Asia Financial, Penawar Utama Divestasi Bank Danamon

BPPN memutuskan konsorsium Asia Financial Indonesia sebagai <i>preferred bidder</i> atau penawar yang diutamakan dalam divestasi 51 persen saham pemerintah di Bank Danamon.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Mei 2003, 06:29 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) memutuskan konsorsium Asia Financial Indonesia sebagai preferred bidder atau penawar yang diutamakan dalam divestasi 51 persen saham pemerintah di Bank Danamon. Dengan penetapan status ini, konsorsium yang beranggotakan Temasek Grup (perusahaan investasi dari Singapura) dan Deutsche Bank (bank dari Jerman) ini akan menjalani fit and proper test Bank Indonesia dan penandatanganan sale purchase agreement. Kemenangan konsorsium Asia Financial Indonesia disampaikan Ketua BPPN Syafruddin Temenggung dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (5/5).

Menurut Syafruddin, konsorsium ini dinilai memenuhi semua persyaratan drop date test yang telah ditetapkan BPPN. Sementara dua penawar lainnya yakni Bhakti Capital-Bank Mega dan Artha Graha tak memenuhi syarat. Pasalnya dalam penawaran terakhir, Bhakti Capital-Bank Mega hanya menyampaikan nilai penawaran tanpa dokumen pendukung yang lain, seperti bid bond sebesar US$ 15 juta. Sedangkan konsorsium Artha Graha sama sekali tak memasukkan dokumen final bid.

Mengenai nilai divestasi 51 persen Bank Danamon, Syafruddin menjelaskan, konsorsium Asia Financial Indonesia menawar sebesar Rp 1.202 per saham atau senilai Rp 3 triliun rupiah atau 1,22 kali nilai buku Bank Danamon [baca: Saham Danamon Harus Lebih 1,1 Nilai Buku]. Sedangkan Bhakti Capital Indonesia-Bank Mega mengajukan harga penawaran sebesar Rp 1.025 per saham. Namun, Syafruddin menegaskan, harga yang ditawarkan para bidder bukanlah satu-satunya faktor utama dalam menentukan pemenang divestasi ini. Soalnya, dengan kedua harga tersebut pemerintah tetap akan menerima dana sebesar Rp 3 triliun lebih dari penjualan 51 persen sahamnya di bank tersebut.

Yang menarik dari kemenangan konsorsium Asia Financial Indonesia adalah kian kuatnya bisnis gru Temasek--anggota konsorsium tersebut--di Tanah Air. Sebelumnya, perusahaan pemerintah Singapura yang lebih banyak bergerak di bidang telekomunikasi ini sudah membeli PT Indosat. Dalam divestasi tersebut, Temasek yang tergabung dalam perusahaan Singapore Technologies Telemedia (STT) membeli 41,95 persen saham Indosat dengan harga Rp 12.950 per saham [baca: Singapore Technologies Telemedia Pemenang Divestasi Indosat].(ORS/Fahmi Ihsan)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya