Inggris Resmi Larang Penggunaan Plastik Sekali Pakai, Pemilik Toko dan Restoran Didenda Jika Melanggar

Larangan terhadap beberapa barang plastik sekali pakai baru saja diberlakukan di seluruh Inggris. Namun para pegiat lingkungan telah memperingatkan bahwa larangan tersebut tidak mencakup beberapa barang yang paling menimbulkan polusi.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 03 Okt 2023, 14:06 WIB
Ilustrasi limbah plastik. (dok. Tanvi Sharma/unsplash/Adhita Diansyavira)

Liputan6.com, Jakarta - Larangan terhadap beberapa barang plastik sekali pakai baru saja diberlakukan di seluruh Inggris. Hal ini berarti dunia usaha tidak lagi diperbolehkan memasok beberapa barang seperti gelas polistiren dan peralatan makan plastik.

"Larangan baru ini merupakan langkah besar berikutnya dalam misi kami untuk menindak limbah sampah berbahaya," kata Menteri Lingkungan Hidup Rebecca Pow, dilansir dari Euro News, Selasa (3/10/2023).

Pemerintah telah menerapkan "larangan terdepan di dunia" dan mengenakan pajak terhadap bentuk plastik lainnya, tambahnya. "Aturan baru ini akan melindungi lingkungan dan membantu mengurangi sampah menghentikan polusi plastik yang mengotori jalanan dan mengancam satwa liar kita," sambung Rebecca.

Pertama kali diumumkan pada Januari 2023, kebijakan ini merupakan bagian dari tujuan untuk menghilangkan semua "sampah plastik yang dapat dihindari" pada 2042. Peraturan di Inggris berbeda dengan Skotlandia yang menerapkan kebijakan serupa tahun lalu dan Wales yang akan menerapkan larangan tersebut pada akhir bulan ini.

Lalu apa saja yang termasuk dalam larangan tersebut? Mulai tanggal 1 Oktober 2023, bisnis seperti toko, restoran, dan layanan bawa pulang tidak akan dapat memasok, menjual, atau menawarkan barang-barang plastik sekali pakai tertentu kepada pelanggan.

Mereka bisa dikenai denda dan tuntutan pidana apabila tidak mematuhi aturan baru. Larangan tersebut mencakup peralatan makan termasuk cangkir dan wadah makanan berbahan polistiren yang dianggap tidak ramah lingkungan


Jenis Plastik yang Dilarang

Ilustrasi gelas plastik. (Photo created by upklyak on www.freepik.com)

Larangan ini mencakup semua jenis plastik sekali pakai termasuk plastik yang dapat terbiodegradasi, dapat dibuat kompos, dan didaur ulang. Dampaknya, perusahaan tidak akan dapat memasok barang-barang ini meskipun mereka memiliki sisa stok sebelum pelarangan.

Ada juga pembatasan pada piring, nampan, dan mangkuk plastik sekali pakai, tetapi makanan yang dibawa pulang masih dapat menggunakan wadah, nampan, dan pembungkus yang dipakai ulang. Dan, disebutkan bahwa pengecer masih dapat memberi Anda tutup polistiren pada cangkir kopi selama cangkirnya tidak terbuat dari bahan tersebut.

Hal ini menambah larangan terhadap sedotan plastik sekali pakai, pengaduk, dan cotton bud yang diperkenalkan pada 2022. Pemerintah mengatakan pihaknya berencana untuk melarang semua kemasan plastik di kemudian hari, tetapi tanggal pastinya belum ditentukan. 

Inggris diperkirakan menggunakan 2,7 miliar peralatan makan sekali pakai yang sebagian besar terbuat dari plastik dan 721 juta piring sekali pakai setiap tahunnya. Hal ini berarti setiap orang menggunakan sekitar 37 peralatan makan dan 18 piring. 


Hanya 10 Persen Plastik yang Didaur Ulang

Ilustrasi botol plastik sekali pakai. (dok. Polina Tankilevitch/Pexels.com)

Menurut perkiraan pemerintah, hanya 10 persen dari barang-barang tersebut yang didaur ulang dan sisanya membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai di tempat pembuangan sampah.

Bagaimana larangan plastik sekali pakai di Inggris dibandingkan dengan larangan di UE? City to Sea, salah satu badan amal yang membantu mendorong pelarangan tersebut, mengatakan bahwa hal tersebut "dimenangkan dengan susah payah dan sangat lambat untuk diterapkan".

Laporan tersebut menunjukkan bahwa langkah-langkah yang diambil Inggris diperkenalkan dua tahun setelah peraturan serupa diamanatkan di seluruh UE dan empat tahun setelah peraturan tersebut disetujui oleh semua lembaga Eropa.

Beberapa negara anggota telah melangkah lebih jauh seperti Perancis di mana kemasan plastik sekali pakai pada lebih dari 30 jenis buah dan sayuran serta kemasan sekali pakai untuk restoran makan telah dilarang. Bahkan di Inggris, Skotlandia telah bergerak lebih cepat dan larangan yang diberlakukan di Wales mencakup lebih banyak barang seperti kantong plastik sekali pakai.

City to Sea juga mengatakan bahwa, meskipun peralatan makan sekali pakai adalah salah satu barang yang paling banyak berserakan di Inggris, penyebab utamanya adalah plastik lain seperti botol kecil. Menurut perkiraan badan amal lingkungan Keep Britain Tidy, jumlah sampah ini hampir seperempat dari seluruh sampah.


Cara Mengurangi Sampah Plastik

Ilustrasi sampah plastik. (Dok. Pixabay)

Mengutip kanal News, Liputan6.com, Selasa (3/10/2023), penggunaan plastik sekali pakai jadi salah satu penyumbang terbesar terhadap jumlah sampah plastik. Plastik sekali pakai merupakan barang-barang yang kita gunakan sekali lalu buang, seperti kantong belanja, botol air minum, sedotan, dan peralatan makan yang terbuat dari plastik.

Adapun cara termudah mengurangi sampah plastik adalah dengan menghindari pemakaian plastik yang tidak perlu dan plastik sekali pakai. Untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, kita bisa mulai dengan membawa botol minum sendiri ketika bepergian.

Dengan cara ini, tidak perlu lagi membeli air minum dalam kemasan botol plastik setiap kali merasa haus. Di samping itu, kita juga bisa membawa tas belanja sendiri ketika berbelanja. Menariknya, sering kali ada supermarket yang menawarkan diskon bagi pelanggan yang membawa tas belanja sendiri.

Perlu diingat, agar bisa mengurangi penggunaan plastik sekali pakai tidak hanya tentang membawa botol minum dan tas belanja sendiri. Kita pun dapat menghindari penggunaan peralatan makan plastik sekali pakai, seperti piring, sendok, garpu, dan sedotan. Sebagai gantinya, biasakan untuk membawa peralatan makan sendiri dari rumah.

 

Infografis Jenis-Jenis Plastik yang Berpotensi Jadi Sampah. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya