Liputan6.com, Jakarta - Hari kiamat merupakan hari berakhirnya kehidupan makhluk di dunia. Umat Islam wajib mempercayai adanya hari akhir ini, sebab terjadinya hari kiamat merupakan rukun iman.
Terjadinya hari kiamat merupakan rahasia Allah SWT yang tidak diketahui siapapun.
Jika merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kiamat adalah hari kebangkitan sesudah mati, orang yang telah meninggal dihidupkan kembali untuk diadili perbuatannya. Atau hari akhir zaman, dunia seisinya rusak binasa dan lenyap.
Lalu bagaimana kondisi mulut manusia saat kiamat, apakah akan melaporkan semua perbuatan manusia kepada sang pencipta?
Berikut penjelasan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Tangan dan Kaki Bisa Berbicara
Mengutip NU Online Kiai Miftach menjelaskan bahwa pada hari kiamat, Allah menakdirkan tangan dan kaki berbicara, sementara mulut dikunci, mereka menjadi saksi atas perbuatan maksiat yang manusia lakukan.
“Qur’an menyatakan, Surat Yasin ayat 65, Al-yauma nakhtimu 'ala afwahihim wa tukallimuna aidihim watasyhadu arjuluhum bima kanu yaksibun. (Pada hari kiamat Allah menutup, Allah kunci mulut-mulut mereka, di hari itu mulutnya sudah nggak bisa bicara),” kata Kiai Miftach dalam tayangan YouTube Multimedia KH Miftachul Akhyar yang dikutip oleh NU Online.
Kiai Miftach menjelaskan bahwa Allah mentakdirkan pada hari kiamat, tangan dan kaki bisa berbicara, bahkan seluruh anggota badan, lalu bercerita dibuat apa saja dan ke mana saja selama hidup.
“Bahkan juga diperkuat Surat An-Nur ayat 24: Yauma tasyhadu 'alaihim alsinatahum wa aidihim wa arjuluhum bimaa kaanuu ya'maluun. (Di hari mulut-mulut mereka akan bersaksi memberatkan mereka, tangan-tangan mereka juga bersaksi, kaki-kaki mereka juga bersaksi),” terangnya.
Advertisement
Kuncinya adalah Taubat
Pengasuh Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya ini menambahkan, bukan hanya anggota badan saja yang bersaksi di hadapan Allah. Tetapi, tanah yang diinjak untuk melakukan kemaksiatan juga akan bersaksi.
“Bahkan tanah yang kita injak, kita tempati melakukan maksiat juga akan bersaksi nanti, tempat mana saja yang kita gunakan melakukan kemaksiatan akan bersaksi. Mulut sudah dikunci, semua ngomong sendiri-sendiri, mata ngomong, hidung ngomong, telinga ngomong, kaki ngomong, tempat yang pernah digunakan ngomong,” terangnya.
Akan tetapi, menurut Kiai Miftach, jika bertaubat maka semua saksi-saksi yang menyaksikan perbuatan-perbuatan maksiat saat hidup di dunia akan dibuat lupa oleh Allah.
Allah Cinta Hambanya yang Bertaubat
“Karena taubat kepada Allah, semua saksi-saksi yang menyaksikan perbuatan-perbuatan di saat hidup di dunia ini dilupakan oleh Allah. Anggota nanti yang akan bersaksi itu tangan, kaki, mata semuanya dilupakan oleh Allah, karena pertaubatan,” jelasnya.
“Sehingga ketika sowan kepada Allah tidak ada satupun yang menyaksikan perbuatan-perbuatan kita, kenapa? Karena Allah cinta kepada mereka yang mau tobat, berapapun dosanya mau tobat, Allah cinta. Cinta Allah tadi semua yang akan membuat saksi yang memberatkan dilupakan oleh Allah,” pungkas Kiai Miftach.
Penulis: Nugroho Purbo
Advertisement