Membaca Arah Pertemuan SBY-Jokowi di Istana Bogor

Menurut Umam, pertemuan Jokowi-SBY ini menepis anggapan bahwa keduanya sulit membangun ruang komunikasi politik yang produktif jelang Pemilu 2024.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 03 Okt 2023, 07:30 WIB
Presiden Jokowi dan SBY mengenakan baju batik

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC) Khoirul Umam angkat bicara, terkait pertemuan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor, Senin 2 Oktober 2023 kemarin.

Menurut dia, pertemuan SBY-Jokowi ini menepis anggapan bahwa keduanya sulit membangun ruang komunikasi politik yang produktif jelang Pemilu 2024.

“Kedua pemimpin yang selama ini berada di dua poros politik yang berbeda, tetap mampu mendiskusikan isu politik kebangsaan, tidak menutup kemungkinan Jokowi-SBY mendiskusikan sejumlah isu politik praktis, termasuk terkait Koalisi Indonesia Maju (KIM),” tulis Umam dalam keterangan pers diterima, Selasa (3/10/2023).

Umam mengamini, dugaan sosok Presiden Jokowi yang ada di balik orkestrasi kekuatan politik yang kini juga menjadi tempat bernaung bagi Partai Demokrat. Jika benar, lanjut Umam, maka hal tersebut akan menambah moril perjuangan kubu pencalonan presiden dari Prabowo Subianto.

“Pencapresan Prabowo seolah kini telah didukung oleh dua tokoh presiden, yakni Presiden RI ke-6 SBY dan Presiden RI ke-7 Jokowi,” jelas dia.

Dosen Ilmu Politik & International Studies, Universitas Paramadina ini menambahkan, merapatnya Demokrat ke kubu koalisi pemerintahan menjadi wajar jika memunculkan spekulasi tentang kemungkinan Demokrat mendapatkan jatah kursi menteri dalam Reshuffle tahap akhir pemerintahan Jokowi.

Sebab, positioning Demokrat dalam sejumlah wacana perdebatan kebijakan publik, kini tampak bergeser ke tengah, meskipun tetap mencoba menjaga nalar kritis konstruktifnya.

“Di sisi lain, Nasdem dan PKB yang kini berada di Koalisi Perubahan tampak semakin kencang dan berani menunjukkan garis perbedaan arah kebijakan dengan pemerintahan Jokowi saat ini. Hal ini akan menjadi ujian bagi Jokowi, apakah ia benar-benar akan membuktikan bahwa dirinya betul-betul memegang kekuatan presidential dengan hak veto politik yang besar, atau tetap akan tunduk di bawah bayang-bayang instruksi pimpinan partai,” singgung Umam.


Momentum Besar Rekonsiliasi Jokowi-SBY

Presiden Joko Widodo saat berbincang dengan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (27/10). Keduanya melakukan pertemuan di teras belakang Istana Merdeka. (Laily Rachev / Biro Pers Setpres)

Umam melanjutkan, jika Jokowi akhirnya memberikan jatah kursi menteri kepada Demokrat, maka hal ini akan menjadi momentum besar bagi terjadinya rekonsoliasi kekuatan politik Jokowi dan SBY. Artinya, Jokowi bisa ditafsirkan terbebas dari bayang-bayang tekanan Megawati.

“Pasalnya (partai tempat Jokowi beraada) yang konon pernah menyatakan keberatan atas masuknya Demokrat ke koalisi pemerintahan pada 2019 lalu,” Umam menandasi.

Infografis Mimpi SBY Naik Kereta Bersama Jokowi dan Megawati. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya