Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan, banyak negara-negara di dunia kesulitan mengimpor gandum imbas perang Ukraina-Rusia. Akhirnya, banyak anak-anak sekolah di Eropa sudah tidak bisa sarapan pagi.
Mulanya, Jokowi memaparkan, 77 juta ton stok gandum yang berhenti di Ukraina karena perang. Sedangkan, di Rusia ada 130 juta ton gandum yang tak bisa diekspor karena keamanan laut. Imbasnya negara lain tidak bisa impor gandum dari dua negara itu.
Advertisement
"Artinya total dari 2 negara itu yang tidak bisa keluar gandumnya 207 juta ton. Yang terjadi adalah di Afrika, di Asia maupun di Eropa sendiri kekurangan pangan itu betul-betul nyata dan terjadi, harga yang naik secara drastis," kata Jokowi di Rakernas PDIP, Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (29/9/2023).
Jokowi lalu mengatakan bahwa banyak anak-anak sekolah di Eropa sudah tak bisa sarapan. Hal itu terjadi karena negaranya kekurangan bahan pangan.
"Bahkan kemarin saya membaca di sebuah berita di satu negara maju di eropa anak-anak sekolah banyak yang sudah tidak sarapan pagi," ucapnya.
"Yang biasanya sarapan pagi sekarang ini sudah tidak sarapan pagi karena kekurangan bahan pangan, karena mahalnya bahan pangan," ungkap Jokowi
Indonesia Impor 11 Juta Ton Gandum
Kepala negara menyebut, Indonesia mengimpor gandum 11 juta ton dari Ukraina dan Rusia. Karena situasi perang, kini impor gandum menjadi sulit.
"Perang ukraina kelihatannya perang dan jauh dari kita, tapi ternyata gandum yang tadi disampaikan ibu Mega, gandum kita, kita impor gandum itu 11 juta ton dan hampir 30 persen dari Ukraina dan Rusia krn disana memang produsen gandum terbesar dunia," kata Jokowi.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement