Liputan6.com, Jakarta - Ada cara mudah yang bisa dilakukan masyarakat untuk mengecek kesehatan jantung secara mandiri. Guru Besar Aritmia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr dr Yoga Yuniadi, Sp.JP(K) menyebut, MENARI atau Meraba Nadi Sendiri bisa dilakukan oleh individu untuk mendeteksi kemungkinan gangguan irama jantung.
"Ini satu cara mudah untuk mendeteksi kelainan irama jantung. Caranya dengan menempatkan tiga jari (jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis) ke bagian lengan kita lalu raba (nadi) pelan saja sampai mereasakan detak nadi yang juga detak jantung kita. Kita hitung selama 30 detik, ada berapa ketukannya," tutur Yoga di Jakarta, Selasa, 26 September 2023.
Advertisement
Hasil ketukan yang didapat ketika meraba nadi selama 30 detik perlu dikalikan dengan angka dua agar bisa menemukan jumlah irama detak jantung atau dikenal juga sebagai heart rate yang tepat untuk setiap menitnya.
Jika hasil yang didapat berkisar antara 50 hingga 90 ketukan per menit (bpm) dan tidak mengalami keluhan lainnya, maka artinya jantung Anda berada dalam kondisi sehat.
Namun, jika hasil yang didapat kurang dari hasil pengukuran ideal 50-90 bpm, maka kemungkinan ada masalah dengan sistem kerja jantung.
"Misalnya ada yang dapat cuma 40 bpm atau terlalu lambat disebut bradikardia. Atau ada juga yang setelah dihitung dia dapat 120 bpm atau terlalu cepat, artinya ada yang salah tuh. Karena denyutan yang benar tidak seperti itu," ujar Yoga, dilansir Antara.
Perhatikan Pola Ketukan
Selain menghitung jumlah ketukan, indikator lain yang juga penting diperhatikan dari metode MENARI adalah pola ketukan yang dirasakan.
Yoga menyebut, idealnya ketukan yang dihasilkan oleh jantung yang sehat biasanya stabil dan cenderung kuat.
"Kalau misalnya saat diraba itu ada yang kuat dan ada yang lemah, bisa jadi itu ada masalah seperti penyakit Fibrilasi Atrium," kata dokter yang juga anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI).
Advertisement
Segera Konsultasi Jika Alami 2 Hal Ini
Apabila mengalami dua hal yakni detak jantung tidak stabil serta memiliki hasil pengukuran detak jantung kurang atau melebihi batas ideal, maka ada baiknya segera konsultasi dengan tenaga medis.
Deteksi dini kesehatan jantung penting dilakukan mengingat penyakit jantung jadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Data Riset Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya ada 15 dari 1.000 orang atau 4,2 juta orang yang menderita penyakit kardiovaskular dan 2.784.064 menderita penyakit jantung.