Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyebut, banyak informasi liar yang beredar di media sosial terkait rencana investasi di Pulau Rempang.
Hal ini disampaikan Bahlil saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI secara virtual di Jakarta, Senin (2/10/2023). Bahlil menyayangkan, masyarakat justru lebih mempercayai informasi liar terkait proyek Pulau Rempang yang beredar di media sosial daripada pernyataan resmi pemerintah.
Baca Juga
Advertisement
"Banyak sekali di sosmed yang beredar, kadang-kadang rakyat kita ini lebih mempercayai sosmed daripada berita benar," kata Bahlil dikutip dari kanal YouTube TVR PARLEMEN, Senin (2/10/2023).
Bahlil pun menyebutkan beberapa narasi liar di sosial media terkait proyek pembangunan Rempang Eco City. Misalnya saja, ada narasi yang meragukan perusahaan asal China Xinyi Glass Holding Ltd mampu membangun industri sebesar 11,6 miliar dollar AS di Pulau Rempang.
Menurut Bahlil, proyek tersebut memiliki beberapa item yakni, kawasan industri yang terintegrasi, pabrik pemrosesan pasir silica, industri soda abu, industri kaca panel tata surya, industri kaca float, industri silikon, industri polisilikon, industri sel modul surya, serta infrastruktur pendukungnya.
"(Proyek) 11, 6 Miliar dollar AS ini bukan hanya bikin pabrik kaca, ini bagian yang akan kita bangun, ini suatu ekosistem besar. Dan perusahaan ini bukan hanya Xinyi, tapi memang dia yang berada di depan, tapi ada perusahaan lain," ucap Bahlil.
Sejak ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menteri Investasi, Bahlil mengklaim, ia tidak pernah membohongi masyarakat terkait investasi yang masuk ke Indonesia.
"Mana pernah saya bohongi publik atau bohong terhadap investasi yang sudah saya sampaikan kemudian tidak terealisasi. Saya sekolah di kampung tapi enggak bodoh-bodoh banget lah gitu. Jadi saya pikir, tolong yang memberikan komentar juga, jangan kelebihan pintar," tutur Bahlil.
Menteri Bahlil Sebut Warga Pulau Rempang Tak Tolak Investasi
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, mengaku telah berdiskusi dengan perwakilan warga di Pulau Rempang beberapa waktu lalu.
Diskusi tersebut menghasilkan 6 hal kesepakatan dari warga Rempang. Pertama, warga Rempang tidak menolak investasi. Justru mereka menyambut baik.
"Mereka tidak menolak investasi. Mereka sampai mengatakan kiamat 5 kali pun, Rempang ini tidak jalan kalau tidak ada investasi. Jadi mereka welcome dan saya bangga dengan mereka," kata Bahlil dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI, secara virtual, Senin (2/10/2023).
Kedua, warga Rempang meminta agar Pemerintah dan investor menghargai eksistensi masyarakat Kampung Melayu, lantaran mereka telah menempati tempat itu sejak lama.
Ketiga, masyarakat rempang menolak relokasi ke pulau Galang. Kata Bahlil, mereka meminta direlokasi yang masih di kawasan Rempang.
"Mereka maunya di Kampung yang di Rempang, karena mereka orang Rempang bukan orang pulau Galang," ujar Bahlil.
Keempat, warga Rempang meminta hak-hak mereka dengan jelas. Kelima, mereka meminta agar masyarakat diikutsertakan dalam pengembangan kawasan Rempang. Artinya bukan sekedar pekerja biasa, melainkan andilnya lebih besar.
"Investasi ini bukan hanya rakyat jadi pekerja melainkan ikut mengambil bagian sebagai objek dan subjek daripada investasi itu, mungkin mereka bisa jadi pengusahanya, kontraktornya, suppliernya," kata Bahlil.
Keenam, mereka meminta agar pengembangan Kawasan Rempang tidak menghilangkan mata pencaharian warganya yang merupakan nelayan. Sekaligus mereka juga meminta agar kuburan-kuburan di Rempang tidak diganggu.
"Kalau mereka digeser tidak boleh menghilangkan mata pencaharian mereka karena mereka adalah nelayan, dan mereka meminta kuburan-kuburan kampung tua jangan diapa-apain, itulah aspirasi malam itu," pungkas Bahlil Lahadalia.
Advertisement