Pemkab Ngawi Berlakukan Status Tanggap Darurat Karhutla di Gunung Lawu Selama 14 Hari

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi, Jawa Timur, menetapkan Status Tanggap Darurat kejadian bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Lawu selama 14 hari.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 03 Okt 2023, 07:04 WIB
Kebakaran hutan dan lahan di Gunung Lawu. (Istimewa)

Liputan6.com, Ngawi - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi, Jawa Timur, menetapkan Status Tanggap Darurat kejadian bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Lawu selama 14 hari.

"Bupati Ngawi menetapkan Status Tanggap Darurat kejadian bencana karhutla Gunung Lawu, dengan menerbitkan surat, selama 14 hari terhitung sejak tanggal 30 September hingga 13 Oktober 2023," ujar Kepala Pelaksana BPBD Ngawi Prila Yuda Putra di Ngawi, Senin 2 Oktober 2023.

Menurutnya, penetapan status tersebut diberlakukan menyusul karhutla di Gunung Lawu yang belum juga padam. Karhutla Gunung Lawu sudah menjalar ke wilayah sekitar seperti Kabupaten Magetan dan Karanganyar, Jawa Tengah.

Kebakaran hutan di Gunung Lawu pertama kali muncul di wilayah Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, sejak beberapa hari terakhir. Meskipun hutan di Gunung Lawu  telah mengalami beberapa kali kebakaran dalam sebulan terakhir.

Selain lahan kering, kebakaran yang kini kembali terjadi terjadi juga semakin meluas karena kondisi angin yang bertiup kencang.

Kepala BPBD Jawa Timur Gatot Soebroto menyatakan, kondisi api saat ini belum padam secara keseluruhan, dan kondisinya saat ini masih cukup besar dan bergerak keatas, kearah barat mengarah ke puncak Gunung Lawu.

"Wilayah petak yang sudah terbakar meliputi petak 33, 38, 39, 40 dan 43," ujar Gatot, Senin (2/10/2023).

Gatot mengaku belum mengetahui pasti penyebab kebakaran itu. Sebab, titik api di wilayah ini sudah terpantau beberapa kali, dan berhasil dipadamkan, tetapi titik api kembali menyala.

"Kejadian karhutla dilaporkan di Petak 40, RPH Manyul, BKPH Lawu Utara, Desa Giri Mulyo, Kecamatan Jogorogo pada Jumat lalu. Titik api dipastikan dari pemukiman sekitar 5 kilometer," ucapnya.

Saat ini, lanjut Gatot, tim pemadam gabungan hari ini membuat sekatan/ilaran agar api tidak mengarah ke hutan produktif.

"Untuk proses pemadaman dibagi menjadi empat regu meliputi, Regu I berjumlah 114 personel dengan sasaran pembuatan sekat bakar/ilaran petak 42 dan 48 RPH Campurejo," ujarnya.


Kerahkan Heli Water Bombing

Gunung Lawu. (dok.Instagram @lawumountain/https://www.instagram.com/p/CR7hXf0JLxv/Henry)

Regu II berjumlah 25 personel dengan sasaran alur / batas hutan lindung dan produksi petak 40, batas RPH manyul dengan Campurejo. Regu III berjumlah 119 personel dengan sasaran wilayah ukir bayi. Regu IV berjumlah 203 personel dengan sasaran wilayah Desa Ngetrep dan Desa Ngendut.

"Sementara luas area terbakar per Tgl 01 Oktober 2023 sekitar 643,80 hektare. Visual area Gunung Lawu masih terlihat kepulan asap, cuaca terpantau cerah," ucap Gatot.

Menurutnya, proses pemadaman juga mengalami sejumlah kendala. Salah satunya, medan yang curam dan angin yang kencang. Meski demikian, kata Gatot, BPBD Jatim melanjutkan koordinasi dengan BNPB dan Perhutani untuk mengupayakan pemadaman dengan Water Bombing.

"BPBD Jatim bersama BPBD Kab. Ngawi memberikan dukungan logistik kepada petugas pemadam gabungan guna penanganan Karhutla Gunung Lawu," ujar Gatot.

Infografis Siaga Darurat Karhutla Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya