Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo mengunjungi pameran otomotif Indonesia Modification dan Lifestyle Expo (IMLE) 2023 di JCC Jakarta, Sabtu (30/9/2023). Terdapat banyak unit kendaraan dipamerkan, namun sosok pria berambut putih itu langsung melirik sebuah mobil bertema RI-1 Concept.
"Wah ada mobil presiden ini," kagum Ganjar seperti dikutip dari siaran pers diterima, Minggu (1/10/2023).
Advertisement
Sekilas mobil itu seperti mobil biasa. Namun setelah dilihat dengan detil, design interior maupun eksteriornya berbeda dengan mobil lainnya.
"Mobil ini kami design khusus untuk mengakomodasi kinerja presiden pak. Konsepnya mobil kepresidenan. Designnya khusus dan pas dengan medan di segala daerah di Indonesia," kata salah satu modifikator kepada Ganjar.
Rifat Sungkar, pembalap nasional yang mendampingi Ganjar menjelaskan, mobil tersebut adalah satu-satunya kendaraan custom di Indonesia yang mengusung konsep mobil kepresidenan. Mobil itu, kata Rifat, dibuat oleh anak bangsa dari berbagai daerah di Indonesia.
"Ini satu-satunya mobil custom tema kepresidenan Pak Ganjar. Idenya memang sangat menarik," ucap Rifat.
Ganjar yang tidak puas hanya memandangi eksterior juga tertarik masuk hingga interior melihat dengan detil mobil RI-1 itu. Dia pun kembali memuji hasil kreasi anak bangsa tersebut.
"Keren modifikasinya, idenya juga menarik," ucapnya.
"Pas buat Pak Ganjar nanti kalau sudah dilantik jadi presiden," celetuk para modifikator di lokasi.
Jadi Ajang Curhat Pegiat Otomotif
Tak hanya memamerkan karyanya, kesempatan bertemu Ganjar itu dimanfaatkan oleh para modifikator untuk menyampaikan curahan hati (curhat) soal keluh kesahnya. Mereka menilai, kreasi mereka terhalang oleh kebijakan negara yang dirasa kurang mendukung.
"Pak tolong pak, aturannya dipermudah. Kami selalu terkendala karena aturan yang dirasa tidak mendukung. Misalnya harus mengganti mesin mobil, itu tidak laku dijual karena di jalan selalu dipermasalahkan petugas," curhat para modifikator itu.
Ganjar mendengarkan dengan cermat apa yang menjadi masukan para modifikator itu. Menurut dia, di tengah situasi yang berubah dengan cepat termasuk otomotif, maka harus ada kejelasan agar mereka bisa berkarya.
"Misalnya ada mesin motor yang dibuat untuk mobil, ada mereka yang berkarya di bagian body. Pertanyaannya, industri yang sangat kreatif ini belum mendapatkan keluwesan untuk berbisnis," jelas Ganjar.
Sehingga, lanjut Ganjar, karya mereka belum bisa berkembang karena tidak ada surat-suratnya. Maka negara, lanjut Ganjar, harus terlibat memberikan solusi.
"Ketika ada mesin motor dibuat mobil dan suratnya nggak ada, maka ini mesti diadakan. Ini masuk kategori X sehingga mereka para modifikator ini mendapatkan ruang. Maka inilah industri kreatif yang aturannya juga harus kreatif lagi," dia menandasi.
Advertisement