Liputan6.com, Jakarta Pernikahan terpisah atau pernikahan akhir pekan (Living Apart Together/LAT), adalah sebuah konsep di mana pasangan yang sudah menikah, tetap menjalani kehidupan terpisah secara fisik, dengan memiliki rumah atau tempat tinggal yang berbeda.
Baca Juga
Advertisement
Pernikahan terpisah sering kali dipilih oleh pasangan yang memiliki gaya hidup, pekerjaan, atau preferensi yang sangat berbeda. Seperti halnya pasangan Jepang, Hiromi dan Hidekazu Takeda di mana telah menikah dan memiliki anak, tetapi tinggal terpisah.
Mereka memadukan cinta dan dukungan dalam pernikahan, tetapi mempertahankan gaya hidup individu mereka. Hiromi adalah pelatih kebugaran, Hidekazu adalah konsultan bisnis yang sibuk, dan mereka merasa lebih baik dengan rumah terpisah.
Keputusan ini didasarkan pada pengalaman masa lalu mereka, termasuk kegagalan pernikahan Hidekazu dan ketegangan dalam keluarga Hiromi. Berikut ini kisah cinta pasangan asal Jepang yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (2/10/2023).
Pasangan Jepang ini Nikah dan Hidup Terpisah
Pasangan yang berasal dari Jepang Hiromi dan Hidekazu Takeda, telah menjalani pernikahan selama bertahun-tahun, bahkan memiliki seorang anak bersama, tetapi mereka memilih untuk tinggal terpisah, dengan jarak satu jam perjalanan di antara mereka, dan tidak pernah berbagi rumah.
Pernikahan semacam ini, yang sering disebut sebaga hidup terpisah bersama (LAT), yang telah menjadi sangat populer di Jepang. Pendekatan ini memungkinkan pasangan untuk mengalami yang terbaik dari dua dunia. Di satu sisi, mereka tetap menikmati cinta dan dukungan satu sama lain, sementara di sisi lain, mereka dapat menjaga gaya hidup individu mereka tanpa khawatir, mengenai intervensi pasangan mereka.
Dalam esensi, pernikahan terpisah memungkinkan pasangan untuk merasakan manfaat dari pernikahan dan kebebasan hidup lajang, tetapi hubungan ini tetap kuat karena didasarkan pada cinta dan rasa saling menghormati. BBC baru-baru ini melaporkan kisah pasangan Jepang, yang menganut konsep pernikahan terpisah.
Hiromi Takeda adalah seorang wanita kuat dan mandiri, yang bekerja sebagai pelatih kebugaran dan manajer gym. Suaminya Hidekazu, adalah seorang konsultan bisnis yang menghabiskan sebagian besar waktunya di depan komputer, menjawab email, dan menulis laporan. Meskipun gaya hidup mereka sangat berbeda, mereka memiliki cinta dan rasa hormat yang mendalam satu sama lain, dan mereka memutuskan untuk tidak campur tangan dalam kehidupan masing-masing. Solusinya adalah tinggal di rumah terpisah, dengan jarak sekitar satu jam perjalanan.
Hidekazu berbicara kepada BBC, "Saya jarang menginap di rumah istri saya. Karier saya memiliki bobot dan penting bagi saya. Selama pernikahan saya sebelumnya, saya begitu sibuk dengan pekerjaan saya sehingga kadang-kadang saya tidak pulang ke rumah selama berhari-hari. Saya rasa itu membuat mantan istri saya sangat tidak bahagia. Pelajaran terbesar yang saya pelajari dari pernikahan saya sebelumnya adalah bahwa perempuan harus mandiri secara finansial."
Advertisement
Berbagi Perspektif dan Pengalaman
Hiromi juga berbagi perspektifnya, "Jika suami saya ada di rumah, mungkin saya tidak merasa bebas untuk melakukan beberapa hal, yang bisa membuat saya stres. Dengan cara ini, saya terhindar dari stres semacam itu." Mereka memiliki seorang anak bersama, yang tinggal bersama ibunya. Mereka bertemu hanya dua atau tiga kali seminggu, terutama saat Hiromi membutuhkan bantuan dalam merawat anak. Meskipun pendekatan ini mungkin tampak aneh bagi beberapa tetangga mereka, Hiromi dan Hidekazu yakin bahwa "hidup bersama" bukanlah unsur penting dalam pernikahan.
Hiromi menjelaskan, "Hidup bersama bukanlah suatu keharusan. Saya dan suami sama-sama puas dengan kehidupan kami saat ini. Kami memilih pernikahan seperti ini agar merasa aman dengan memiliki seseorang yang memberikan dukungan emosional, sambil tetap menjaga gaya hidup pribadi kami. Semua orang berhak memilih gaya hidupnya sendiri."
Keputusan pasangan ini untuk menjalani pernikahan terpisah, terinspirasi oleh pengalaman masa lalu mereka. Bagi Hidekazu, itu adalah hasil dari kegagalan pernikahannya dengan istri pertamanya, sementara bagi Hiromi, itu datang dari melihat ketegangan dalam pernikahan orangtuanya saat dia tumbuh dewasa. Pengalaman ini membuatnya mempertanyakan, apakah pasangan yang tidak bahagia harus tetap tinggal bersama hanya karena itu adalah norma sosial yang diharapkan.
Sebagaimana dilaporkan oleh BBC, pernikahan terpisah semakin populer di Jepang karena mewakili pendekatan yang fleksibel terhadap hubungan. Ini memungkinkan individu merasakan cinta dan dukungan dari pasangan hidup mereka, tanpa harus mengorbankan karier, hobi, atau kebiasaan pribadi mereka.