Liputan6.com, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Jawa Barat mendistribusikan air bersih sebanyak 1.351.390 liter atau 1,3 juta liter lebih untuk 51 desa yang tersebar di 20 kecamatan akibat kekeringan yang melanda.
"Untuk pendistribusian air bersih saat ini terus dilakukan, karena sekarang mulai banyak permohonan dari warga masyarakat karena terdampak kekeringan," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung Beny Sonjaya di Kabupaten Bandung, melansir Antara, Minggu (1/10/2023).
Advertisement
Dia menjelaskan, bantuan air bersih yang telah didistribusikan itu ditujukan bagi 404.378 jiwa penerima manfaat.
Menurut Beny, krisis air bersih yang dialami masyarakat terjadi sejak ditetapkan status darurat kekeringan pada 25 September 2023.
"Dilihat dari banyaknya permohonan bantuan air bersih dari warga masyarakat dan banyaknya kebakaran lahan," kata dia.
Benny menegaskan, BPBD Kabupaten Bandung setiap hari melayani masyarakat yang membutuhkan air bersih untuk minum hingga untuk mandi, cuci, dan kakus (MCK).
"Terutama untuk masak dan minum, kalau kekeringan di daerah Banjaran dan Arjasari dipakai untuk MCK juga karena di daerah sana sumurnya mengering," terang dia.
Beny mengungkapkan, saat ini sebanyak 27 kecamatan yang mengalami risiko sedang dan empat kecamatan yang mengalami risiko tinggi bencana kekeringan.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk bijak dan berhemat dalam memanfaatkan penggunaan air untuk mencukupi dalam Status Tanggap Darurat kekeringan saat ini yang terjadi di wilayah Kabupaten Bandung.
"Untuk mengantisipasi kondisi kekeringan berkepanjangan masyarakat diminta untuk hemat air, kedua pemerintah harus tanggap terhadap kekeringan ini, makanya di sini BPBD hadir dengan mendistribusikan air," jelas Beny.
Kriris Air Bersih di Cilacap Meluas, Bolone Mase Salurkan 100 Ribu Liter Air Bersih
Sebelumnya, dampak kemarau panjang di Cilacap, Jawa Tengah makin parah. Terkini, puluhan desa mengalami kekeringan dan krisis air bersih.
Melihat itu, komunitas relawan Bolone Mase menyalurkan bantuan air bersih, terutama di wilayah yang belum mendapatkan bantuan air bersih dari pemerintah maupun pihak lainnya.
Koordinator Bolono Mase Cilacap, Teguh Budi Suhartono mengatakan sejauh ini pihaknya telah menyalurkan sebanyak 20 tangki atau sekitar 100 ribu liter air bersih ke beberapa desa di sejumlah kecamatan.
Di antaranya, Ujungmanik Kecamatan Kawunganten, Cinangsi Kecamatan Gandrungmangu, Bulupayung, Cimrutu dan Rawaapu Kecamatan Patimuan. Masing-masing mendapatkan sekitar 2-4 tangki bantuan air bersih.
Kata dia, desa-desa ini benar-benar mengalami krisis air bersih karena sumur sudah mengering dan sumber air lainnya tak layak digunakan apalagi dikonsumsi.
"Misalnya Desa Ujungmanik itu karena berbatasan dengan Laguna Segara Anakan, airnya hitam dan asin. Tidak layak digunakan," kata Teguh, Minggu 30 September 2023.
Advertisement
Solusi Jangka Panjang dan Harapan
Teguh menjelaskan, krisis air bersih di Cilacap terjadi nyaris tiap tahun. Sebab, di beberapa desa, terutama kawasan pesisir, warga hanya bisa mengandalkan air hujan dan sumur dangkal.
Sementara, saat memasuki musim kemarau, sumur dangkal sudah tidak layak digunakan karena intrusi air laut sehingga berbau dan berasa asin.
Karenanya, butuh solusi jangka panjang agar krisis air bersih yang dialami itu bisa segera teratasi. Dengan begitu, masyarakat tidak lagi mengalami krisis air bersih.
Menurut dia, penanganan dampak kekeringan di Cilacap mesti melibatkan semua pemangku kepentingan, mulai dari tingkat daerah hingga pusat.
Di sisi lain, Bolone Mase juga melihat sosok Gibran Rakabuming Raka putra Presiden Jokowi sukses memimpin Kota Solo. Berbagai terobosan telah dilakukan Mas Gibran yang dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata Jawa Tengah dan Nasional di Surakarta.
"Karena itu, melihat prestasi Mas Gibran memimpin Solo, kami sebagai relawan mendorong agar beliau bisa memimpin di tingkat yang lebih tinggi," ucap dia.
Warga Terharu
Masyarakat terdampak kekeringan sangat berterima kasih atas pengiriman bantuan air bersih oleh relawan Bolone Mase. Pasalnya, selama ini mereka harus membeli air bersih, baik untuk konsumsi maupun keperluan MCK.
Salah satunya adalah Siti Ngafi'ah, warga Cikadim, Desa Rawaapu, Kecamatan Patimuan. Siti bilang, selama ini membeli air bersih jrigenan maupun galon.
Air konsumsi dibeli dengan harga Rp8.500 per galon, sementara air bersih dibeli dengan harga Rp5.000 per jeriken. "Bagi kami berat untuk membeli terus-terusan," ucap Siti.
Karena itu, dia sangat berterima kasih atas pengiriman bantuan air bersih dari Bolone Mase. Air bersih ini setidaknya bisa mengurangi beban pengeluaran yang harus dikeluarkan pada kemarau panjang ini.
"Terima kasih kepada Bolone Mase. Mas Gibran, kalau bisa bantuan air bersihnya bisa rutin untuk mengurangi beban kami," ucap dia.
Advertisement