Liputan6.com, Jakarta - Lagi, publik dihebohkan tingkah tidak senonoh warga negara asing (WNA) di Bali. Seorang pria turis asing dituduh melecehkan tempat ibadah di Pulau Dewata karena bermeditasi di sana tanpa sehelai kain pun alias telanjang.
Terkait ini, di akun Instagram-nya, yang memuat nama Alistare Holden Dickinsin, ia menulis keterangan unggahan dalam bahasa Inggris yang artinya, "Menjawab komplain orang-orang yang bersikap kasar secara online terkait video saya bermeditasi telanjang di tanah milik saya sendiri."
Advertisement
Di video yang memperlihatkan si turis telanjang itu, ia menjelaskan, "Video saya viral. Namun sayangnya, tidak ke arah yang positif. Izinkan saya memberi Anda beberapa konteks sebelum Anda menghakimi saya. Saya bertemu dengan seorang petani Bali yang sedang berjuang mempertahankan keuangan pribadinya."
"Saya ingin membantunya, jadi saya menawarkan pinjaman. Kami sepakat dia akan menjaminkan tanahnya. Setelah ia gagal membayar, secara sah tanah tersebut jadi milik saya. Sebagai pengembara digital dan pembuat konten yang berbelas kasih, saya memutuskan bersikap baik."
"Setelah mengambil rumah, sawah, dan kuilnya, saya memutuskan membiarkan dia dan keluarganya tinggal di rumah tamu satu kamar tidur, sementara itu sedang direnovasi untuk diiklankan di Airbnb. Jadi ketika orang lain mengatakan saya bermeditasi telanjang di tempat suci, saya ingin memberi tahu Anda bahwa mereka salah."
"Orang-orang begitu cepat menilai suatu hal akhir-akhir ini. (Padahal) penting untuk berbelas kasih," tandas si WNA tersebut.
Dikecam Niluh Djelantik
Penjelasan itu nyatanya tidak mendinginkan suasana. Kecaman keras tetap diutarakan warganet, termasuk desainer sepatu dan aktivis sosial Niluh Djelantik. Membagikan ulang unggahan orang asing tersebut, ia menanggapi, "PELECEHAN TERHADAP TEMPAT IBADAH HARUS DITINDAK TEGAS !!!"
"Tolong pak polisi @poldabali @imigrasidenpasar @imngurahrai @ditjen_imigrasi @silmykarim. Mohon segera amankan WNA di video ini. Kami sudah muak dengan kelakuan turis sampah yang melecehkan tanah kelahiran kami," imbuhnya.
Niluh juga menulis keterangan dalam bahasa Inggris yang langsung ditujukan pada WNA tersebut, yang artinya, "Saya harap ini semacam lelucon yang ingin Anda sampaikan pada kami, karena itu tidak lucu sama sekali. Anda harus bertanggung jawab atas unggahan Anda."
"Kita berhadapan dengan orang asing yang tidak menghormati kuil suci Hindu. DAN INI BUKAN YANG PERTAMA KALINYA!!! Jangan memperburuk keadaan dan menambah masalah. Kami tidak menganggap enteng tindakan seperti ini. Anda harus menjelaskan pada pihak berwenang apa maksud tulisan Anda," tandasnya.
Advertisement
Dibanjiri Kritik
Di kolom komentar unggahan di pria asing, kecaman juga belum surut. "Ohhhh man… upaya untuk membenarkan tindakanmu ini membuatmu tampak seperti orang bodoh yang lebih bodoh lagi. Mengapa kamu meminjamkan uang pada seseorang yang sudah mengalami kesulitan keuangan, dengan mengetahui sepenuhnya bahwa mereka akan kesulitan membayarnya kembali."
"(Kamu) kemudian mengambil TANAH MEREKA. Kamu bukan pahlawan. Kamu memanfaatkan seseorang yang berada dalam posisi rentan. Juga hanya untuk membodohimu, karena kamu jelas tidak mengerti. Terlepas apakah itu "tanahmu" atau bukan. KUIL ITU SUCI, tidak peduli apakah itu ruang publik atau pribadi, itu bukan sekedar patung atau perabot."
"Jujur saja, ketidaktahuanmu sungguh luar biasa," sindir salah satunya. Ada juga yang berkomentar, "Anda melakukan kesalahan besar dengan mengakui bahwa tanah itu sudah jadi milik Anda padahal Anda mendapatkannya dari orang yang berutang uang pada Anda."
"Peraturan di negara ini tidak memperbolehkan orang asing memiliki hak kepemilikan tanah," imbuhnya. "Tidak sesederhana itu. Anda akan menyadari hal ini setelah polisi dan pihak imigrasi menangkap dan mendeportasi Anda."
Pengetatan Aturan
Merespons semakin seringnya turis berulah tidak semestinya di Bali, sebelumnya Direktur Jenderal Imigrasi Indonesia, Silmy Karim telah mengumumkan pembentukan kelompok yang didedikasikan untuk menindak turis asing yang berperilaku buruk di Indonesia. Tim baru ini dikenal sebagai Satuan Tugas Bali Becik.
Silmy telah menetapkan target setidaknya 100 operasi kontrol imigrasi sebulan, termasuk denda, bahkan deportasi. Upaya ini juga termasuk dalam hadirnya nomor hotline baru, di mana warga diajak untuk secara resmi melaporkan pengaduan terhadap turis asing yang melanggar norma masyarakat setempat.
Silmy juga mengatakan ada korelasi kuat antara turis asing yang berperilaku buruk dan "kantong tipis." Artinya, turis asing yang bermasalah sering kali tidak membelanjakan cukup uang ketika berwisata. Menurut Silmy, masalah utama turis asing adalah "turis berbelanja rendah yang sering membuat masalah."
"Karena Bali masuk kategori destinasi wisata murah sehingga menarik wisatawan berkantong tipis," ujar dia. Selain, otoritas Bali juga sudah merilis daftar hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan pelancong saat tiba di Pulau Dewata.
Advertisement