Top 3: 28 Perusahaan Antre IPO di BEI, 9 Punya Aset Jumbo

Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Minggu, 1 Oktober 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Okt 2023, 07:26 WIB
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Adapun hingga 29 September 2023, terdapat 66 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 66 emiten itu mencapai Rp 49,4 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menuturkan, apabila sesuai rencana, pencatatan perdana untuk perusahaan tercatat ke-67 dan ke-68 akan dilaksanakan  pada 6 Oktober 2023, angka tersebut melampaui pencapaian listing terbanyak sejak 1990.

"Dengan demikian jumlah tersebut telah melampaui pencapaian jumlah listing perusahaan terbanyak sepanjang sejarah Bursa pada tahun 1990, yaitu  66 perusahaan,” kata Nyoman kepada awak media, Sabtu, 30 September 2023.

Artikel 28 perusahaan antre IPO di BEI, 9 punya aset jumbo menyita perhatian pembaca di saham. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham? Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Minggu, (7/1/2023):

1.28 Perusahaan Antre IPO di BEI, 9 Punya Aset Jumbo

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Adapun hingga 29 September 2023, terdapat 66 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 66 emiten itu mencapai Rp 49,4 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menuturkan, apabila sesuai rencana, pencatatan perdana untuk perusahaan tercatat ke-67 dan ke-68 akan dilaksanakan  pada 6 Oktober 2023, angka tersebut melampaui pencapaian listing terbanyak sejak 1990.

"Dengan demikian jumlah tersebut telah melampaui pencapaian jumlah listing perusahaan terbanyak sepanjang sejarah Bursa pada tahun 1990, yaitu  66 perusahaan,” kata Nyoman kepada awak media, Sabtu, 30 September 2023.

Berita selengkapnya baca di sini


2.Wall Street Bervariasi Setelah Rilis Data Inflasi AS

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan  Jumat, 29 September 2023. Investor mengamati perkembangan terbaru tentang potensi penutupan pemerintah atau shutdown dan mengakhiri bulan yang sulit untuk saham.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (30/9/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 158,84 poin atau 0,47 persen ke posisi 33.507,50. Koreksi saham di indeks Dow Jones dipimpin perusahaan travel. Indeks S&P 500 tergelincir 0,27 persen ke posisi 4.288,05. Indeks Nasdaq naik tipis 0,14 persen ke posisi 13.219,32.

Indeks Dow Jones dan S&P 500 menguat seiring pelaku pasar menyambut baik data yang menunjukkan inflasi yang mungkin mereda. Di wall street, indeks Dow Jones sempat naik 227 poin atau 0,7 persen. Sedangkan indeks S&P 500 bertambah 0,8 persen. Indeks Nasdaq menguat 1,4 persen ke posisi terbaiknya pada sesi ini.

Pembacaan terbaru indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi atau personal consumption expenditures (PCE) yang merupakan metrik inflasi pilihan the Federal Reserve (the Fed) dirilis pada Jumat pagi ini. PCE inti yang tidak mencakup harga pangan dan energi berfluktuatif naik 0,1 persen pada Agustus dan 3,9 persen setiap tahun.

Berita selengkapnya baca di sini


3.Trading dengan Reksa Dana Saham, Apakah Bisa?

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Pada dasarnya reksa dana saham merupakan instrumen investasi yang dikelola secara langsung oleh manajer investasi. Namun, tak sedikit pihak investor yang berkeinginan untuk melakukan trading dengan reksa dana saham. 

Apakah hal demikian dapat dilakukan oleh investor?

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menyampaikan, aktivitas trading dengan reksa dana saham merupakan sesuatu yang wajar atau sah-sah saja dilakukan oleh investor, sebagaimana layaknya trading dengan instrumen saham secara langsung.

Namun, hal itu sangat bergantung pada timing investor yang bersangkutan ketika membeli ataupun menjual reksa dana sahamnya. 

"Idealnya investor masuk beli reksa dana saham ketika harga rendah dan profit taking ketika harga naik di level yang mereka inginkan," ujar dia dalam Indonesia Invesment Education, Sabtu, 30 September 2023.

Apabila investor tetap ingin trading dengan reksa dana, Rudiyanto menyarankan agar investor tersebut memanfaatkan reksa dana indeks. Sebab, reksa dana indeks memiliki selisih imbal hasil atau tracking error yang tipis dengan indeks saham yang menjadi rujukannya. Semakin kecil tracking error-nya, maka reksa dana indeks tersebut bisa dikatakan berhasil dikelola dengan baik oleh manajer investasi.

Berita selengkapnya baca di sini 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya