai, Anda dapat menghentikan proses memasaknya.
Infografis Jenis-Jenis Plastik yang Berpotensi Jadi Sampah. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya